%0 Thesis
%9 Masters
%A ASHARI, CHICA
%B ILMU GIZI
%D 2017
%F repository:40977
%I IPB
%T Studi Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin Perkotaan dan Perdesaan di Sulawesi Selatan.
%U http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/40977/
%X Pemerintahan dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo telah  memprioritaskan program pangan dan gizi didalam Rencana Pembangunan Jangka  Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Salah satu faktor yang menyebabkan  terjadinya rawan pangan adalah kemiskinan. Banyak indikator yang digunakan  untuk mengukur ketahanan pangan. Pengukuran yang paling sering digunakan yaitu  recall pangan, indikator antropometri atau data kesehatan. Namun semua indikator  tersebut memiliki kelemahan seperti pengumpulan dan analisis data yang tidak  praktis dan relatif mahal untuk diimplementasikan. Oleh sebab itu, diperlukan  metode yang lebih sederhana dan mudah untuk diimplementasikan. Metode yang  lebih baru dikembangkan yaitu Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS).  Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) menganalisis karakteristik rumah tangga  (usia orang tua, pendidikan orang tua, pengetahuan gizi ibu, ukuran rumah tangga,  jenis pekerjaan orang tua, kepemilikan aset, dan pendapatan total rumah tangga)  perkotaan dan perdesaan; (2) menganalisis Tingkat Kecukupan Energi (TKE) dan  Tingkat Kecukupan Protein (TKP) rumah tangga perkotaan dan perdesaan; (3)  menganalisis tingkat ketahanan pangan yang diukur menggunakan metode HFIAS,  metode Maxwell dan metode Maxwell yang dimodifikasi pada rumah tangga  perkotaan dan perdesaan; (4) menganalisis karakteristik rumah tangga (usia orang  tua, pendidikan orang tua, pengetahuan gizi ibu, ukuran rumah tangga, jenis  pekerjaan orang tua, kepemilikan aset dan pendapatan total rumah tangga)  berdasarkan tingkat ketahanan pangan rumah tangga yang diukur menggunakan  metode HFIAS dan metode Maxwell yang dimodifikasi; (5) mengidentifikasi Food  Coping Strategy rumah tangga perkotaan dan perdesaan dalam rangka mencapai  dan mempertahankan ketahanan pangan; (6) menganalisis validitas ukuran  ketahanan pangan dengan metode HFIAS terhadap metode Maxwell yang  dimodifikasi sesuai kondisi di Indonesia. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan  Mangasa Kecamatan Tamalate Kota Makassar dan di Desa Tanete dan Desa  Takkalasi Kacamatan Maritenggae Kabupaten Sidrap. Desain penelitian adalah  cross sectional study. Sebanyak 170 rumah tangga dianalisis pada penelitian ini.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk variabel karakteristik sosial  rumah tangga tangga meliputi usia kepala rumah tangga, usia ibu rumah tangga,  ukuran rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, pendidkan ibu rumah  tangga, dan pengetahuan gizi ibu rumah tangga. Usia kepala rumah tangga dan  pengetahuan gizi ibu rumah tangga tidak terdapat perbedaan antara perkotaan dan  perdesaan (p>0.05), sedangkan usia ibu rumah tangga, ukuran rumah tangga,  pendidikan kepala rumah tangga, dan pendidikan ibu rumah tangga terdapat  perbedaan antara perkotaan dan perdesaan (p<0.05). Jenis pekerjaan kepala rumah  tangga dan pendapatan total rumah tangga terdapat perbedaan antara perkotaan dan  perdesaan (p<0.05).  Sebagian besar Tingkat Kecukupan Energi (TKE) rumah tangga perkotaan  termasuk dalam kategori kurang (60%), sedangkan rumah tangga perdesaan  temasuk dalam kategori cukup (64.4%). Begitu juga dengan Tingkat Kecukupan  Protein (TKP), sebagian besar rumah tangga perkotaan termasuk dalam kategori  kurang (60.0%), sedangkan rumah tangga perdesaan termasuk dalam kategori  cukup (67.1%). Hal ini menunjukkan bahwa TKE dan TKP rumah tangga  perdesaaan lebih baik dari rumah tangga perkotaan.  Pengukuran tingkat ketahanan pangan menggunakan metode HFIAS  menunjukkan bahwa rumah tangga yang termasuk dalam kategori tahan pangan  lebih banyak di perdesaan (27.1%) daripada di perkotaan (18.8%). Pengukuran  tingkat ketahanan pangan menggunakan metode Maxwell menunjukkan bahwa  rumah tangga yang termasuk dalam kategori tahan pangan lebih banyak di  perdesaan (17.6%) daripada di perkotaan (8.2%). Pengukuran tingkat ketahanan  pangan menggunakan metode Maxwell yang dimodifikasi menunjukkan bahwa  rumah tangga yang termasuk dalam kategori tahan pangan lebih banyak di  perdesaan (32.9%) daripada di perkotaan (27.1%). Hal ini menunjukkan bahwa dari  ketiga hasil pengukuran metode tersebut tingkat ketahanan pangan rumah tangga  perdesaan lebih baik dari tingkat ketahanan pangan rumah tangga perkotaan.  Variabel yang diduga memengaruhi tingkat ketahanan pangan yang diukur dengan  metode HFIAS yaitu ukuran rumah tangga (p<0.05) sedangkan variabel yang  diduga memengaruhi tingkat ketahanan pangan yang diukur dengan metode  Maxwell yang dimodifikasi yaitu pengetahuan gizi ibu (p<0.05) dan ukuran rumah  tangga (p<0.05). Modifikasi metode Maxwell dilakukan pada cut off konsumsi  energi. Modifikasi ini dilakukan agar sesuai dengan kondisi di Indonesia menurut  Peraturan Menteri Pertanian No. 65 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang  Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota dan DKP 2009 yaitu rumah  tangga yang termasuk kategori rawan pangan jika konsumsi energinya kurang dari  70%.  Perilaku coping taraf 1 yang dilakukan oleh sebagian besar rumah tangga  perkotaan yaitu menerima kupon raskin (30.6%) sedangkan rumah tangga  perdesaan yaitu beternak ayam (45.9%). Perilaku coping taraf 2 yang dilakukan  oleh sebagian besar rumah tangga perkotaan (44.7%) yaitu meminjam uang dari  saudara dekat, begitupun juga rumah tangga perdesaan (30.6%). Perilaku coping  taraf 3 yang dilakukan oleh sebagian besar rumah tangga perkotaan (22.4%) dan  perdesaan (23.5) yaitu migrasi ke kota/desa/pulau lain, tetapi hal ini belum bisa  menjadi solusi buat mereka.  Validitas HDDS dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif  metode Maxwell sebagai gold standard diperoleh nilai p=0.000 dan nilai r=0.393  menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah. Sedangkan metode  Maxwell yang dimodifikasi sebagai gold standard diperoleh nilai p=0.000 dan nilai  r=0.408 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang. Untuk  metode HFIAS terhadap metode Maxwell yang dimodifikasi sebagai gold standard  yang sebelumnya empat kategori dijadikan dua kategori yaitu tahan pangan dan  tidak tahan pangan maka diperoleh nilai p=0.000 dan nilai r=0.682 yang  menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat. Kemudian dihitung  nilai sensitivitas dan spesitifitas, diperoleh 86.6% dan 45.1%. Hal ini menunjukkan  bahwa metode HFIAS dapat digunakan sebagai metode pengukuran tingkat  ketahanan pangan. Secara kualitatif, metode HFIAS relatif lebih mudah dan  sederhana digunakan untuk pengambilan data.