Ketoprofen is one of practically water insoluble drug compounds, the factor causing
dissolution and bioavailability the drugs is very low. To dissolve this problem, a
research was conducted by making solid dispersion system of ketoprofen using HPMC
as hydrophilic polymer. The ketoprofen solid dispersion was made in 5 combination i.e.
0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of HPMC. Method of production of solid dispersion using
dissolving method, with ethanol 70% as solvent. The solid dispersions were
characterized for its crystal using thermal analyses by DSC (Differential Scanning
Calorimetry), and followed for dissolution using paddle-type method in HCl pH 1.2
buffer as medium. The results showed that increasing of HPMC increased ED
60
of
ketoprofen, whiles the maximum value at 10% HPMC concentration with ED
60
40.42%.
By one-way ANOVA analyses with 95% of significance level, among all combinations
showed a significant differences. On the other hand, thermal analyses results showed
that increasing of HPMC gave a slight decreasing melting point on solid dispersion
system ketoprofen-HPMC below pure ketoprofen. It could be concluded that HPMC is
less effective when used as a hydrophilic combination in solid dispersion.
Skizofrenia merupakan penyakit gangguan otak parah dengan kondisi klinis gangguan pikiran berupa kombinasi dari halusinasi, delusi, berpikir teratur dan perilaku. Prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia di Indonesia adalah 1,7 per mil, di mana Provinsi Bengkulu memiliki insiden yang cukup tinggi yaitu 1,9 per mil. Terapi farmakologi utama skizofrenia yaitu menggunakan antipsikotik. Antipsikotik memiliki banyak efek samping yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pengobatan. Salah satu efek samping yang paling sering terjadi adalah ekstrapiramidal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan obat dan dosis pada pasien skizofrenia rawat inap RSKJ Soeprapto Bengkulu periode Juli-Desember 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Sampel penelitian adalah pasien dengan diagnosa utama skizofrenia dan diperoleh sebanyak 91 pasien. Hasil penelitian berdasarkan pedoman Practice Guideline For The Treatment of Patients With Schizophrenia tahun 2004, Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia tahun 2011, AHFS Drug Information Essentials tahun 2011, Drug Information Handbook tahun 2009, dan Maudsley Prescribing Guidelines in Psychiatry 1Oth Edition tahun 2009 menunjukkan bahwa dari 91 pasien hasil evaluasi pengobatan skizofrenia di RSKJ Soeprapto Bengkulu periode Juli-Desember 2017 diperoleh ketepatan obat sebesar 78,78% dan ketepatan dosis sebesar 100%.
Kata Kunci : Skizofrenia, Antipsikotik, Evaluasi, Tepat Obat, Tepat Dosis
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Kandungan
flavonoid yang terdapat dalam ekstrak buah pepaya mentah diduga memiliki
potensi dalam menurunkan kadar asam urat. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol 70% buah pepaya mentah dalam
menurunkan kadar asam urat tikus. Pengujian dilakukan terhadap 24 ekor
tikus yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok normal, kontrol positif
dengan allopurinol (4,107 mg/200gBB), kontrol negatif, dosis I, dosis II, dosis
III (52,45 mg/KgBB, 104,9 mg/KgBB, 209,8 mg/KgBB). Pengujian dilakukan
pada tikus putih jantan yang mengalami hiperurisemia yang diberikan pakan
tinggi purin selama 14 hari dan perlakuan selama 7 hari. Data hasil penurunan
kadar asam urat dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah kemudian
dilanjutkan dengan uji Tukey. Berdasarkan hasil yang diperoleh semua variasi
dosis menunjukkan aktivitas antihiperurisemia yang berbeda bermakna bila
dibandingkan dengan kontrol negatif. Aktivitas antihiperurisemia terbesar
ditunjukkan oleh dosis 3 (209,8 mg/KgBB) dengan presentase penurunan
sebesar 43,46%.
Kata kunci : Buah pepaya mentah, Carica papaya L., Antihiperurisemia,
Allopurinol, Sparague Dawley
Diabetes mellitus atau penyakit gula adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin. Daun murbei mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai antihiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% daun murbei terhadap penurunan kadar glukosa darah hamster yang diinduksi aloksan dan diet tinggi kolesterol. Hamster Syrian jantan dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor hamster. Kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol positif) diberi metformin 61,67 mg/kgBB, kelompok III (kontrol negatif) kelompok IV, V dan VI (kelompok perlakuan) diberi ekstrak etanol 70% daun murbei dosis 60, 120, dan 240 mg/kgBB. Data penurunan glukosa darah hamster hiperglikemia dan hiperkolesterolemia dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dengan hasil persentase penurunan glukosa darah diperoleh (p<0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna dan dilanjutkan dengan uji tukey. Pada dosis 240 mg/kgBB terjadi penurunan kadar glukosa darah sebesar 53,19% yang sebanding dengan menggunakan metformin dosis 61,67 mg/kgBB hamster.
Kata kunci : (Morus alba L.), daun murbei, glukosa darah.
Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi disepanjang saluran kemih,
akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Pengobatannya dengan antibiotika, salah
satu kendalanya adalah resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
kepekaan bakteri dari spesimen urin pada pasien rawat inap ISK di RSUD Kota
Bekasi. Desain penelitian ini merupakan deskriptif yang dikumpulkan secara
retrospektif. Periode ini terdapat 49 pasien termasuk inklusi dengan bakteri
penyebab terbanyak adalah Gram negatif yaitu Escherichia coli 42,86%. Pola
kepekaan bakteri Gram negatif terhadap antibiotika yang memiliki kepekaan
100% bakteri E.coli terhadap amikasin. Bakteri P.aeruginosa terhadap cefepime,
imipenem, amikasin, Citrobacter koseri terhadap ceftriaxone, meropenem,
amikasin. Bakteri Enterobacter cloacae terhadap cefepime dan gentamisin.
Bakteri Klebsiella ozaenae terhadap cefmetazole, ertapenem, amikasin. Bakteri
P.putida terhadap amikasin, tobramycin, cefepime. Bakteri Serratia liquefaciens
terhadap cefmetazole, meropenem, amikasin. Bakteri Acinetobacter baumannii
terhadap cefepime, amikasin, levofloxacin, trimetoprim+sulfamethoxazole.
Bakteri Acinetobacter iwoffii terhadap levofloxacin, cefazolin, meropenem.
Bakteri Citrobacter freundii terhadap meropenem, amikasin. Bakteri P.mendocina
terhadap amikasin dan gentamisin. Bakteri Serratia marcescens terhadap
cefoxitin, amikasin, dan netilmicin. Pola kepekaan bakteri Gram positif yang
memiliki kepekaan 100% antara lain Staphylococcus haemolyticus terhadap
nitrofurantoin, linezolid. Bakteri Staphylococcus xylosus terhadap moxifloxacin,
linezolid, tetracycline, quinupristin/dalfopristin. Bakteri Staphylococcus hominis
terhadap netilmicin dan trimetoprim+sulfamethoxazole.
Kata Kunci : Pola Kepekaan Bakteri, Bakteri Gram Negatif, Bakteri Gram
Positif, Antibiotika
Infeksi gangren diabetes mellitus (DM) adalah kondisi kerusakan pada jaringan
tubuh mengalami nekrosis atau kematian dan pengobatannya menggunakan
antibiotik. Intensitas penggunaan antibiotika yang relatif tinggi menimbulkan
berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama
resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pola kepekaan bakteri terhadap antibiotika dari spesimen pus pada pasien rawat
inap infeksi gangren diabetes mellitus di RSUD Kota Bekasi Periode Januari-
Desember 2014. Data dianalisis secara deskriptif yang dikumpulkan secara
retrospektif. Dalam periode ini terdapat 35 pasien yang termasuk inklusi dengan
bakteri penyebab infeksi gangren DM terbanyak adalah Gram negatif yaitu
Eschericilia Coli 46,43%. Pola kepekaan bakteri Gram negatif terhadap antibiotik
antara lain Pseudomonas Aeruginosa terhadap tobramicin dan meropenm.
Klebsiella Pneunomia terhadap amikasin, cefazolin, aztreonam, piperacillin
tazobactam, thrimetroprim sulfametoxazole. Klebsiella Rhinoscleromatis terhadap
gentamisin, cefepime, ciprofloxacin, ertapenm, thrimetroprim sulfametoxazole.
Eschericilia Coli terhadap amikasin, ceftemazole, ertapenm. Serratia Liquefaciens
terhadap amikasin dan meropenm. Serratia marcenes terhadap gentamisin,
cefmetazole, ciprofloxacin, ertapenm, piperacillin tazobactam, thrimetroprim
sulfametoxazole. Acinetobacter Baumanii terhadap piperacillin tazobactam dan
ampiciliin. Proteus Mirabillis terhadap amikasin, cefazolin, levofloxacin,
aztreonam, thrimetroprim sulfametoxazole. Pola kepekaan bakteri Gram positif
terhadap antibiotik antara lain Enterococcus faecalis terhadap ciprofloxacin dan
ampiciliin. Staphylococcus aureus terhadap amikasin dan thrimetroprim
sulfametoxazole. Staphylococcus Capitis terhadap gentamisin dan levofloxacin.
Kocuria terhadap vancomycin.
Kata kunci : Pola kepekaan, Gangren DM, Bakteri Gram Negatif, Bakteri Gram
Positif, Antibiotik
Community-Acquired Pneumonia (CAP) merupakan salah satu penyakit infeksi yang menduduki urutan ke tiga dari 30 penyebab kematian dan kesakitan terbanyak di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan penggunaan antibiotik dalam pemilihan jenis obat, dosis dan lama pemberian pada terapi CAP di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Data diambil dari rekam medik pasien rawat inap Non ICU secara retrospektif. Analisis data penggunaan antibiotik berdasarkan Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society (IDSA/ATS) Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults (2007), Drug Information of Handbook (DIH) tahun 2012, AHFS 2011, Drugs.com, dan Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia (PDPI) Pneumonia Komunitas tahun 2014. Hasil penelitian pada pasien CAP menunjukkan bahwa sebanyak 6,98% tepat dalam pemilihan jenis antibiotik menurut IDSA/ATS dan PDPI, 84,05% tepat dosis menurut DIH 2012, AHFS 2011 dan Drugs.com, serta 56,98% tepat lama pemberian antibiotik menurut IDSA/ATS dan PDPI.
Kata kunci: CAP, Evaluasi Penggunaan Antibiotik, RSUD Pasar Rebo.
Rimpang kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu tanaman yang dapat menginhibisi α-glukosidase. Produksi obat herbal memiliki kendala dalam menjaga tingkat produksi metabolit sekunder. Produksi metabolit sekunder menjadi peluang besar bagi mikroba endofit. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kapang endofit dari rimpang kunyit dan mengetahui aktivitas metabolitnya sebagai inhibitor α-glukosidase. Isolasi rimpang kunyit dilakukan dengan metode tanam langsung (direct plant) yang diletakkan di atas media PDA. Diperoleh empat isolat kapang endofit dan setiap isolat dikultivasi dengan medium PDY. Supernatan yang diperoleh diekstraksi dengan etil asetat dan butanol. Ekstrak metabolit yang diperoleh digunakan untuk uji inhibitor α-glukosidase. Hasil reaksi enzimatis berupa p-nitrofenol diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 415 nm. Empat kapang endofit yang diisolasi dari rimpang kunyit menghasilkan metabolit yang dapat menginhibisi α-glukosidase. Aktivitas tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak butanol metabolit IRK3D yaitu 51,99%.
Kata Kunci : kapang endofit, rimpang kunyit, inhibitor α-glukosidase, microplate reader, akarbosa.
Daun sukun merupakan tanaman yang mempunyai aktivitas nefroprotektor. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui ekstrak etanol daun sukun dengan dosis 200 mg/kg BB tikus mempunyai aktivitas nefroprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek nefroprotektor fraksi etanol daun sukun dengan parameter kadar kreatinin pada tikus. Penelitian ini menggunakan hewan uji 25 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Kelompok 1 adalah kontrol normal, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4 adalah kelompok perlakuan yang diberi fraksi etanol daun sukun dengan dosis 9,27 mg/200gBB , 18,54 mg/200gBB, 37,09 mg/200gBB, dan kelompok 5 adalah kontrol negatif. Bahan uji diberikan secara oral selama 7 hari, 2 jam setelah pemberian dosis pada hari ke 7 semua kelompok kecuali kontrol normal diberi larutan CCl4 secara oral. Pada hari ke 8 dilakukan pengambilan darah melalui sinus orbitalis. Data dianalisis dengan ANOVA satu arah. Hasil menunjukan ketiga dosis yaitu dosis 9,27 mg/200gBB , 18,54 mg/200gBB, 37,09 mg/200gBB menunjukan aktivitas nefroprotektor yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif, namun hanya pada dosis 37,09 mg/200gBB yang menunjukan hasil kadar kreatinin yang sebanding dengan kontrol normal yaitu 0,488 mg/dl.
Kata kunci : nefroprotektor, fraksi etanol daun sukun, kreatinin, CCl4
Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) secara tradisional digunakan sebagai obat antidiabetes. Di dalam tanaman terdapat kapang endofit yang berhubungan secara simbiosis mutualisme. Kapang endofit dapat menghasilkan metabolit sekunder yang mirip dengan tanaman inangnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat kapang endofit dari herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dan mengetahui potensinya sebagai penghasil metabolit inhibitor α-glukosidase. Isolasi kapang endofit herba meniran dilakukan dengan metode tanam langsung menggunakan medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan produksi metabolit sekundernya menggunakan medium Potato Dextrose Broth dan Yeast Extract. Pengujian aktivitas inhibitor α-glukosidase dilakukan pada ekstrak etil asetat dan butanol metabolit kapang endofit dalam microplate 96 sumuran. Hasil reaksi enzimatis berupa p-nitrofenol diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 415 nm. Hasil isolasi diperoleh 6 isolat kapang endofit dari bagian akar, batang, dan daun herba meniran. Ekstrak butanol metabolit kapang endofit ATL 1 memiliki nilai persen inhibisi tertinggi yaitu 21,315%.
Kata Kunci: Kapang endofit, herba meniran, α-glukosidase, microplate reader
Umbi wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yang digunakan sebagai
obat tradisional dan dimanfaatkan sebagai diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji efek diuretik ekstrak etanol 70% umbi wortel dengan parameter
peningkatan volume urin pada tikus putih jantan galur wistar. Penelitian ini
menggunakan metode Lipschitz dengan modifikasi. Sebanyak 25 ekor tikus putih
jantan yang terbagi menjadi 5 kelompok uji. Kelompok kontrol positif
menggunakan furosemid dosis 4,1 mg/kgBB, kontrol negatif menggunakan Na
CMC 0,5%, dan ekstrak etanol 70% umbi wortel dosis 1 (84 mg/kgBB), dosis 2
(168 mg/kgBB) dan dosis 3 (336 mg/kgBB). Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji one way anova dan uji LSD untuk mengetahui perbedaan
perlakuan. Hasil penelitian berdasarkan uji LSD menunjukkan bahwa semua dosis
ekstrak etanol 70% umbi wortel mempunyai efek diuretik, jika dibandingkan
dengan kontrol negatif (Na CMC 0,5%). Kelompok perlakuan dosis 2 ekstrak
etanol 70% umbi wortel tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hasil urin
kumulatif rata-rata 24 jam tertinggi dihasilkan oleh kelompok dosis 3 yaitu
sebanyak 8,06 ml dengan persentase peningkatan sebesar 98,52% dan berbeda
bermakna dengan kontrol positif.
Kata kunci : Umbi wortel (Daucus carota L.), diuretik, volume urin.
Asap rokok menyebabkan terjadinya stress oksidatif memicu terjadinya respon
inflamasi dan kerusakan paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak etanol 70% kelopak bunga rosella terhadap perbaikan
kerusakan alveolus paru tikus jantan yang terpapar asap rokok. Hewan uji dibagi 5
kelompok perlakuan. Kelompok normal tanpa perlakuan (paparan asap rokok),
kelompok negatif diberi perlakuan tanpa zat uji, kelompok Dosis I, Dosis II dan
Dosis III diberi perlakuan dan diberi ekstrak etanol 70% bunga rosella dengan
kelompok Dosis I 2,35 mg/kg BB, kelompok Dosi II 4,7 mg/kg BB dan kelompok
Dosis III 9,4 mg/kg BB. Tikus dipapar dengan asap rokok kretek selama 30 hari.
Penetuan kerusakan berdasarkan tiga parameter yaitu dektruksi septum alveolar,
oedema paru, dan inflitrasi sel radang. Gambar histologis kerusakan paru tikus
diamati dengan mikroskop pada perbesaran 100X dan 200X. Data kerusakan yang
diperoleh dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney dengan
α = 0,05. Hasil uji statistik Kruskal Wallis p=0,021 (<0,05). Hasil uji Mann
Whitney menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna atau sebanding antara
kelompok normal dengan kelompok Dosis III p=0,317 (p>0,05). Simpulan dari
penelitian ini adalah ekstrak etanol 70% kelopak bunga rosella dapat memperbaiki
struktur histologi alveolus paru tikus yang dipapar asap rokok.
Kata Kunci: Hibiscus sabdariffa L., asap rokok, kerusakan histologi alveolus
paru
Sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr) merupakan tanaman yang berasal dari suku compositae yang secara tradisional digunakan untuk membantu melancarkan pengeluaran air seni atau disebut diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek diuretik ekstrak etanol 70% daun sambung nyawa dengan parameter peningkatan volume urin. Penelitian ini menggunakan metode Lipschitz dengan modifikasi. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur wistar yang terbagi menjadi 5 kelompok uji. Kelompok kontrol positif menggunakan furosemid dosis 4,1 mg/KgBB, kontrol normal menggunakan Na CMC 0,5%, dan ekstrak etanol 70% daun sambung nyawa dosis 1 (90 mg/kgBB), dosis 2 (175 mg/kgBB) dan dosis 3 (350 mg/kgBB). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji one way anova dan uji LSD untuk mengetahui perbedaan perlakuan. Hasil penelitian dan uji LSD menunjukkan bahwa semua dosis ekstrak etanol 70% daun sambung nyawa mempunyai efek diuretik dibandingkan dengan kontrol normal. Kelompok dosis 1 dan dosis 3 ekstrak etanol 70% daun sambung nyawa tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hasil urin kumulatif rata-rata tertinggi dihasilkan oleh kelompok dosis 2 ekstrak etanol 70% daun sambung nyawa yaitu 8,30 ml dan berbeda bermakna dengan kontrol positif.
Kata kunci: Gynura procumbens, sambung nyawa, diuretik, volume urin.
Resistensi dan efek samping terhadap antifungi mendorong untuk mengeksplorasi senyawa antifungi dari bahan alam, salah satunya berasal dari bakteri simbion karang lunak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungi metabolit bakteri simbion karang lunak Heteroxenia sp. terhadap jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes.Terdapat dua isolat bakteri simbion karang lunak Heteroxenia sp. yaitu isolat 1 (H1DM) dan isolat 2 (H2DM). Hasil skrining memperlihatkan bahwa isolat H1DM lebih potensial dibanding isolat H2DM. Isolat H1DM dikultivasi skala besar pada medium PYGSB 300 ml dengan kecepatan agitasi 125 rpm selama dua hari, hasil. Supernatan diekstraksi dengan metode cair:cair menggunakan pelarut etil asetat (1:1 v/v) dan uji potensi antifungi dilakukan menggunakan metode difusi agar. Ekstrak metabolit bakteri simbion karang lunak Heteroxenia sp. dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan potensi relatif sebesar 3,28 x 10-3 dan Trichophyton mentagrophytes dengan potensi relatif sebesar 3,96 x 10-4 kali ketokonazol.
Kata kunci: karang lunak, Heteroxenia sp, Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes, antijamur
Hiperurisemia merupakan keadaan dimana kadar asam urat dalam darah melebihi kadar normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sawo manila terhadap penurunan kadar asam urat. Pengujian dilakukan terhadap 24 ekor tikus dengan berat badan 150-250 gram yang dibagi dalam enam kelompok. Kelompok 1 (kontrol normal), kelompok 2 (kontrol positif allopurinol), kelompok 3 (kontrol negatif), kelompok 4 (dosis 41,45 mg/KgBB), kelompok 5 (dosis 82,9 mg/KgBB), dan kelompok 6 (dosis 165,8 mg/KgBB). Tikus diberi pakan tinggi purin selama 14 hari dan sediaan uji diberikan selama 7 hari setelah pemberian pakan tinggi purin. Pengambilan darah dilakukan dua kali melalui sinus orbital untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah. Data berupa persen penurunan kadar asam urat dianalisa dengan uji ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan yang bermakna. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ekstrak etanol 70% daun sawo manila dengan dosis 165,8 mg/KgBB mempunyai efektivitas dalam menurunkan kadar asam urat secara bermakna (p<0,05) dengan presentase penurunan sebesar 42,30%
Kata kunci: Antihiperurisemia, Manilkara zapota (L.) P. Royen, Allopurinol
Pada daun ketapang terdapat adanya senyawa berkhasiat bagi kesehatan, kandungan senyawa yang terdapat yaitu flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, fenol dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% daun ketapang (Terminalia catappa L.) dalam menurunkan kadar kolesterol total dan LDL darah pada hamster syrian jantan hiperglikemia dan hiperkolesterolemia. Hewan uji dibagi 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor hamster, yaitu kontrol normal, kontrol positif (atorvastatin), kontrol negatif, Kontrol Uji (KU) I, II, dan III. Pemberian ekstrak dan atorvastatin selama 14 hari setelah induksi pakan tinggi lemak dan aloksan. Parameter pengukuran berupa persentase penurunan kadar kolesterol total dan LDL. Hasil uji ANOVA satu arah menunjukkan adanya perbedaan setelah perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji Tukey yang menunjukkan KU III (dosis tertinggi 120 mg/Kg BB) memiliki persentase terbesar dalam penurunan kadar kolesterol total dan LDL, namun tidak sebanding dengan kontrol positif. Kesimpulan, ekstrak etanol 70% daun ketapang aktif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL namun tidak lebih baik dari atorvastatin.
Kata kunci: Daun ketapang, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, kolesterol total dan LDL.
Stres oksidatif dapat terjadi jika didalam tubuh terdapat radikal bebas yang
berlebih yang tidak dapat diimbangi dengan antioksidan yang ada. Antioksidan
merupakan zat yang memperlambat atau menghambat stres oksidatif. Banyak
sekali bahan alam yang mengandung antioksidan, salah satunya adalah umbi
bawang dayak (Eleutherine americana (Aulb.) Merr) yang mengandung senyawa
metabolit sekunder seperti flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan ekstrak
etanol 70% umbi bawang dayak (Eleutherine americana (Aulb.) Merr) dengan
parameter penurunan kadar MDA dan peningkatan aktivitas enzim katalase
terhadap sel darah merah domba secara in vitro. Ekstrak umbi bawang dayak diuji
pada konsentrasi 23 μg/ml, 46 μg/ml, dan 92 μg/ml pada SDMD yang diinduksi t-
BHP. Perlakuan dibandingkan dengan kontrol normal (kelompok tanpa
perlakuan), kontrol negatif (kelompok dengan penambahan t-BHP), dan kontrol
positif (kelompok dengan panambahan Vitamin C). Hasil menunjukkan
konsentrasi efektif untuk menurunkan kadar MDA dan meningkatkan aktivitas
katalase yaitu sebesar 92 μg/ml, dengan nilai masing-masing kadar MDA sebesar
4,348 nmol/ml dan aktivitas katalase sebesar 2611,65 unit/ml.
Kata Kunci : antioksidan, MDA, katalase, umbi bawang dayak, Eleutherine
americana
Daun rosela banyak dimanfaatkan untuk pengobatan, salah satunya untuk
meningkatkan jumlah eritrosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
fraksi dari ekstrak etanol 70% daun rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap
peningkatan jumlah eritrosit tikus putih jantan anemia. Pengujian dilakukan
dengan membagi 25 ekor tikus dalam 5 kelompok, yaitu kontrol normal tidak
diinduksi dan diberikan Na-CMC 0,5%, kelompok negatif diinduksi NaNO2 dan
diberikan Na-CMC 0,5%, kelompok fraksi air, etil asetat dan n-heksan diinduksi
NaNO2 selama 18 hari dan diberikan masing-masing fraksi dengan dosis 1,7412
mg/200g BB selama 14 hari. Pengambilan darah dilakukan melalui ekor tikus lalu
diukur jumlah eritrosit dengan menggunakan hematology analyzer. Data jumlah
eritrosit dianalisis menggunakan ANOVA one way dan dilanjutkan dengan uji
tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi
n-heksan daun rosela memiliki aktivitas terhadap tikus putih jantan anemia yang
diinduksi NaNO2. Variasi fraksi yang dilakukan mampu meningkatkan jumlah
eritrosit mencapai jumlah eritrosit normal.
Daun bidara memiliki senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun bidara dengan parameter kadar MDA dan aktivitas enzim katalase secara in vitro. Penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok yaitu: kelompok normal (tanpa penambahan t-BHP), kelompok negatif (penambahan t-BHP), kelompok positif (penambahan vitamin C), kelompok ekstrak etanol 70% daun bidara konsentrasi 50 µg/mL, 100 µg/mL, dan 200 µg/mL. Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi 50 µg/mL,
100 µg/mL, dan 200 µg/mL berbeda bermakna (p<0,05) dengan kelompok negatif. Dan konsentrasi yang efektif untuk menurunkan kadar MDA dan meningkatakan aktivitas enzim katalase adalah pada konsentrasi 100 µg/mL dengan nilai masing-masing sebesar 6,663 nmol/mL dan 1475,504 unit/mL.
Kata kunci: daun bidara, Ziziphus mauritiana Lam., antioksidan, MDA, enzim katalase
Kemoterapi pada pasien kanker menggunakan kombinasi obat sehingga memicu kemungkinan terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat yang terjadi pada pasien kanker payudara rawat inap di RSIJCP Periode 2016. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Data diperoleh dari rekam medis dengan jumlah sampel sebanyak 69 pasien yang diperoleh dari data pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi interaksi obat pada pasien kanker payudara RSIJCP sebanyak 420 kejadian interaksi (57,70%). Interaksi obat dengan mekanisme farmakodinamik sebanyak 310 potensi interaksi (73,80%). Potensi interaksi obat dengan tingkat signifikansi moderat sebanyak 277 kejadian interaksi (65,95%), major sebanyak 31 kejadian interaksi (7,38%), minor
sebanyak 112 kejadian interaksi (26,67%).
Ekstrak polisakarida jamur kuping hitam (Auricularia polytricha (Mont.) Sacc) mengandung β-glukan yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antioksidan ekstrak polisakarida jamur kuping hitam berdasarkan penurunan radikal superoksida sel monosit. Sel monosit yang diisolasi dari darah manusia kemudian diuji dengan antioksidan ekstrak polisakarida jamur kuping hitam menggunakan metode Nitro Blue Tetrazolium (NBT) assay. Pengukuran penurunan bentukan formazan akibat oksidasi NBT oleh radikal superoksida menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 560 nm. Penelitian ini dimulai dengan mengekstrak polisakarida jamur kuping hitam. Hasil pengujian pada konsentrasi 6, 8, 10, 12 dan 14 mg/ml menunjukkan hasil persen penurunan produksi radikal superoksida berturut-turut sebesar 62,16%, 66,50%, 61,51%, 65,86% dan 64,90%. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak polisakarida jamur kuping hitam pada konsentrasi 8 mg/ml dengan persen penurunan produksi radikal superoksida sebesar 66,50% memberikan efek yang lebih baik dibandingkan kontrol positif (GSH) konsentrasi 100 mg/ml dengan persen penurunan produksi radikal superoksida sebesar 62,64%
Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah peradangan akut pada parenkim paru yang diperoleh di masyarakat. Beberapa penelitian sebelumnya tentang penggunaan obat pada pasien CAP menunjukkan masih ada ketidaktepatan penggunaan obat pada pasien CAP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan penggunaan obat pada pasien CAP non ICU di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif retrospektif dari rekam medis pasien CAP yang dirawat inap di RSAL Dr. Mintohardjo Mei 2016 – Juni 2017. Parameter ketepatan penggunaan obat meliputi pemilihan jenis, dosis, dan lama pemberian dengan menggunakan toolkit AHFS Drug Information 2011,Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) 2014, pdr.net, Drug Information Handbook (DIH) 2009, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2017. Hasil penelitian pada 39 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diperoleh ketepatan pemilihan obat non antibiotik sebanyak 94,74% dan antibiotik sebanyak 71,11%, ketepatan dosis obat non antibiotik sebesar 96,05% dan antibiotik sebesar 93,33%, serta ketepatan lama pemberian antibiotik mencapai 95,56%.
Kacang komak (Lablab purpureus (L.) Sweet) dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan kacang komak sebagai antihiperglikemia yang dibentuk dalam sediaan yoghurt kacang komak. Sediaan yoghurt kacang komak diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional pada penderita hiperglikemia. Hewan uji hamster Syrian jantan dibagi 5 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor hamster. Kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (kontrol positif) diberi metformin HCl, kelompok III, IV, dan V (kelompok uji) diberi sediaan yoghurt kacang komak dosis 2.7 g/kg BB, 5.4 g/kg BB dan 10.8 g/kg BB secara peroral. Hewan uji diberi pakan tinggi kolesterol selama 28 hari dan hari ke-21 diinduksi aloksan, kemudian diberi perlakuan sediaan uji selama 14 hari. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-29 dan ke-44, untuk menghitung kadar glukosa darah menggunakan fotometer klinikal. Hasil uji ANOVA satu arah menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Semua kelompok sediaan uji yoghurt kacang komak memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah terhadap hamster diabetes hiperkolesterolemia. Hasil uji Tukey penurunan kadar glukosa darah menunjukan kelompok uji sediaan yoghurt dosis 10.8 g/kg BB sebanding dengan kelompok positif yang diberikan Metformin HCl.
Hyperuricemia is an abnormally high level of uric acid in a blood. Binahong leaves (Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis) is one of the plants traditionally used as an antihyperuricemic remedy. This study aims to
determine the ethanol 70% subfraction activity of binahong leaves on the uric acid level of male white mice.
Antihyperuricemia assay was conducted for 36 days by dividing 24 mice into six groups. There are normal
control who was given standard feed and Na CMC 0.5%, positive control was given purine and allopurinol
0.8 mg/20 g BW and the assay group was given a purine feed and binahong leaves subfraction SF 3 with a
dose of 1.83 mg/20gBW, 3.60 mg/20gBW, and 5.40 mg/20gBW. Blood sampling was conducted by orbital
sinus after 2 hours from induction of potassium oxonate. Blood sampling was measured with an enzymatic
method using a clinical spectrophotometer. The result showed that the third dose had no significant
difference to the positive control with a percentage of decrease of 56.6%. The conclusion is that binahong
leaves subfraction has the same activity as an antihyperuricemic agent with allopurinol at dose 5.40
mg/20gBW.
Rokok merupakan sumber radikal bebas yang dapat menyebabkan stress oksidatif dan
dapat merusak fungsi organ-organ penting dalam tubuh diantaranya organ hati yang ditandai
dengan peningkatan kadar SGPT dan SGOT. Penelitian bertujuan mengetahui aktivitas ekstrak
etanol 70% daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) terhadap penurunan kadar SGPT
dan SGOT pada tikus yang dipapar asap rokok.
Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan 25 tikus yang dibagi menjadi 5
kelompok yaitu kontrol normal(Ko), kontrol negative(Kn), dan 3 kelompok perlakuan yang diberi
ekstrak etanol 70% daun kemuning dengan dosis 100 mg/KgBB (K1), 200 mg/KgBB (K2), dan
400 mg/KgBB (K3). Data kadar SGPT dan SGOT dianalisis dengan ANOVA satu arah dan uji
Tukey.
Hasil ANOVA satu arah menunjukkan terdapat pengaruh perlakuan terhadap kontrol (p
< 0,05). Hasil uji Tukey dapat dilihat bahwa kadar SGPT pada dosis II dan III berbeda
bermakna dengan kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dengan kontrol normal dengan
hasil kadar sebesar 34,6 U/L (dosis II) dan 14,4 U/L (dosis III). Pada kadar SGOT semua
kelompok perlakuan menunjukkan hasil berbeda bermakna dengan kontrol negatif dan tidak
berbeda bermakna dengan kontrol normal dengan nilai sebesar 193,6 U/L (dosis I), 191,4 U/L
(dosis II), 156,6 U/L (dosis III). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol
70% daun kemuning memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor.