SK Dekan, DH, DN, BAP Psikologi Klinis 7A
Remaja akan dapat mengatasi tekanan dan kesulitan yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya dalam masa perkembangannya dengan baik jika anak memiliki kemampuan resiliensi atau ketahanan yang baik. Penelitian ini berfokus kepada fase anak usia remaja, di mana fase peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju dewasa dengan adanya interaksi antara faktor-faktor biologis, genetik, lingkungan dan sosial biasa disebut dengan fase remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan negative antara kedua variabel, yaitu pengkondisian kasih sayang bersyarat orang tua dan resiliensi pada remaja. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 263 mahasiswa aktif yang terdiri dari 193 perempuan dan 70 laki-laki. Non probabilitas sampling merupakan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini. Skala yang digunakan untuk mengukur pengkondisian kasih sayang bersyarat orang tua adalah Parental Conditional Positive Regard Scale (PCPRS; Assor, et al. 2012). Sedangkan skala yang digunakan untuk mengukur Resiliensi adalah Adolescent Resilience Scale (ARS; Oshio, et al. 2002). Teknik analisa data menggunakan hipotesis uji korelasi pearson product moment melalui program aplikasi SPSS 26.0 for windows. Berdasarkan hasil statistik yang dilakukan antara PCPR dan Resiliensi ini memiliki nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,452; p = 0,003 (p<0,05). Hal ini memiliki arti bahwa PCPR dengan Resiliensi memiliki korelasi negative yang signifikan. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negative yang signifikan antara pengkondisian kasih sayang bersyarat orang tua dengan resiliensi pada remaja. Sesuai dengan implikasinya bahwa semakin tinggi anak mendapatkan pengkondisian kasih sayang bersyarat orang tua maka akan semakin rendah tingkat resiliensinya.
Inti dari objek kajian psikologi adalah kepribadian manusia atau jiwa. pada dasarnya, jiwa bersifat abstrak, tidak terlihat dan tidak bisa diukur. karenanya ketika ia menjadi objek kajian ilmiah, para psikolog telah mendefinisikan jiwa sedemikian rupa dan memberikan alat ukur tersendiri sehingga dapat terdefinisikan dan dapat dikaji secara ilmiah. Buku ini merupakan buku referensi utama untuk mahasiswa psikologi yang merupakan bagian dari agenda integrasi keilmuan dan islamisasi ilmu dilingkungan UHAMKA
Manusia adalah individu yang unik.Tiap individu memiliki ciri dan sifat tertentu. Tidak ada dua individu yang perrsis sama, Walaupun mereka adalah saudara kembar. Saudara kembar dari sain telur, walaupun memiliki bentuk fisik yang nyaris serupa, perbedaan tetap tampak dari keduanya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari pola perilaku, sikap (pandangan/cara mereka terhadap su.itu hal/masalah) dan kepribadian (Sarwono, 2000) keduanya. Hal lain yang pasti berbeda pada tiap orang, bahkan pada kembar identik adalah susunan DNA mereka.