Peranan dan Strategi Panglima Besar Jenderal Soedirman Pada Masa Perang Kemerdekaan Indonesia (1945 – 1949)

Aji, Harsiwi Paminto dan Naredi, Hari (2020) Peranan dan Strategi Panglima Besar Jenderal Soedirman Pada Masa Perang Kemerdekaan Indonesia (1945 – 1949). Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.

[thumbnail of FKIP_PENDIDIKAN SEJARAH_1701079002_HARSIWI PAMINTO AJI.pdf]
Preview
Text
FKIP_PENDIDIKAN SEJARAH_1701079002_HARSIWI PAMINTO AJI.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan peranan dan strategi Jenderal Soedirman dalam berjuang mempertahankan bangsa Indonesia (1945 – 1949). Metode yang digunakan dalan penelitian ini adalah penelitian sejarah (historical research) yakni berkaitan penyelidikan, pemahaman, penjelasan, dan rekonstruksi kejadian masa lampau. Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa: 1) Jenderal Soedirman dilahirkan hari Senin Pon 18 Maulud 1846 dalam kalender Jawa atau 24 Januari 1916 di Rembang Bantar Barang Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah. 2) Sejak putusan gerilya tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Soedirman bergerak dari Yogyakarta menuju Kediri untuk keperluan. Soedirman bersama Panglima Divisi Brawijaya, Kolonel Soengkono berencana untuk mematangkan strategi. Mereka menjabarkan isi perintah siasat nomor 1/ STOP/ 48/ 5/ 48 mengenai siasat umum perang gerilya TNI yang disusun pada bulan Mei 1948. 3) Peranan Jenderal Soedirman dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah ia berhasil melucuti senjata tentara Jepang dalam jumlah besar tanpa pertumpahan darah sekalipun. Ia juga berhasil mengusir Inggris dari Ambarawa pada tahun 1945. Selain itu, ia memimpin perang gerilya melawan pasukan Belanda pada tahun 1948, yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II. 4) Tanggal 21 Juli 1947 pukul 00:00, pasukan Belanda melancarkan serangan umum yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda I. Atas tindakan Belanda tersebut, hari itu juga Jenderal Soedirman memberikan komando lewat radio menggunakan kode morse. Belanda kembali melakukan aksi militer tanggal 19 Desember 1948. Aksi militer tersebut dikenal Agresi Militer Belanda II. Jenderal Soedirman, tentara, dan dokter pribadinya melakukan perjalanan ke selatan dan memulai perlawanan gerilya selama 7 bulan. 5) Hari Minggu tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman wafat pukul 18:30 di Magelang. Jenazah Jenderal Soedirman dikebumikan di Taman Makam Pahlawan. Pemerintah menginstruksikan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung dan bentuk penghormatan bagi Jenderal Soedirman.

Item Type: Thesis (Bachelor)
Subjects: L Education > LA History of education
Divisions: Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan > Pendidikan Sejarah
Depositing User: libfkip libfkip libfkip
Date Deposited: 24 Jun 2022 02:43
Last Modified: 24 Jun 2022 03:45
URI: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/14717

Actions (login required)

View Item View Item