%A AULIA PARAMITHA HENINGTYAS %A Kriana Efendi %A Maharadingga Maharadingga %I Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA %X Daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.) merupakan salah satu tanaman yang lazim digunakan di masyarakat sebagai obat tradisional penurun panas, meredakan sakit kepala, dan obat batuk. Kandungan yang terdapat pada cocor bebek diantaranya adalah fenol, flavonoid, steroid, dan tanin. Untuk mengetahui keamanan dari daun cocor bebek maka diperlukan adanya uji toksisitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek toksik yang mungkin diakibatkan dari penggunaan daun cocor bebek setelah pemberian berulang pada organ hati. Penelitian ini menggunakan 32 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 1 kelompok normal dan 3 kelompok uji. Pada kelompok normal diberikan suspensi NaCMC dan kelompok uji diberikan ekstrak dengan dosis 50 mg/KgBB, 200 mg/KgBB, dan 800 mg/KgBB secara berulang selama 30 hari. Pengamatan dilakukan terhadap kadar SGOT, SGPT, dan histopatologi hati tikus. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Anova one-way dan dilanjutkan dengan uji Tukey, hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0.05) antara kelompok normal dengan kelompok uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak etanol daun cocor bebek menyebabkan ketoksikan tetapi tidak sampai menyebabkan kematian, gejala toksik ditunjukan dengan adanya peningkatan kadar SGOT dan SGPT serta mempengaruhi histopatologi hati tikus. Kata kunci : Toksisitas subakut, daun cocor bebek, SGOT, SGPT, Histopatologi Hati %L repository22127 %D 2021 %T UJI TOKSISITAS SUBAKUT EKSTRAK ETANOL 70% DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata Pers.) TERHADAP KADAR SGOT, SGPT, DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH