Wahidin (2011). “Pencapaian Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbantuan Alat Peraga“, SPs UPI, Bandung.
Kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematik perlu dikembangkan melalui proses pembelajaran. Karena kebanyakan siswa SMP masih mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada permasalahan yang menuntut kemampuan penalaran maupun kemampuan pemecahan masalah, sehingga mereka tidak menyukai matematika. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk membantu siswa dalam mencapai kemampuan tersebut. Tawaran untuk hal tersebut adalah pembelajaran berbantuan alat peraga.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menelaah apakah kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematik siswa yang pembelajarannya berbantuan alat peraga lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya konvensional. Selain itu juga ditelaah skala pendapat dan aktivitas siswa selama pembelajaran berbantuan alat peraga. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hanya dengan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran berbantuan alat peraga dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematik yang telah diujicobakan, skala pendapat siswa, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar pertanyaan terbuka. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP dengan sampel penelitian adalah siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Jakarta dengan responden penelitiannya sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak kelas dari delapan kelas yang ada. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematik siswa yang pembelajarannya berbantuan alat peraga secara signifikan lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya konvensional. Skala pendapat siswa memperlihatkan bahwa sebagian besar memberikan pendapat positif tentang pembelajaran matematika berbantuan alat peraga. Aktivitas siswa kelas alat peraga berada pada kategori baik.
Kata kunci: penalaran matematik, pemecahan masalah matematik, pembelajaran berbantuan alat peraga.
Kegiatan program kemitraan masyarakat berupa pelatihan penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kosakata dengan cara yang lebih sederhana, menarik, kreatif dan mudah untuk dipahami siswa.
Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah guru-guru bahasa Inggris sekolah menengah pertama. Pelatihan ini dihadiri 19 guru dari 25 guru yang tergabung dalam MGMP Bahasa Inggris kota Merauke. Pelatihan ini dilakukan secara offline dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan praktik langsung serta evaluasi. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan konsep mind mapping. Metode demonstrasi dipakai untuk menunjukkan suatu proses kerja yaitu tahapan pembuatan mind mapping, metode latihan dilaksanakanuntuk mempraktikkan tahapan yang benar dalam pembuatan mindmapping. Sementara metode tanya jawab untuk memberi kesempatan para peserta berkonsultasi dalam mengatasi kendala dalam pembuatan mind mapping. Bagian akhir dari kegiatan ini yaitu evaluasi dari hasil mind mapping yang telah dibuat dan dipresentasikan oleh peserta.
Ketersediaan tenaga ahli yang memadai dalam program pelatihan ini di program studi Bahasa Inggris, antusiasme peserta, dukungan kepala sekolah dan ketua MGMP kota Merauke terhadap pelaksanaan kegiatan dan dana pendukung dari UHAMKA merupakan pendukung terlaksananya kegiatan ini. Pelatihan ini tidak terlalu mendapatkan banyak kendala mengingat para peserta sudah memiliki pengetahuan dasar tentang metode mind mapping. Namun demikian masih ditemukan kendala terkait keterbatasan waktu untuk pelatihan dan kesesuaian waktu yang dimiliki oleh masing-masing guru. Manfaat yang dapat diperoleh peserta dari kegiatan ini antara lain memberikan tambahan wawasan pembelajaran kosakata bahasa Inggris dengan menggunakan mind mapping yang lebih terarah dan lebih kreatif.
Keberhasilan Belajar Siswa Dapat Lihat Dari Segi Kecerdasan Nya. Karena Kecerdasan Tidak Hanya Dinilai Dari Satu Kecerdasan Yang Dinilai Oleh Angka Tetapi Banyak Kecerdasan Yang Dimiliki Oleh Siswa. Musik Tidak Hanya Dipelajari Secara Auditori Tapi Juga Melibatkan Semua Funsi Pancaindra. Sehingga Mata Pelajaran PAI Bisa Dikembangkan Dengan Proses Pembelajaran Kecerdasan Majemuk Di Sekolah. Dengan Menggunakan Berbagai Metode Yang Menunjang Untuk Mempermudah Siswa Dalam Proses Pembelajaran. Sehingga Siswa Mengetahui Kecerdasan Apa Yang Mereka Miliki Bisa Mempermudah Siswa Dalam Belajar Di Kelas. Penelitian Ini Menggunakan Metode Kuantatif, Untuk Mengetahui Berapa Persentase Pengaruh Kecerdasan Majemuk Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PAI. Populasi Yang Digunakan Yaitu Kelas X Di SMA School Of Human. Untuk Pengambilan Data Menggunakan Metode Sampling Jenuh Karena Dengan Itu Diharapkan Dapat Mewakili Populasi Yang Ada. Pengumpulan Data Dilakukan Dengan Wawancara, Dokumentasi Dan Penyebaran Kuesioner Yang Menggunakan Model Skala Likert. Kuesioner Tersebut Berkaitan Dengan Kecerdasan Majemuk, Yang Disebarkan Kepada 50 Anak Yang Menjadi Sample Dalam Penelitian Ini. Dalam Pengambilan Data Digunakan Metode Sampling Jenuh. Sedangkan Untuk Pengujian Data Digunakan Uji Regresi Linear Sederhana Yang Dalam Pengolahannya Dibantu Dengan Software Statistika Yaitu SPPS 17.0. Hasil Penelitian Yang Telah Di Analisis Menunjukkan Terdapat Pengaruh Kecerdasan Majemuk Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Tingkat 42,5% Dan 57,5% Kemungkinan Dapat Disebabkan Faktor Lain Di Luar Dengan Factor-Faktor Yang Lain. Sedangkan Persamaan Regresi Linear Terjadi Hubungan Antara Dua Variabel, Yang Artinya Dimana Semakin Siswa Mengetahui Kecerdasan Yang Mereka Tahu Semakin Mempermudah Dalam Belajar. Diperkuat Oleh Hasil Wawancara Yaitu Terdapat Pengaruh 70%-80% Dengan Penerapan Proses Pembelajaran Kecerdasan Majemuk Maka Semakin Meningkat Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PAI.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengetahui pengaruh metode Muroja’ah terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi pada penelitian ini sebanyak tiga kelas XI IIS 1, XI IIS 2 dan XI Mia. Dan samplenya adalah kelas XI MIA sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS 1 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest yang telah dilakukan uji validitas dan uji realiabilitas serta uji prasyarat analisis. Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis, menggunakan analisis independent sample t test. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan Sig (2 tailed) sebesar 0,000<dari 0.05. Maka diartikan terdapat perbedaan hasil belajar pada data pretest dan posttest yang artinya bahwa metode Muroja’ah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dan diperoleh nilai t hitung sebesar 4.935 mengartikan lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2.007 (4.935>2.007). Berdasarkan perhitungan analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode Muroja’ah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Al Qur’an Hadist kelas XI di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta Selatan.
Secara Teori Minat Belajar Merupakan Kecenderungan Untuk Selalu Memperhatikan Dan Mengingat Sesuatu Secara Terus Menerus. Sedangkan Hasil Belajar Adalah Hasil Nilai Siswa Yang Telah Dicapai Dalam Proses Pembelajaran Yaitu Nilai Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam Proses Pembelajaran, Minat Belajar Sangat Diperlukan Untuk Pencapaian Belajar Siswa. Namun Minat Bukan Satu-Satunya Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Menjadi Rendah Ataupun Tinggi. Dan Berdasarkan Hasil Penelitian Diketahui Bahwa Nilai Koefisien Korelasi (R) Sebesar 0,049 Dengan Arah Hubungan Positif. Berdasarkan Kekuatan Hubungan Korelasi, Nilai R Tersebut Masuk Pada Interval 0 < KK < 0,20 Dengan Kekuatan Sangat Rendah Atau Lemah Sekali. Nilai Signifikansi Pada Tabel Di Atas Sebesar 0,798. Hasil Tersebut Menunjukan Bahwa Ho Ditolak, Dibuktikan Dengan Nilai Koefisiensi Korelasi Lebih Kecil Dari R Tabel Yaitu 0,049 < 0,361 Dan Nilai Signifikansi Lebih Besar Dari Nilai Signifikansi Yang Telah Ditetapkan Yaitu 0,798 > 0,05. Jadi, Disimpulkan Bahwa Tidak Terdapat Hubungan Antara Variabel Minat Belajar (X) Dengan Hasil Belajar Siswa (Y), Sehingga Dapat Dikatakan Bahwa Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Yang Optimal Tidak Hanya Ditentukan Oleh Minat Belajar Saja Akan Tetapi Dapat Dipengaruhi Faktor Lain.
Penelitian Ini Menggunakan Metode Kualitatif, Karena Ingin Mengetahui Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Motivator Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Kelas XI (Studi Kasus Di SMA Cenderawasih 1 Jakarta Selatan). Tekhnik Pengumpulan Data Yaitu Triangulasi Dengan Observasi, Wawancara, Dokumentasi, Dan Angket. Angket Disebar Kepada 75 Siswa Kelas XI SMA Cenderawsih 1 Jakarta Selatan. Hal Ini Dapat Dilihat Berdasarkan Hasil Angket Yaitu Bahwa Peranan Guru PAI Sebagai Motivator Sangat Penting Bagi Siswa Demi Meningkatan Akhlak Siswa Kelas XI Di SMA Cenderawasih 1 Jakarta Selatan Sudah Sesuai. Guru PAI Sebagai Educator, Leader, Fasilitator, Dan Motivator Terkait Dengan Ajaran Agama Islam Berperan Penting Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa. Peran Guru PAI Sebagai Motivator Siswa Kelas XI Yang Dapat Dilihat Dari Guru PAI Sebagai Pemimpin Dalam Kelas Sebesar 89%. Kemudian Guru PAI Bisa Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Sebesar 83%. Lalu, Strategi Guru PAI Bisa Menumbuhkan Motivasi Siswa Kelas XI Sebesar 71%. Dalam Meningkatan Akhlak Siswa Kelas XI Yang Dapat Dilihat Dari Perbuatan Yang Berakhlakul Karimah Siswa Kelas XI Dapat Diterapkan Siswa Sebesar 80%. Kemudian Akhlak Salah Satu Ajaran Agama Islam Dapat Diterapkan Oleh Siswa Kelas XI Sebesar 63%. Lalu, Faktor Internal Dan Eksternal Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Kelas XI Sebesar 89%.Selain Itu, Pergaulan Remaja Pada Saat Ini Sangat Membutuhkan Perhatian Dan Motivasi Khusus Dari Guru PAI Maupun Guru Lain Yang Berperan Sebagai Tenaga Pendidik. Orangtua Juga Berperan Penting Dalam Peningkatan Akhlak Siswa Karena Faktor Lingkungan Juga Sangat Berperan Penting Dalam Peningkatan Akhlak Siswa. Peningkatan Akhlak Kelas XI Di SMA Cenderawasih 1 Jakarta Selatan Hasilnya Cukup Memuaskan Karena Pada Tahun Ini Siswa Tidak Ada Lagi Membolos Di Jam Pelajaran Berlangsung, Dan Tidak Ada Yang Berpakaian Ketat Khususnya Para Siswi Nya
Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang bapak pendidikan nasional Indonesia yang sangat terkenal sampai saat ini. Semboyannya menjadi populeritas di dunia pendidikan yang berbunyi: “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Artinya di depan memberi contoh bahwa seorang guru harus menjadi tauladan atau memiliki akhlak yang baik, di tengah membangkitkan kreativitas atau mampu berinovasi yaitu menciptakan sesuatu yang baru baik dalam proses KBM atau pada saat diluar KBM, di belakang memberikan pengawasan atau motivasi seorang guru juga harus mampu mendorong siswanya untuk selalu bersemangat dan pantang menyerah. Tiga semboyan ini menjadi dasar utama seorang guru dalam meningkatkan mutu dan kualitasnya dalam mendidik. Dalam proses penelitian ini penulis mengambil sampel satu sekolah yaitu pada Madrasah Aliyah Annajah Pesanggrahan Jakarta Selatan, pada proses penelitian ini melibatkan, guru, siswa, kepala sekolah dan tata usaha, Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Deskriptif Observasi yaitu prosedur pemecahan masalah yang terjadi pada saat sekarang dengan cara menggambarkan atau melukiskan fakta-fakta yang ada dilapangan sebagaimana adanya. Adapun langkah-langkah penggunaan metode ini ialah pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. Adapun teknik yang digunakan untuk mengangkat data dan informasi di lapangan diantaranya Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian penulis akan menganalisis dan memberikan kesimpulan atas data yang telah diperoleh sehingga menghasilkan jawaban yang ada dalam skripsi penulis.
Sebagai Seorang Muslim Kita Diwajibkan Bisa Membaca Al-Qur’an, Dan Membaca Al-Qur’an Yang Baik Adalah Secara Perlahan (Tartil). Untuk Bisa Membaca Al-Qur’an Diperlukan Pengajaran Dengan Menggunakan Metode Yang Tepat. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 9 Jakarta Yang Mengikuti Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Dengan Menggunakan Metode Al Barqy Tahun Ajaran 2016/2017. Pada Penelitian Ini Penulis Menggunakan Metode Kuantitatif Deskriptif. Teknik Pengumpulan Data Yang Digunakan Adalah Teknik Kuesioner (Angket), Wawancara Dan Dokumentasi. Teknik Analisis Yang Digunakan Adalah Mendeskripsikan Dari Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana. Hasil Dari Penelitian Ini Menunjukkan Bahwa Metode Al Barqy Berpengaruh Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Secara Tartil. Hal Ini Dapat Dilihat Dari Tingkat Presentase Pengaruh Metode Al Barqy Terhadap Kemampuan Membaca Al- Qur’an Secara Tartil Adalah 95,4% Dan 4,6% Kemampuan Membaca Al-Qur’an Secara Tartil Dipengaruhi Faktor Lain. Berdasarkan Hasil Penelitian Dapat Disimpulkan Bahwa Terdapat Pengaruh Yang Cukup Kuat Antara Metode Al Barqy Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Secara Tartil.
Kepemimpinan Wanita Masih Menjadi Pro Kontra Pada Saat Ini. Persoalan Derajat Serta Kedudukan Antara Laki-Laki Dan Perempuan Masih Sering Diperdebatkan Dalam PersoalanSosial. Namun, Buya Hamka Memahami Bahwa Islam Memberikan Kedudukan Dan Jaminan Yang Sama Antara Laki-Laki Dan Perempuan. Mereka Sama-Sama Memiliki Tugas Dan Kewajiban. Tidak Ada Satupun Ayat Dalam Al-Qur’an Yang Mrnyatakan Pelarangan Wanita Untuk Menjadi Pemimpin. Banyak Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Kepemimpinan. Dengan Adanya Penelitian Ini, Diharapkan Nilai-Nilai Tersebut Dapat Diimplementasikan Kepada Manusia Khususnya Peserta Didik Yang Tertera Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Fokus Dalam Penelitian Ini Adalah (1) Bagaimana Perspektif Buya Hamka Terhadap Kepemimpinan Wanita? (2) Bagaimana Perspektif Buya Hamka Terhadap Nilai-Nilai Yang Terdapat Pada Kepemimpinan Wanita? (3) Apakah Nilai-Nilai Kepemimpinan Wanita Diimplementasikan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas? Penelitian Ini Menggunakan Jenis Penelitian Kualitatif, Pengumpulan Data Menggunakan Metode Dokumenter, Yaitu Mencari Atau Mengumpulkan Data, Membaca, Menyusun, Serta Menganalisis Buku-Buku Mengenai Hal-Hal Penelitian Yang Berupa Catatan, Transkip, Buku, Surat Kabar, Majalah, Jurnal Dan Lain Sebagainya Yang Sesuai Dengan Judul Skripsi Implementasi Nilai-Nilai Kepemimpinan Wanita Menurut Perspektif Buya Hamka Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas. Dengan Demikian, Pembahasan Dalam Skripsi Ini Dilakukan Berdasarkan Telaah Pustaka Serta Beberapa Tulisan Yang Terdapat Relevansi Dengan Objek Kajian Yang Diteliti. Berdasarkan Hasil Penelitian Skripsi Ini Adalah : Hasil Penelitian Ini Menunjukkan, Kepemimpinan Menurut Buya Hamka, Nilai-Nilai Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Adakah Nilai-Nilai Kepemimpinan Wanita Yang Diimplementasikan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas.
Penelitian Ini Dilakukan Dalam Rangka Mengetahui Pengaruh Keaktifan Mengikuti Ekstrakulikuler Kerohanian Islam (ROHIS) Terhadap Akhlak Mahmudah Siswa. Penelitian Ini Merupakan Penelitian Kuantitatif. Populasi Pada Penelitian Ini Adalah Seluruh Siswa Yang Mengikuti Rohis, Yang Berjumlah 51 Orang, Dan Sampelnya Adalah 51 Orang Yang Merupakan Keseluruhan Populasi. Metode Pengumpulan Data Yaitu Menggunakan Kuisoner Yang Telah Dilakukan Uji Validitas Dan Reliabilitas, Dan Uji Prasyarat Analisis, Yaitu Uji Normalitas, Uji Linearitas Dan Uji Heteroskedastisitas. Setelah Data Terkumpul Semuanya Kemudian Dilanjutkan Dengan Analisis Data. Berdasarkan Hasil Analisis Data Dengan Nilai Signifikansi 5%, Diperoleh R Hitung Sebesar 0,795 Lebih Besar Dibanding R Tabel Yaitu 0,279 Maka Dapat Ditarik Kesimpulan Yaitu Terdapat Pengaruh Yang Kuat Antara Kedua Variabel. Dan Diperoleh Persamaan Regresi Yaitu, Y= 32,245+1,328X, Di Mana Konstanta Sebesar 32,245 Dan Koefisien Regresi Sebesar 1,328 Yang Menyatakan Bahwa Setiap Penambahan 1% Nilai Keaktifan, Maka Nilai Akhlak Bertambah Sebesar 1,328, Koefisien Regresi Tersebut Bersifat Positif Sehingga Dapat Dikatakan Bahwa Arah Pengaruh Keaktifan Terhadap Akhlak Mahmudah Adalah Positif, Sehingga Dapat Ditarik Kesimpulan Bahwa Keaktifan Memiliki Pengaruh Yang Kuat Dan Memiliki Arah Yang Positif Terhadap Akhlak Mahmudah.
Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Keterampilan Menulis Al Qur‟An Delapan Sekolah Guru Pendidikan Agama Islam. Peneliti Menggunakan Penelitian Dengan Pendekatan Kualitatif Menekankan Analisis Proses Dari Proses Berfikir Secara Induktif Yang Berkaitan Dengan Dinamika Hubungan Antar Fenomena Yang Diamati, Dan Senantiasa Menggunakan Logika Ilmiah. Pengumpulan Data Pada Proses Ini Yaitu Wawancara, Observasi Dan Dokumentasi. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Kompetensi Keterampilan Delapan Sekolah Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menulis Al Qur‟An Adalah Untuk Menulis Huruf Hijaiyah 91%, Untuk Menulis Huruf Sambung 91%, Untuk Menulis Surah Al Qur‟An 85% Dan Jumlah Seluruhnya Adalah 89%, Kesalahan Yang Banyak Terdapat Di Menulis Surah Al Qur‟An Dan Kemampuan Menulis Al Qur‟An Sangat Penting Sekali Utnuk Di Kuasai Serta Itu Merupakan Hard Skill Guru Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa Pertama, Keterampilan Menulis Al Qur‟An Merupakan Hard Skill Yang Harus Di Kuasai, Menjadi Guru Pendidikan Agama Islam Seharusnya Mempunyai Latar Belakang Sekolah Islam, Karena Guru Agama Harus Mempunyai Kemampuan Dan Kecakapan Yang Harus Dimiliki, Jika Latar Belakangnya Dari Sekolah Umum, Maka Di Tuntut Untuk Aktif Dalam Pencapaian Kemampuan Dan Kecakapan Yang Harus Dimiliki. Kedua, Dari Pihak Sekolah Atau Lembaga Pemerintah Dalam Ujian Atau Penilaian Untuk Guru Pendidikan Agama Islam Masih Bersifat Kognitif, Belum Ada Ujian Atau Penilaian Terkait Hard Skill Salah Satunya Keterampilan Menulis Al Qur‟An. Ketiga Kesalahan Terbanyak Terdapat Di Point Ketiga, Yaitu Menulis Surah Al Qur‟An Dan Ada Terdapat Beberapa Kesalahan Di Point Kedua.
This research was an attempt to design and enhance the Canvas Model Business of nine blocks in one canvas within teaching factory based learning innovation at the Fashion Department of 27 Public Vocational High School, Jakarta. The research method used qualitative and quantitative methods. The qualitative method, data collection was conducted within a SWOT analysis. This research was conducted in
27 Public Vocational High School, Jakarta, with the respondents were 82 students. The quantitative method with in the matrices of Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE). The result of this research that implementation of the Canvas Model Business: (1) Customer Relationships in strategy 1 was valued of 0.34, was “Increasing product marketing through print and electronic media”; (2) Key Partnership in strategy 2 was valued of 0.31, for “Offering products
and having cooperation with several textile producers in Jakarta and outside Jakarta“; (3) Value Propositions in strategy 3 was valued of 0.31, namely “Assuring and improving product quality and adding variant to fashion”; (4) Customer Segment in the strategy 4 was valued of 0.29, entitled “The Development of Out-of-School Fashion Sales”; and (5) Channel on strategy 5 which was valued of 0.27, “Utilizing occasional fashion events to meet market demand”.