TY - CONF T2 - XIII National Conference of Indonesian Public Health Expert Association (IAKMI) N2 - Latar belakang. Secara global, angka prevalensi tuberkulosis paru (TB) di rutan/lapas diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan di populasi umum. Dengan kondisi yang padat dan fasilitas yang kurang memadai, rutan/lapas diduga merupakan tempat terjadinya penularan TB antar wargabinaan (WBP). Namun pengukuran tingkat prevalensi TB di rutan/lapas di Indonesia belum pernah dilakukan, dan sampai saat ini belum laporan yang komprehensif mengenai faktor risiko infeksi TB laten di rutan/lapas di Indonesia. Tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian infeksi tb dan faktor-faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kejadian infeksi TB laten. Metode. Penelitian ini merupakan bagian dari riset operasional tuberkulosis group (TORG) tahun 2015/2016 di Rutan kelas I, Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode survey cross-sectional. Subyek pada penelitian adalah WBP yang mendiami Rutan kelas I Bandung. Subject WBP dipilih dengan cara systematic random sampling. Skrining latent TB dilakukan dengan menggunakan Tuberculine Skin Test (TST) dilakukan pada semua subyek. Skrining TB dilakukan dengan pemeriksaan foto toraks. Subyek dengan gejala TB dan/ atau foto toraks sugestive TB dimintakan sputum untuk pemeriksaan basil tahan asam (BTA), xpert Mtb/Rif. Informasi mengenai faktor resiko dikumpulkan dengan wawancara dan pemeriksaan kondisi lingkungan. Hasil. Dari 400 orang WBP terpilih, 4 orang mempunyai riwayat TB sebelumnya dan pemeriksaan tidak dilanjutkan. Dari 396 WBP semuanya adalah laki-laki, median dan rentang usia subyek adalah 31 (18 s/d 67) tahun, dengan median dan rentang masa pidana 1.125 (0 s/ 18) tahun. WBP yang baru pertama kali penahanan adalah sejumlah 16 (48,6%). Sebanyak 58 (14,8%) WBP tidak TB, 194(49%) mengalami infeksi TB laten, 128(32,3%) tb terduga, 7(1,8%) TB klinis, dan 9(2,3%) TB terkonfirmasi. Kejadian laten tb cenderung lebih tinggi pada WBP dengan masa penahanan > 3 bulan daripada yang < 3 bulan yaitu dan 48.3% dan 40.4% berturutan, Riwaya merokok juga ditemukan berkorelasi dengan kejadian infeksi TB laten. Kesimpulan. Angka kejadian TB laten ditemukan tinggi di Lapas dan menunjukkan kecenderungan makin tinggi dengan lamanya penahanan. Angka kejadian TB juga ditemukan 3 kali lipat dibandingkan dengan di populasi. Temuan ini menunjukkan besarnya permasalahan tb di lapas dan perlunya perhatian lebih tinggi untuk pengendaliannya. TI - Gambaran Faktor-Faktor Kejadian Infeksi Tuberkulosis Laten Di Rumah Tahanan Kelas I Bandung (Description of Latent Tuberculosis Infection Factors in Prison Class I Bandung) M2 - Makassar, Indonesia ID - repository374 UR - http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/374/ AV - public A1 - Waworuntu, Fatimah A1 - Asyary, Al A1 - Nurhasanah, Hanifah A1 - Saputra, Irfan Iriawan A1 - Alisjahbana, Bachti A1 - Simon, Sumanto A1 - Widjanarko, Bagoes ER -