@unpublished{repository40233, note = {Unpublished}, year = {2022}, title = {PEMBENTUKAN KADER MUDA KESEHATAN MASYARAKAT DAN GIZI DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TANAH ABANG 1}, publisher = {UHAMKA}, url = {http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/40233/}, abstract = {vii ABSTRAK Salah satu pilar dari kesehatan masyarakat adalah Gizi. Gizi menjadi bagian sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Gizi memiliki keterkaitan yang erat dengan kecerdasan dan kesehatan. Oleh sebab itu, gizi menjadi salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Status gizi yang baik pada anak-anak perlu mendapatkan perhatian lebih karena ketika status gizi anak buruk dapat menghambat pertumbuhan mental, fisik maupun kemampuan berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja dan kinerja kerja pada masa dewasa. Anak usia sekolah (5 - 14 tahun) merupakan kelompok usia anak yang mengalami tumbuh kembang pesat. Asupan gizi yang baik dan benar sangat diperlukan agar anak bertumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk mencukupi kebutuhan gizi anak dalam tahap ini tidak selalu mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya seperti kurangnya pengetahuan tentang gizi dari anak dan keluarga, perilaku dan pola makan, mutu makanan yang dikonsumsi, sosial ekonomi, dan lingkungan. Ketika anak usia sekolah kekurangan asupan gizi, maka akan berdampak pada terhambatnya proses tumbuh kembang anak dan timbulnya masalah gangguan gizi yang tentunya akan berdampak buruk terhadap masa depan anak. Saat ini permasalahan gizi dan kesehatan merupakan masalah yang masih menjadi fenomena di Indonesia. Status gizi pada anak sekolah baik SD, SMP maupun SMA masih menjadi masalah yang sangat serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari pengetahuan siswa mengenai cara menjaga status kesehatan terutama status gizi. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk dapat mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat dan gizi melalui pembentukan kader kesehatan masyarakat dan gizi. Harapan kedepannya anak yang telah diberikan pelatihan ini akan mensosialisasikan kepada teman sebayanya terkait dengan pengetahuan yang telah diberikan. Teman sebaya menjadi mediator yang cukup prospektif dalam mengupayakan perubahan perilaku pada anak. Termasuk dalam hal ini yaitu prilaku sehat termasuk prilaku gizi seimbang untuk mencapai status gizi optimal. Permasalahan yang disampaikan oleh mitra yaitu bahwa masih kurangnya pengetahuan dan prilaku anak mengenai pentingnya kesehatan khususnya gizi. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini ingin memberikan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat dan gizi melalui pembentukan kader kesehatan masyarakat dan gizi agar anak dapat mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan dan gizi mereka sehingga mereka dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan, sehingga dapat menjadi SDM yang berkualitas untuk masa depan dan dapat memperbaiki keadaan ekonomi dirinya dan keluarganya. Hasil uji Statistik Paired-Samples T Test pada hasil pre dan postest peserta, diperoleh hasil p value yaitu 0,005 (p value {\ensuremath{<}} 0,05) artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan peserta sebelum dan sesudah diberikan materi. Hasil pre dan postest menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan peserta dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dengan rerata nilai pretest yaitu 84,8 dengan nilai minimum yaitu 70 dan nilai maksimum 90, sedangkan rerata nilai postest meningkat menjadi 91,2 dengan nilai minimum yaitu 80 dan maksimum adalah 100. Soal pre dan postest dapat di jawab peserta dengan baik. Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu publikasi di Jurnal, publikasi di media online, dan video kegiatan yang di HAKI.}, author = {ASHARI, CHICA} }