%A Said Romadlan %P 17-34 %I APIK PTM, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dan Buku Litera %L repository7702 %X Tujuan penelitian ini adalah memberikan pemahaman mengenai bagaimana penyelesaian pertentangan antara warga Muhammadiyah dan NU dengan pendekatan komunikasi antarbudaya. Pendekatan komunikasi antarbudaya, khususnya teori Face Negotiation menekankan pemahaman mengenai bagaimana masyarakat yang berbeda budaya saling memahami bentuk-bentuk konflik mereka dan bagaimana pula mereka menyelesaikan konflik antarbudaya mereka berdasarkan pemahaman budaya mereka masing-masing. Untuk itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan metode survey dan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan face Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam modernis. Muhammadiyah juga dinilai menentang praktik selamatan dan tahlilan. Sedangkan citra publik Muhammadiyah yang diharapkan adalah Muhammadiyah sebagai gerakan pembaruan Islam. Adapun face NU menurut warga NU adalah sebagai gerakan Islam. Tetapi warga NU menolak NU disebut sebagai gerakan Islam yang tradisional. Citra publik NU yang diharapkan adalah NU sebagai organisasi yang mengikuti ajaran ahlussunnah wal jamaah. Warga Muhammadiyah maupun NU sebagian besar mengakui mereka pernah terlihat perbedaan pendapat dan konflik. Kedua warga pun sama-sama menyadari bahwa penyebab utama perbedaan pendapat dan konflik adalah masalah khilafiyah (cara-cara beribadah). Dalam menyikapi perbedaan pandangan dan konflik warga Muhammadiyah dan warga NU cenderung menggunakan cara yang sama, yakni dengan menghindari konflik (avoiding) dan atau menyatukan pendapat (integrating). Begitu juga dalam menyelesaikan perbedaan pandangan dan konflik, warga Muhammadiyah dan warga NU sama-sama cenderung menggunakan cara avoiding dan integrating. %C Yogyakarta %T PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MEMAHAMI KONFLIK ANTARA WARGA MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA (NU) %B Komunikasi, Religi, dan Budaya %D 2017