eprintid: 21009
rev_number: 8
eprint_status: archive
userid: 3858
dir: disk0/00/02/10/09
datestamp: 2023-02-13 06:36:08
lastmod: 2023-02-13 06:36:08
status_changed: 2023-02-13 06:36:08
type: thesis
metadata_visibility: show
creators_name: Hasan, Tiara Maulidya
creators_name: Wulandari, Nora
creators_name: Syaripuddin, Muhamad
title: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN SALBUTAMOL DAN
METYLPREDNISOLON DENGAN MONO TERAPI SALBUTAMOL
PADA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK (PPOK) DI RSAL Dr. MINTOHARJO TAHUN 2019
ispublished: pub
subjects: R
subjects: RS
divisions: 48201
abstract: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit kronis saluran napas
yang ditandai dengan obstruksi jalan napas yang progresif Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK). Hal ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan
hidup yang diikuti dengan semakin seringnya terpapar oleh faktor resiko dari
PPOK. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya pengobatan
penyakit PPOK Sehingga dibutuhkan analisis terhadap farmakoekonomi yaitu
Cost Effectiveness Analysis (CEA) pada pasien PPOK rawat Inap di RSAL
Mintohardjo Tahun 2019. Dilakukan pengambilan data secara retrospektif dengan
menggunakan metode deskriptif. Membandingkan biaya medis dengan nilai
tekanan parsial karbondioksidan (PaCo2) dan parsial oksigen (PaO2) pada pasien
PPOK sebagai Outcomes terapi dari 44 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan Average Cost Effectiveness Ratio
(ACER). pada penggunaan monoterapi obat Salbutamol di RSAL Mintohardjo
tahun 2019 lebih rendah Rp. 3.116.033. Dibandingkan kombinasi obat
Salbutamol-Metylprednisolon dengan nilai ACER Rp. 5.178.575. Dan Pada
kombinasi obat Salbutamol-Metylprednislon nilai Incremental Cost Effectiveness
Ratio (ICER) Rp. 10.334.928. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penggunaan Monoterapi Salbutamol lebih Cost-Effective.
Kata Kunci: Cost-effectivenessanalysis, PPOK, Monoterapi Salbutamol,
Kominasi Salbutamol-Metylprednisolon
date: 2021
date_type: completed
full_text_status: public
institution: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
department: Fakultas Farmasi dan Sains
thesis_type: bachelor
thesis_name: bphil
referencetext: Agil, P. (2013). Hubungan antara paparan asap rokok dan frekuensi terjadinya
eksaserbasi asma pada pasien asma yang berobat ke RSU Dr. Soedarso.
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 1(1), 1-13.
Ambianti, N., Andayani, T.A., & Sulistiawaty, E. (2019). Analisis biaya penyakit
Diabetes Melitus sebagai pertimbangan perencanaan pembiayaan kesehatan.
Jurnal Farmasi Galenika; 5(1), 73 – 83
Anonim. 2016. Profil Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo Jakarta.
https://www.rsalmintohardjo.com/, diakses pada 20 Oktober 2020
Andayani TM. 2013. Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi. Yogyakarta:
Bursa Ilmu.
Dipiro, J.T., Wells, B.G., and Schwinghammer, T.L.,. 2015. Pharmacotherapy: A
Patophysiologic Approach 9th Edition. Mc.Graw-Hills, New York.
Dipiro, J. T., Talbert, G. C. ., Yee, G. R. ., Matzke, B. G. ., & Wells, L. M. P.
(2017). Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach, 10th Edition. McGraw Hill Medical, 10, 6007–6048.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2013). Pedoman
Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
 Febriyani N, dkk. 2013. Analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada
pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) eksaserbasi akut yang di rawat
di rumah sakit paru Jember [Skripsi]. Jember: Fakultas Farmasi, Universitas
Jember.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). (2012). Global
strategi for the diagnosis, management, and prevention of chronic
obstructive pulmonary disease. National insitutes of Health. National Heart,
Lung and Blood Insitute.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2014. Global
strategy for the diagnosis, management, and prevention of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease. American journal of COPD.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). (2018). Global
strategi for the diagnosis, management, and prevention of chronic
obstructive pulmonary disease. National insitutes of Health. National Heart,
Lung and Blood Insitute.
 Ikawati, Z. (2011). Penyakit system pernafasan dan tatalaksana terapinya.
Yogyakarta: Bursa Ilmu 
Indrawaty S, dkk. 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Kemenkes
RI : Jakarta. Hal 12.
Jorgen (2013). "Definition and Overview" (PDF). Global Strategy for the
Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. pp. 1–7.
Kementerian kesehatan republik indonesia. (2013). pedoman penerapan
farmakoekonomi (A. Drs. Prih Sarnianto, M.Sc, dr. Z. Fadia, & M. Erie
Gusnellyanti, S.Si, Apt (eds.)). kementerian kesehatan republik indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Jakarta: Kemenkes Republik Indonesia.
Mann, R., & Nichols, J. (2010). Management of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease. American Journal of Lifestyle Medicine, 3(6), 458–465.
https://doi.org/10.1177/1559827609334980http://www.klikpdpi.com/konsens
us/konsensus-ppok/ppok.pdf
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta:
STIM YKPN.
National Institute for Health and Clinical Excellence. Clinical Guideline 101:
Chronic Obstructive Pulmonary Disease. London, June 2010Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia. (2011). Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Edisi Buku Lengkap: Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan di
Indonesia. Jakarta Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2011. PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik) Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Permenkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/MENKES/PER/XII. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, 34–44.
Putra IPW, Artika IDM. 2011. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Paru
Obstruktif Kronis. Makalah Penelitian. Denpasar: Fakultas Kedokteran
UDAYANA Dipiro, J. T., Talbert, G. C. ., Yee, G. R. ., Matzke, B. G. ., &
Wells, L. M. P. (2017). Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach,
10th Edition. Mc-Graw Hill Medical, 10, 6007–6048.
Taylor and Francis Group, L. (2010). pharmcoeconomics from theory to practice
(A. A. Carmen (ed.); 13th ed.). 
Veryanti, P. R., & Wulandari, A. (2020). Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan
Bronkodilator dibandingkan Kombinasi Bronkodilator-Kortikosteroid pada
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ). 9(1), 13–18.
Wisman, B.A., Mardhiyah, R., Daniel Tenda, E,. Pulmonolgi, D., Perawatan,
D.,& Kritis, P. (n.d.). Pendekatan Diagnostik dan Tatslaksana Penyakit Paru
Obstruktif Kronik GOLD: Sebuah Laporan Kasus
Yoon, H. K., Park, Y. B., Rhee, C. K., Lee, J. H., & Oh, Y. M. (2017). Summary
of the chronic obstructive pulmonary disease clinical practice guideline
revised in 2014 by the Korean Academy of tuberculosis and respiratory
disease. Tuberculosis and Respiratory Diseases, 80(3), 230–240.
https://doi.org/10.4046/trd.2017.80.3.230
citation:   Hasan, Tiara Maulidya dan Wulandari, Nora dan Syaripuddin, Muhamad  (2021) ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN SALBUTAMOL DAN METYLPREDNISOLON DENGAN MONO TERAPI SALBUTAMOL PADA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI RSAL Dr. MINTOHARJO TAHUN 2019.  Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.   
document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/21009/1/FS03-210298.pdf