@phdthesis{repository21962, school = {Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA}, title = {STUDI ETNOMEDISIN DAN SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT UNTUK MAAG DI DESA CIHANJUANG PANDEGLANG BANTEN}, year = {2022}, url = {http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/21962/}, abstract = {Tanaman berkhasiat obat yang dimanfaatkan untuk pengobatan maag masih banyak digunakan oleh masyarakat Desa Cihanjuang, akan tetapi seiring perkembangan zaman yang masuk ke dalam masyarakat dikhawatirkan pengetahuan tentang tanaman obat menghilang. Penelitian etnomedisin ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan, cara mendapatkannya, cara mengolahnya serta mencari kemungkinan tumbuhan obat baru yang berkhasiat untuk pengobatan maag oleh masyarakat di Desa Cihanjuang Pandeglang-Banten. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengkonfirmasi senyawa metabolit sekundernya. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif terdiri dari beberapa teknik yaitu observasi (pengamatan), wawancara, dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis Use Value (UV). Teknik pemilihan informan dan sampel tumbuhan menggunakan snowball sampling dan purposive sampling. Dari penelitian ini didapatkan 35 informan dan 16 tumbuhan untuk pengobatan maag. Dari 16 tumbuhan dipilih 7 spesies untuk diuji kandungan fitokimianya berdasarkan nilai UV tinggi, sedang, rendah, yaitu: hanjuang (Dracaena sanderiana Sander ex Mast, UV 0,571), kapuk randu (Ceiba pentandra, UV 0,514), lempuyang (Zingiber zerumbet, UV 0,342), cape (Blumea balsamifera, UV 0,314), temu hitam (Curcuma aeruginosa, UV 0,142), bidara arab (Ziziphus mauritiana, UV 0,085), dan dadap (Erythrina subumbrans, UV 0,085). Bagian tumbuhan yang digunakan daun, kulit batang dan rimpang, dengan cara pengolahan direbus atau ditumbuk dan diperas. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa pada 7 tumbuhan terdapat senyawa metabolit sekunder yang sama yaitu terpenoid. Kata kunci: Banten, Etnomedisin, Maag, Fitokimia, Use Value}, author = {PRAKASA, ADE PUTRA and Rindita, Rindita and Rahmadini, Nuriza} }