TY - THES TI - STUDI ETNOMEDISIN DAN SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT UNTUK GANGGUAN KULIT DI DESA PASIRHAUR, DESA JAYAPURA, DAN DESA CIPANAS, KECAMATAN CIPANAS, KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN ID - repository21604 UR - http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/21604/ PB - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA A1 - Husein, Balya Noor A1 - Rindita, Rindita A1 - Sjahid, Landyyun Rahmawan AV - public N2 - Studi etnomedisin merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan pemanfaatan tumbuhan oleh etnis dengan metode penelitian yang dapat diterima secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tumbuhan yang digunakan untuk gangguan kulit, cara mendapatkan, dan cara penggunaanya oleh masyarakat di Desa Pasirhaur, Desa Jayapura, dan Desa Cipanas kemudian mengidentifikasi metabolit sekunder. Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi, dokumentasi, dan skrining fitokimia. Untuk analisis menggunakan analisis Use Value, Informan Concencus Factor, dan Fidelity Level. Pemilihan informan menggunakan metode purposive dan snowball sampling. Didapatkan 30 informan dan 14 tumbuhan yang digunakan untuk gangguan kulit. Dari 14 tumbuhan terpilih 4 tumbuhan dengan nilai analisis tertinggi untuk mengobati gangguan kulit yaitu: kunyit (Curcuma longa L) dengan UV 0,2, ICF 0,57, FL 66,66%; jahe merah (Zingiber officinale Rosc) dengan UV 0,16, ICF 0,57, FL 60%; babadotan (Ageratum conyzoides L) UV 0,16, ICF 0,5, FL 60%; dan ciplukan (Physalis angulata L) dengan UV 0,16, ICF 0,5, FL 60%. Pada keempat 4 tumbuhan dilakukan skrining fitokimia. Kunyit mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, steroid, dan terpenoid. Jahe merah mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, tanin, steroid, dan terpenoid. Babadotan mengandung flavonoid, fenol, tanin, steroid, dan terpenoid. Ciplukan mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, tanin, steroid, dan terpenoid. Kata Kunci: Banten, Etnomedisin, Gangguan Kulit, Skrining Fitokimia. M1 - bachelor Y1 - 2021/// ER -