Telah dilakukan kajian kimia dan bioaktivitas dari daun tumbuhan Picrasma Javanica Bl. Tumbuhan ini dikenal baik di Sumatera Barat tepatnya didaerah BASO Bukitinggi sebagai "kayu paik" dan secara tradisional digunkanan untuk mengobati penyakit malaria, penyakit kulit dan obat kuat. Tumbuhan ini juga dikenal dengan nama Ki brahma, Ki pahit, kayu pahit, dan di Sunda dikenal sebagai tuba ulet.Penelitian inibertujuan untuk mengisolasi senyawa aktif utama fraksi etil asetat dari daun P. javanica Bl dengan mengelusidasi struktur molekulnya dan mengetahui aktivitas farmakologi senyawa aktif tersebut. Uji aktivitas farmakologi dimulai dari skrining farmakologi, uji antimikroba dengan metode difusi agar, uji antioksidan dengan DPPH dan uji toksisitas dengan metode Brine Shrimps Lethality Assay.
Isolasi kandungan kimia senyawa utama dari fraksi etil asetat dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fraksi-fraksi dengan kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, kromatografi preparatif dan kromatografi radial. Senyawa hasil isolasi yang diperoleh adalah senyawa fenolik yang diberi nama senyawa V-1 berupa kristal berwarna putih, tidak berbau dengan jarak leleh 189-190 derajat celcius. Dari spektrum UV, IR, proton dan karbon RMI, COSY, HSQC, HMBC dan Mass Spekrofotometri diketahui bahwa senyawa V-1 hasil isolasi adalah metil3,4,5 trihidroksi benzoat atau metil galat.
Skrining hipokratik terhadap ekstrak metanol dan senyawa V-1 hasil isolasi menunjukkan aktivitas farmakologi yang paling menonjol sebagai relaksasi otot dan penekanan sistem saraf pusat. Uji toksisitas dengan metode BSLT memperlihatkan fraksi n-heksan memiliki toksisitas LC50 lebih tinggi dibanding fraksi ekstrak lain yaitu 2,40ug/ml. Uji aktivitas antimikroba dari fraksi etil asetat 14,23-14,80 mm menggunkan jamur Candida albicans dan Trichopyton mentagrophites. Uji aktivitas antioksidan senyawa V-1 memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan persentase inhibisi sebesar 95,37 % pada konsentrasi 1 mg/ml terhadap radikal bebas DPPH 0,05 mM.
Telah dilakukan kajian kimia dan bioaktivitas dari daun tumbuhan Picrasma Javanica Bl. Tumbuhan ini dikenal baik di Sumatera Barat tepatnya didaerah BASO Bukitinggi sebagai "kayu paik" dan secara tradisional digunkanan untuk mengobati penyakit malaria, penyakit kulit dan obat kuat. Tumbuhan ini juga dikenal dengan nama Ki brahma, Ki pahit, kayu pahit, dan di Sunda dikenal sebagai tuba ulet.Penelitian inibertujuan untuk mengisolasi senyawa aktif utama fraksi etil asetat dari daun P. javanica Bl dengan mengelusidasi struktur molekulnya dan mengetahui aktivitas farmakologi senyawa aktif tersebut. Uji aktivitas farmakologi dimulai dari skrining farmakologi, uji antimikroba dengan metode difusi agar, uji antioksidan dengan DPPH dan uji toksisitas dengan metode Brine Shrimps Lethality Assay.
Isolasi kandungan kimia senyawa utama dari fraksi etil asetat dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fraksi-fraksi dengan kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, kromatografi preparatif dan kromatografi radial. Senyawa hasil isolasi yang diperoleh adalah senyawa fenolik yang diberi nama senyawa V-1 berupa kristal berwarna putih, tidak berbau dengan jarak leleh 189-190 derajat celcius. Dari spektrum UV, IR, proton dan karbon RMI, COSY, HSQC, HMBC dan Mass Spekrofotometri diketahui bahwa senyawa V-1 hasil isolasi adalah metil3,4,5 trihidroksi benzoat atau metil galat.
Skrining hipokratik terhadap ekstrak metanol dan senyawa V-1 hasil isolasi menunjukkan aktivitas farmakologi yang paling menonjol sebagai relaksasi otot dan penekanan sistem saraf pusat. Uji toksisitas dengan metode BSLT memperlihatkan fraksi n-heksan memiliki toksisitas LC50 lebih tinggi dibanding fraksi ekstrak lain yaitu 2,40ug/ml. Uji aktivitas antimikroba dari fraksi etil asetat 14,23-14,80 mm menggunkan jamur Candida albicans dan Trichopyton mentagrophites. Uji aktivitas antioksidan senyawa V-1 memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan persentase inhibisi sebesar 95,37 % pada konsentrasi 1 mg/ml terhadap radikal bebas DPPH 0,05 mM.
Daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki khasiat untuk meningkatkan pertumbuhan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian fraksi etanol 70% dari ekstrak daun lidah mertua terhadap pertumbuhan rambut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Tanaka et al. Pada penelitian ini menggunakan 4 ekor kelinci jantan galur New Zealand. Tiap kelinci terdapat 6 petak dengan 6 perlakuan. Pelaksanaan diawali dengan pencukuran rambut kelinci dengan ukuran 2x2 cm. Petak I sebagai kontrol normal, petak II sebagai kontrol negatif yang diolesi Na CMC 0,5%, petak III sebagai kontrol positif yang diolesi minoxidil 2%, petak IV ,V dan VI diolesi fraksi etanol 70% daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain.) konsentrasi 1,55%, 3,10% dan 6,21%. Pengamatan pengukuran panjang rambut dilakukan pada hari ke 15,20,25 dan 30. Data panjang dan berat rambut yang didapat diuji secara statistik dengan uji ANOVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji tukey. Hasil yang diperoleh kelompok konsentrasi 6,21% memiliki khasiat yang sebanding dengan kelompok kontrol positif dalam meningkatkan pertumbuhan rambut kelinci.
Kata kunci : Sansevieria trifasciata Prain, pertumbuhan rambut, kelinci jantan.
Tanaman daun berenuk (Crescentia cujete L.) mempunyai khasiat untuk
antibakteri, penghentian pendarahan dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun berenuk terhadap
penyembuhan luka terbuka. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan
sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok I
(kontrol negatif) dilukai dan diberi Na CMC, kelompok II (kontrol positif) dilukai
dan diberi pavidon iodin 10%, kelompok III, IV, V dilukai dan diberi ekstrak
etanol 70% daun berenuk konsentrasi 12,5%, 25% dan 37,5%. Punggung tikus
dilukai dengan diameter ± 2 cm. Pemberian ekstrak dilakukan selama 15 hari.
Pengamatan dilakukan terhadap diameter luka terbuka. Hasil uji ANOVA dua
arah menunjukan adanya interaksi. Hasil uji Tukey menunjukan adanya perbedaan
bermakna dari tiap perlakuan pada proses penyembuhan luka pada kelompok yang
diberi ekstrak etanol 70% daun berenuk. Konsentrasi 25% memiliki khasiat yang
sebanding dengan kelompok kontrol positif dalam penyembuhan luka terbuka.
Kata Kunci : daun berenuk (Crescentia cujete L.), ekstrak etanol 70%,
luka terbuka
Tanaman daun bakung putih dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan oleh masyarakat Indonesia, yaitu sebagai obat penyembuh luka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak etanol 70% daun bakung (Crinum asiaticum L.) sebagai penyembuh luka terbuka pada tikus putih jantan. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol negatif) dilukai tanpa pemberian ekstrak dan madu 100%, kelompok II (kontrol madu) dilukai dan diberi madu 100%, kelompok III, IV, V dilukai dan diberi ekstrak etanol 70% daun bakung putih konsentrasi 15%, 30% dan 60%. Punggung tikus dilukai dengan berdiameter ± 2 cm. Pemberian ekstrak dilakukan selama 21 hari. Pengamatan dilakukan terhadap diameter luka terbuka. Data yang didapat diuji secara statistik dengan uji ANOVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasilnya adalah kelompok konsentrasi 15% memiliki efektivitas yang sebanding dengan kelompok kontrol madu dalam penyembuhan luka terbuka .
Kata kunci : Ekstrak Etanol 70%, Daun Bakung Putih (Crinum asiaticum L.), Luka Terbuka.
Daun bakung putih (Crinum asiaticum L.) memiliki beberapa khasiat yang
berguna sebagai pengobatan. Salah satunya digunakan sebagai alternatif
penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol
70% daun bakung putih terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih
jantan. Hewan uji yang dipakai adalah tikus putih jantan sebanyak 25 ekor yang
dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol negatif) dilukai saja
tanpa diberikan ekstrak dan madu, kelompok II (kontrol madu) dilukai dan diberi
madu, kelompok III, IV dan V dilukai dan diberi ekstrak etanol 70% daun bakung
putih konsentrasi 15%, 30% dan 60%. Punggung tikus dilukai dengan diameter ±
2cm. Pemberian ekstrak dilakukan selama 21 hari. Pengamatan dilakukan
terhadap diameter luka bakar. Data yang didapat diuji secara statistik dengan uji
ANOVA satu arah lalu dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasilnya adalah kelompok
konsentrasi 30% memiliki efektivitas yang sebanding dengan kelompok kontrol
madu dalam penyembuhan luka bakar.
Kata Kunci : daun bakung putih, luka bakar, madu
Herba bandotan (Ageratum conyzoides (L.) L.) memiliki kandungan metabolit
sekunder yang berkhasiat sebagai antidepresan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menyelidiki aktivitas antidepresan fraksi air dari ekstrak etanol
70% herba bandotan dengan metode forced swim test. Penelitian ini
menggunakan 5 kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok terdiri
dari 5 ekor tikus. Kelompok I merupakan kontrol negatif yang diberi Na-CMC
0,5%, Kelompok II diberi Kalxetin® (2,0555 mg/kgBB) sebagai kontrol
positif, dan kelompok dosis uji diberi fraksi air herba bandotan dengan masingmasing
dosis (32,28 mg/kgBB, 66,57 mg/kgBB, dan 133,14 mg/kgBB).
Pengambilan data penurunan immobility time dilakukan pada hari ke 1, 7, dan
14 selama pengobatan. Hasil uji statistik ANOVA satu arah menunjukkan
nilai p<0,05. Pada uji tukey menunjukkan bahwa pada hari ke 7 dosis 133,14
mg/kgBB memiliki aktivitas yang sebanding dengan kontrol positif, dengan
persentase penurunan immobility time 39,544 %. Hari ke 14 merupakan waktu
yang efektif dengan dosis 66,57 mg/kgBB dan dosis 133,14 mg/kgBB dalam
menurunkan immobility time sebanding dengan kontrol positif (Kalxetin®
2,0555 mg/kgBB) dengan persentase penurunan immobility time 45,78 % dan
59,29 %.
Kata kunci: Ageratum conyzoides (L.) L., fraksi air, antidepresan
D^n si&k (Annoruntrieata L.) nerupal@ family ,4',od.eae ymg memiliki
kandingan sepedi: alkaloid, navonoi4 lmin, ferol, tiiterpenoid, d@ polifenol
SenyaMt eehut drpai dip€rolehd an 6akeri lans hidupd dafr janieir tamnEt!
yaitu baheri edofit. Penelnia ini b€tujm mtuk nedp€roleh snyawa netabolit
sekund* bak*i €rdofit daui sinat dan nsgerabd daya a.tbakted.ya dal@
oenghdbat balleri latogen lenolitie ini nengguald teknik tan@ ldgsug
miul nemperoleh nolal bake.i endolit dd femenlasi cair uniuk nedpdleh
soyawa netaboljt sekunderb a!&n endofit Pengujie daya antibari{i sentaM
netabolit sekuder nehggnnalon melode ditusi agd denCln kenas cakrm tlasii
dayad libakleri palineb aik ditunjukkano l€h i$lat BEDSA2 (tu*te.i Endoil Dam
Si6al Andini 2) dengan n ai poretui elatif tefindap tal,'o,c1la tbptu seb*.r
9,224 x lor k li tlotufedikol d2ntdlreT^p Baetlfus srbtitis sebes$ 8.588 x 104
k li tloBnfenikol. Identifikai senyawan etabolit *Ludd nenggunakanm etode
Kromatogln Lapis Tipis (KlT)
Kata kunci: Bakeri €ndofit,A nlibakt€i.,S4ltuahelath j,phjB, acrlluss ubnt ts.
Buah anggur hitam memiliki warna ungu pekat kehitaman, sehingga banyak menarik perhatian, hal ini disebabkan pigmen antosianin yang tersebar dari bagian kulit sampai ke daging buahnya. Antosianin bermanfaat bagi kesehatan karena berfungsi sebagai antioksidan, antihipertensi, dan pencegahan gangguan fungsi hati. Pada penelitian ini dilakukan perbedaan metode ekstraksi buah anggur hitam terhadap kadar fenol total, flavonoid total dan antosianin total. Parameter yang diamati adalah kadar fenol total, flavonoid total dan antosianin total. Hasil penelitian menunjukkan kadar fenolik total pada metode maserasi adalah 160,43 mgGAE/g dan pada metode ultrasonik adalah 132,5668 mgGAE/g. Kadar flavonoid total pada metode maerasi adalah 8,9288 kuersetin/100mg dan pada metode ultrasonik adalah 4,6677 kuersetin/100mg. Kadar antosianin total pada maserasi adalah 90,56 mg/100 g dan pada metode ultrasonik adalah 192,38 mg/100 g. Data kadar fenol total dan flavonoid total dianalisis dengan persamaan regresi linear. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan kadar antara dua metode yang berbeda terhadap kadar flavonoid total, fenolik total dan antosianin total. Metode yang optimum untuk kadar fenolik, kadar flavonoid dan antosianin total adalah maserasi.
Kata kunci: Buah anggur hitam, kadar fenolik total, kadar flavonoid total, kadar antosianin total
Daun patikan emas mengandung senyawa flavonoid yang pada penelitian sebelumnya memiliki efek antihiperkolesterolemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fraksi etanol 70% daun patikan emas terhadap penurunan kadar trigliserida dan peningkatan kadar HDL pada hamster syirian hiperlipidemia. Hewan uji sebanyak 24 ekor dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif diberi pakan hiperlipid), kelompok III (kontrol positif dengan pembanding fenofibrat 12,36 mg/kgBB), kelompok IV (Dosis 1 5,785 mg/KgBB), kelompok V (Dosis 2 11,57 mg/KgBB), kelompok VI (Dosis 3 23,14 mg/KgBB). Pengukuran kadar trigliserida dan kadar HDL dilakukan dengan metode enzimatis menggunakan alat spektrofotometer klinikal. Data persentase penurunan kadar trigliserida dan kenaikan HDL dianalisis menggunakan uji ANOVA one way dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok uji fraksi etanol 70% daun patikan emas dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL. Penurunan terbesar terdapat pada dosis 3 (23,148 mg/KgBB) sebesar 43,08% dan 42,52%.
Kata Kunci: Daun Patikan Emas, Trigliserida, HDL, Hiperlipidemia.
Buah anggur merah (Vitis vinifera L.) berkhasiat menurunkan kolesterol, melancarkan buang air kecil, membantu fungsi ginjal, mencegah kanker, mencegah osteoporosis, melancarkan peredaran darah, melawan virus, dan infeksi. Senyawa yang diketahui berperan dalam buah anggur adalah golongan flavonoid, fenolik dan antosianin. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan metode ekstraksi maserasi dan ultrasonik terhadap penetapan kadar antosianin, fenolik dan flavonoid total pada buah anggur merah (Vitis vinifera L.). Penetapan kadar fenolik total dilakukan dengan metode Folin Ciocalteu secara spektrofotometri (panjang gelombang 770 nm) dengan pembanding asam galat. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan penambahan AlCl3 (panjang gelombang 440 nm) dengan pembanding kuersetin dan penetapan kadar antosianin total dilakukan dengan metode perbedaan pH Differensial yaitu pH 1,0 dan pH 4,5 (panjang gelombang 700 nm). Hasil penelitian menunjukkan kadar flavonoid total pada metode maserasi adalah 0,722 mgQE/g dan pada metode ultrasonik adalah 0,6316 mgQE/g. Kadar fenolik total pada metode maerasi adalah 168,9755 mgGAE/g dan pada metode ultrasonik adalah 138,252 mgGAE/g. Kadar antosianin total pada maserasi adalah 4,0666/100 g dan pada metode ultrasonik adalah 4,2301/100 g.
Kata kunci: Buah anggur merah (Vitis vinifera L.), maserasi, ultrasonik, kadar flavonoid, kadar fenolik dan kadar antosianin .
Buah naga selain dikonsumsi dalam bentuk segar juga diolah menjadi beberapa produk olahan. Kulit buah naga mengandung pektin ±10,8%. Pada industri farmasi dan makanan, pektin digunakan sebagai pengikat, pembentuk gel, penstabil, dan pengental. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi pektin, mengkarakterisasi pektin dan mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pektin sebagai bahan pengikat terhadap viskositas yang dihasilkan pada sediaan pasta gigi. Pektin yang dihasilkan dianalisa secara kualitatif menggunakan FTIR dan memenuhi persyaratan JEFCA ( Joint Expert Committee for Food Additives (FAO/WHO)) dengan nilai susut pengeringan 11,03%, kadar abu 0,41 %, berat ekivalen 617,29 mg dan kadar metoksi 6,50% . Pektin yang sudah dikarakterisasi dibuat pasta gigi dalam 4 formula dengan konsentrasi pektin sebesar 3%, 3,5%, 4% dan 4,5%, kemudian dievaluasi sifat fisiknya meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan sifat alir. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi penggunaan pektin kulit buah naga maka semakin besar pula viskositas yang dihasilkan.
Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray is one of the plants used in traditional medicine and
belongs to Compositae family. In different parts of Indonesia, it is commonly known as “paitan
and kembang bulan”. The study provides an early description of Tithonia diversifolia (Hemsl.)
A. Gray) and complete the monographs data extract. This plant prospects to the main source
of the raw material for the herb-drug product and some parameters identified were needed to
ensure the safety, quality and efficacy of the product. The present study is to evaluate macrosand
microscopic characteristic of the Indonesian plant and its quality parameter including
fluorescence, physicochemical characteristics and phytochemical screening. Moisture content,
ethanol and water-soluble extract was determined, and were discovered to be 11,27%, 4,73%
and 18,01%. Total ash value and acid insoluble ash value were determined which was 10.29
and 0.72 % respectively. Phytochemical screening of aqueous ethanol extract of Tithonia
diversifolia showed the presence of alkaloids, flavonoids, tannins, saponins and triterpenoids.
The result showed that average content of flavonoid total is 69.1653 mg QE/g extract.
Hyperuricemia is an abnormally high level of uric acid in a blood. Binahong leaves (Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis) is one of the plants traditionally used as an antihyperuricemic remedy. This study aims to
determine the ethanol 70% subfraction activity of binahong leaves on the uric acid level of male white mice.
Antihyperuricemia assay was conducted for 36 days by dividing 24 mice into six groups. There are normal
control who was given standard feed and Na CMC 0.5%, positive control was given purine and allopurinol
0.8 mg/20 g BW and the assay group was given a purine feed and binahong leaves subfraction SF 3 with a
dose of 1.83 mg/20gBW, 3.60 mg/20gBW, and 5.40 mg/20gBW. Blood sampling was conducted by orbital
sinus after 2 hours from induction of potassium oxonate. Blood sampling was measured with an enzymatic
method using a clinical spectrophotometer. The result showed that the third dose had no significant
difference to the positive control with a percentage of decrease of 56.6%. The conclusion is that binahong
leaves subfraction has the same activity as an antihyperuricemic agent with allopurinol at dose 5.40
mg/20gBW.
Peperomia pellucida (L.) Kunth. belongs to family Piperaceae, is used in traditional system of medicine for treatment of several disorders. The leaves was the main source of the raw material for the herb-drug product, so the material and some parameters identified were needed to ensure the safety, quality and efficacy of the product.The present study was to evaluation revealed interesting macros- and microscopic characteristic of the Indonesian plant and establishment of its quality parameters including fluorescence characters, physicochemical, and phytochemical screening.Fluorescence characters of powdered material were analysed under ultraviolet and ordinary light, which signifies their characteristics. Moisture content, alcohol and water soluble extractive were also determined, and were found to be 9.68 , 18.12 and 6.23%. Physicochemical parameters such as total ash value, water soluble and acid insoluble ash value were determined which were 7.03, 5.27, 0.55% respectively. The TLC profile of different extracts (hexane, DCM and methanol) of P. pellucida showed 10, 5 and 4 spot respectively. Phytochemical screening of aqueous ethanolic extract of leaf of the P. pellucida showed the presence of alkaloid, flavanoids, glycosides, phenols, saponin, steroids, terpenoids, tannins and carbohydrates. These present study help in identification and authentication of the plant material, such as information for correct identification of the plant and also will be useful in making monograph of the plant.