Klasifikasi Shopping Motivation Konsumen Berdasarkan Store Atmosphere dan Loyalitas Konsumen di Lotte Mart Cabang Pasar Rebo, Jakarta Timur

wiranti, Nindya Azhari (2019) Klasifikasi Shopping Motivation Konsumen Berdasarkan Store Atmosphere dan Loyalitas Konsumen di Lotte Mart Cabang Pasar Rebo, Jakarta Timur. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

[thumbnail of FEB_MNJ_1502025187_Nindya Azhari W.pdf]
Preview
Text
FEB_MNJ_1502025187_Nindya Azhari W.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Eceran atau disebut pula ritel (retail) adalah salah satu cara memasarkan produk yang mencakup semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Organisasi atau seseorang yang menjalankan bisnis ini juga disebut pengecer. Dalam praktiknya, pengecer melakukan pembelian barang atau produk dalam jumlah besar dari produsen, atau importir baik secara langsung atau melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.
Metode yang digunakan penulis adalah metode klasifikasi CART (pohon regresi). Metode CART merupakan metode nonparametrik yang berguna untuk mendapatkan suatu kelompok data yang akurat sebagai pencirian dari suatu pengklasifikasian. Metode ini bekerja dengan mengelompokkan setiap pola atau data dalam sebuah kelas-kelas tertentu. Tujuan dari metode classification adalah untuk menemukan model yang dapat menjelaskan class attribute yang terdapat dalam pola yang sudah dikelompokkan tersebut.
Hasil perhitungan menggunakan metode CART sebagai berikut :
1. Responden yang memiliki motivasi berbelanja (shopping motivation) sebagai sarana berjalan-jalan (adventure/ explore shopping) memiliki ciri, yaitu:
1) Berusia diatas 31 tahun, tidak melakukan pembelian (act) dan tertarik dengan general exterior yang gampang diakses.
2. Responden yang memiliki motivasi berbelanja (shopping motivation) yang lebih melihat harga atau dari diskon (value shopping) memiliki ciri, yaitu:
1) Tidak mempedulikan general interior, berusia kurang dari 30 tahun dan tidak melakukan pembelian (act).
2) Mempedulikan general interior, berusia kurang dari 30 tahun dan tidak melakukan pembelian (act).
3. Responden yang memiliki motivasi berbelanja (shopping motivation) sebagai sarana untuk melihat-lihat barang baru (idea shopping) memiliki ciri, yaitu:
1) Pelanggan baru yang tidak tahu Lotte Mart, berusia diatas 21 tahun, melakukan pembelian (act) dan menganggap general exterior pada Lotte Mart mudah diakses.
4. Responden yang memiliki motivasi berbelanja (shopping motivation) sebagai sarana bersosialisasi (social shopping) memiliki ciri, yaitu:1) Mempedulikan kenyamanan general interior menjadi alasan utama nya, tidak membandingkan (appeal) antara Lotte Mart dan hypermart yang lain dan tidak mempedulikan general exterior yang tidak mudah diakses.
2) Tidak mempedulikan kenyamanan general interior menjadi alasan utama nya, tidak membandingkan (appeal) antara Lotte Mart dan hypermart yang lain dan tidak mempedulikan general exterior yang tidak mudah diakeses.
5. Responden yang memiliki motivasi b6erbelanja (shopping motivation) sebagai sarana hiburan (relaxation shopping) memiliki ciri, yaitu:
1) Responden membandingkan (appeal) antara Lotte Mart dengan hypermart yang lain dan tidak mempedulikan general exterior yang tidak mudah diakses.
2) Pelanggan baru (aware) yang tidak tahu Lotte Mart, berusia diatas 21 tahun, membeli barang (act) dan mempedulikan general exterior yang mudah diakses.

Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Manajemen S1
Depositing User: libfeb libfeb libfeb
Date Deposited: 03 Aug 2022 04:27
Last Modified: 03 Aug 2022 04:27
URI: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/16202

Actions (login required)

View Item View Item