%D 2021 %I Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka %T KTI-TKV-202133-1805033037-NUR AISAH AMINI NASUTION %A Aisah NUR AISAH AMINI NASUTION %X Latar Belakang : .Aritmia mengacu pada setiap gangguan pada kecepatan, keteraturan, tempat asal atau satu ketukan yang menyimpang (atau bahkan jeda yang lama di antara ketukan) atau gangguan ritme berkelanjutan yang dapat bertahan seumur hidup pasien. Aritmia jantung mengacu pada kelainan atau gangguan pada urutan aktivasi normal miokardium yang dapat menjadi indikasi penyakit jantung secara struktural dan penyebab komplikasi kardiovaskular yang signifikan, bahkan akibat paling buruk dapat menyebabkan kematian jantung mendadak. Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW) adalah bentuk paling umum dari pre-eksitasi ventrikel dan mempengaruhi 1-3 per 1.000 orang di seluruh dunia. Komplikasi yang ditakuti dari sindrom WPW adalah Kematian Jantung Mendadak (KJM). Pengobatan sindrom WPW hanya diindikasikan pada pasien dengan gejala takiaritmia; yaitu pasien yang memiliki bukti jaras tambahan pada EKG (interval PR pendek dan gelombang delta). Terapi ablasi adalah tata laksana yang lebih diutamakan dari pada terapi obat karena bertujuan untuk menghilangkan lokasi jaras tambahan. Terapi ablasi adalah metode pengobatan yang disukai dan digunakan untuk menghapus jaras tambahan karena memiliki tingkat keberhasilan sekitar 95% dan resiko komplikasi resiko utama sebesar 3%. Metode : Studi Kasus. Laporan Kasus : Pasien laki-laki berusia 21 tahun, keluhan berdebar, dari EKG terdapat PR interval pendek dan gelombang delta sehingga didiagnosi sindrom WPW dan diputuskan dilakukan ablasi. Hasil : Ablasi berhasil dilakukan di daerah right lateral tanpa ditemukan takiaritmia saat dilakukan tes ulang post ablasi. Keberhasilan ditandai dengan tidak ditemukannya delta wave pada EKG dan gelombang QRS normal. Kata Kunci : Aritmia, sindrom wolff-parkinson-white, ablasi Daftar Pustaka : 17 (2008 - 2021) %L repository23272