eprintid: 22078 rev_number: 9 eprint_status: archive userid: 3858 dir: disk0/00/02/20/78 datestamp: 2023-04-02 10:59:11 lastmod: 2023-04-02 10:59:11 status_changed: 2023-04-02 10:59:11 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Lathifah, Syifa Rachmania creators_name: Rindita, Rindita creators_name: Sjahid, Landyyun Rahmawan title: KAJIAN ETNOMEDISIN DAN SKRINING FITOKIMIA PENGOBATAN PENYAKIT KULIT DI SUKU BADUY LUAR KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK BANTEN ispublished: pub subjects: R subjects: RS divisions: 48201 abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan dokumentasi penggunaan tumbuhan sebagai obat herbal penyakit kulit. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksplorasi dan wawancara menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling, kemudian dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil yang diperoleh dielaborasikan dengan studi literatur. Terdapat 34 tumbuhan dari 18 famili yang ditemukan dari hasil wawancara dengan masyarakat Desa Kanekes, Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Cara pengolahan tumbuhannya dengan ditumbuk, diparut, digosokkan, serta direbus. Cara penggunaan ramuan obatnya dengan diminum, ditempelkan, dioleskan, atau dibasuhkan dengan air rebusan. Terdapat 6 tumbuhan yang berpotensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, diantaranya yaitu tumbuhan kunyit dengan nilai UV tertinggi 0,176, lamtoro dengan nilai UV 0,117 kategori sedang, dan tumbuhan dengan kategori rendah diantaranya tumbuhan pisang mas dengan nilai UV 0,058, kedondong dengan nilai UV 0,058, kanyere dengan nilai UV 0,029 dan tumbuhan bangle dengan nilai UV 0,029. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa 6 tumbuhan tersebut positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol, steroid dan atau terpenoid. Senyawa-senyawa tersebut diketahui berpotensi untuk menyembuhkan penyakit kulit, dengan mekanisme kerja tumbuhan tersebut sebagai antibakteri atau antiinflamasi, salah satunya dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase dan interleukin sehingga dapat menghambat pembentukan prostaglandin yang dapat memperpendek fase inflamasi pada penyembuhan luka. Kata Kunci: Baduy, etnomedisin, penyakit kulit, skrining fitokimia date: 2021 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA department: Fakultas Farmasi dan Sains thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Aiyelaagbe, O., Oguntuase, B. J., Arimah, B. D., & Adeniyi, B. A. (2008). The Antimicrobial Activity of Jatropha multifida Extracts and Chromatographic Fractions Against Sexually Transmitted Infections. J.Med. Sci vol.8 (2) : 143-147 Eirene, R. (2020). Perancangan Buku Ilustrasi Interaktif Berbahasa Sunda Mengenai Pendidikan Kesehatan Kulit Bagi Anak Suku Baduy Luar. Skripsi. Tangerang: Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara. Hlm 2. Evizal, R., S. Endah, Ardian, W. Agung, & A. Deddy. (2013). Keragaman Tumbuhan dan Ramuan Etnomedisin Lampung Timur. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung: 279–286. Habibi, A. I., Firmansyah, R. A., & Setyawati, S. M. (2018). Skrining Fitokimia Ekstrak n -Heksan Korteks Batang Salam (Syzygium polyanthum). Indonesian Journal of Chemical Science, vol. 7 (1) : 1–4. Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC. Hlm 65-227. Hariana, A. (2008). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya (1st ed.). Jakarta: Penebar Swadaya. Hlm 35-40. Iskandar, B. S., Iskandar, J., & Partasasmita, R. (2018). Strategy of the Outer Baduy community of South Banten ( Indonesia ) to sustain their swidden farming traditions by temporary migration to non-Baduy areas. Biodiversitas, vol. 9 (2) : 453–464. Katno & S Pramono. (2010). Tingkat Manfaat Dan Keamanan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM. Hlm 1-14 Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Kemenkes RI. Jakarta. Khan, I., Naser M.A., Hassan F., Akash T., Riaz U., & Muhammad A. (2014). Application of Ethnobotanical Indices on the Use of Traditional Medicines against Common Diseases. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, vol. 20 (10) : 1-20 Kinho, J., Diah I.D.A., Supratman T., Harwiyadin K., Yermias K., Syamsir S., & Moody C.K. (2011). Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado. Hlm 1. Kurnia, A. & Sihabudin, A. (2010). Saatnya Baduy Berbicara. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm 53. Masturoh, I. & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Hlm 307. Mujahid, R., Wahyono, S., Priyambodo, W. J., & Subositi, D. (2019). Studi etnomedicine pengobatan luka terbuka dan sakit kulit pada beberapa etnis di Provinsi Kalimantan Timur. Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi, vol.7 (1) : 27–34. Mutaqin, A. Z., Noviani, E., Partasasmita, R., & Iskandar, J. (2016). Studi etnobotani pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran. Jatinangor: Prosiding Seminar Nasional MIPA Universitas Padjajaran. hlm 55–61. Ningsih, I. Y. (2016). Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger Di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy, vol.13 (1) : 10-20. Rodrigo, L., Farias R., & Paulino U. (2005). Knowledge and use of medicinal plants by local specialists in an region of Atlantic Forest in the state of Pernambuco. Brazil: Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine. vol 1 (9) : 1–8. Shaikh, J. R. & Patil, M. (2020). Qualitative tests for preliminary phytochemical screening : An overview. International Journal of Chemical Studies Characterization, vol. 8 (2) : 603–608. Sarno. (2019). Pemanfaatan Tanaman Obat (Biofarmaka) Sebagai Produk Unggulan Masyarakat Desa Depok Banjarnegara. Jurnal Pengabdian Masyarakat Unwahas, vol.4 (2) : 73–78. Sarwono, S. W. (1992). Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hlm 32. Setiawan, H. & Qiptiyah, M. (2014). Kajian Etnobotani Masyarakat Adat Suku Moronene Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, vol. 3 (2) : 107–118. Senoaji, G. (2012). Pengelolaan Lahan dengan Sistem Agroforestry oleh Masyarakat Baduy di Banten Selatan. Bumi Lestari, vol. 12 (2) : 283–293. Silalahi, M. (2016). Studi Etnomedisin di Indonesia dan Pendekatan Penelitiannya. Jurnal Dinamika Pemerintahan Universitas Kristen Indonesia, vol.9 (3) : 117–124. Simanjuntak, H. A. (2016). Etnobotani Tumbuhan Obat Di Masyarakat Etnis Sumatera Utara. Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan, vol. 3 (1) : 75–80. Supriatna, E. (2011). Kajian Nilai Budaya Tentang Mitos dan Pelestarian Lingkungan Pada Masyarakat Banceuy Kabupaten Subang. Patanjala, vol. 3 (2) : 278-295. Suryani, I. (2014). Menggali Keindahan Alam Dan Kearifan Lokal Suku Baduy (Studi Kasus Pada Acara Feature Dokumenter “Indonesia Bagus” di Stasiun Televisi NET.TV). Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam, vol.13 (2) : 179-193. Wahyuni, R., Guswandi, & Rivai, H. (2014). Pengaruh Cara Pengeringan Dengan Oven, Kering Angin Dan Cahaya Matahari Langsung Terhadap Mutu Simplisia Herba Sambiloto. Jurnal Farmasi Higea, vol. 6 (2) : 126-133 Wahyuningsih, I. & Alam, S. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Desa Kanekes Pada Program Kebersihan Dan Kesehatan Untuk Mendukung Wisata Adat Baduy. BioLink. Vol 2 (3) : 543–548. Witjoro, A., Sulisetijono, & Setiowati, F. K. (2016). Pemanfaatan Tanaman Obat di Desa Kayukebek. Natural B.Vol. 3(4) : 303-310. citation: Lathifah, Syifa Rachmania dan Rindita, Rindita dan Sjahid, Landyyun Rahmawan (2021) KAJIAN ETNOMEDISIN DAN SKRINING FITOKIMIA PENGOBATAN PENYAKIT KULIT DI SUKU BADUY LUAR KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK BANTEN. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/22078/1/FS03-220279.pdf