eprintid: 20858 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 3858 dir: disk0/00/02/08/58 datestamp: 2023-02-11 04:35:06 lastmod: 2023-02-11 04:35:06 status_changed: 2023-02-11 04:35:06 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Sari, Indah creators_name: Wiyati, Tuti creators_name: Hastuti, Septianita title: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI SALBUTAMOL DIBANDINGKAN DENGAN KOMBINASI SALBUTAMOL-IPRATROPIUM PADA PASIEN PPOK RAWAT INAP DI RSIJ CEMPAKA PUTIH PERIODE 2018-2019 ispublished: pub subjects: R subjects: RS divisions: 48201 abstract: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit yang menduduki peringkat tertinggi di Indonesia. Terapi pada penyakit PPOK menggunakan obat golongan bronkodilator dan obat dengan kombinasi antikolinergik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya penggunaan salbutamol dan kombinasi salbutamol-ipratropium pada pasien PPOK rawat inap di RSIJ Cempaka Putih periode 2018-2019. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap data rekam medik pasien dan keuangan pasien. Metode analisis biaya dilakukan dengan menggunakan metode Average Cost-Effectiveness (ACER) yaitu dengan menghitung rata-rata total biaya medik langsung dibagi dengan efektivitas terapi (rata-rata lama pasien dirawat). Dari 87 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi diantaranya 30 sampel rekam medik pasien PPOK yang diterapi salbutamol tunggal dan 57 sampel rekam medik yang diterapi kombinasi salbutamol-ipratropium berdasarkan nilai ACER. Penggunaan terapi salbutamol tunggal memiliki nilai ACER sebesar Rp 672.889,08/hari dan nilai ACER dan terapi kombinasi salbutamol-ipratropium sebesar Rp 686.357,36/hari dengan rata-rata lama hari rawat sama yaitu 6 hari. Hasil penelitian menunjukan Average Cost-Effective (ACER) salbutamol lebih rendah dibandingkan dengan kombinasi salbutamol-ipratropium. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan terapi salbutamol tunggal lebih cost-effective dibanding terapi kombinasi salbutamol-ipratropium. Kata Kunci: Cost-effective analysis, PPOK, Salbutamol, Salbutamol-Ipratropium date: 2021 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA department: Fakultas Farmasi dan Sains thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: AHFS. 2011. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health System Pharmacists. Andayani, T. 2013. Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi. Yogyakarta: Bursa Ilmu. Dipiro, C.V., Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., 2015. Pharmacoterapy Handbook Ninth Edition. New York: McGraw Hill Companies. Hal 835. Febriyani, D. 2017. Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Salbutamol dan Teofilin Sebagai Bronkodilator Antibiotik Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut. Jember: Fakultas Farmasi Iniversitas Jember. Febriyani, N., Arya. S., Wiratmo. 2012. Analisis efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Paru Jember. Hal. 3. Gold Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2014. Global Strategy for the diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. National Institute of Health. Hal. Gold Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2018. Global Strategy for the diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. National Institute of Health. Hal. Hosizah, Z., 2011. Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta: Bursa Ilmu. Ikawati, Z. 2011. Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta: Bursa Ilmu. Katzung, G.B., Susan, B.M., Anthony, J.T., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12Th Edition. The McGraw-Hill Companies. Hal. 343- 355. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (a). 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Menteri Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (b) 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Jakarta: Menteri Kesehatan RI. Hal. 5,14,18. Khoiriyah, S.D., 2018. Kajian Farmakoekonomi yang Mendasri Pemilihan Pengobatan di Indonesia. Farmaka Suplemen Volume 16 nomor 3. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. Hal. 143. Kristiningrum, E., 2019. Farmakoterapi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jakarta: Departemen Medical. Vol 46 Hal. 262-263. Lorensia, A., Rivan, V.S.E., 2018. Paduan Lengkap Penggunaan Macam-Macam Alat Inhaler Pada Gangguan Pernafasan. Surabaya: M-Brother Indonesia. Mutmainah, T.R., Sri, M.M., 2015. Gambaran Kualitas Hidup Pasien PPOK Stabil di Poli Paru RSUS Arifin Achmad Provinsi Riau Dengan Menggunakan Kuisioner SGRQ. Riau. Vol 2. No.2 Hal 6-7. Nurmayanti, dkk. 2019. Pengarus Fisioterapi Dada, Batuk Efektif dan Nebulizer Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Dalam Darah Pada Pasien PPOK. Universitas Muhammadyah Jakarta. Vol.3, No.1, Hal. 365- 366. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Diagnosis dan Penatalaksanaan. Revisi Pertama. Jakarta: Hal. 1-3, 30-51. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2016. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta: Hal. 43-44. Priastuti, N. 2017. Analisis Drug Related Problem Terkait Dengan Ketidaktepatan Dosis dan Interaksi Obat Pada Pasien PPOK di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2015. Surakarta. Hal. 4. Price, S.A., Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta. Vol. 2. Sapto, T., Yuneka, S., 2020. Analisis Biaya Efectivitas Penggunaan Bronkodilator Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Pasien Rawat Jalan di RS X Mojokerto. Kediri. Vol. 7. No. 1. Setiawan, D.E., 2017. Farmakoekonomi Modeling. Purwokerto: UM Purwokerto Press. Sugiharta, S. 2016. Evaluasi Pengobatan Bronkodilator dan Kortikosteroid Pada Pasien PPOK di Instalasi Rawat Inap B RSUP Fatmawati Jakarta Periode Januari 2012-Juni 2013. Jakarta Vol.1. Hal.79. Suradi. 2007. Pengaruh Rokok Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Tinjauan Patogenesis, Klinis dan Sosial. Skripsi. Surakarta: UNS. Veriyanti, P.R.D., 2020. Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Bronkodilator dibandingkan Kombinasi Bronkodilator-Kortikosteroid pada Pasien PPOK. Jakarta. Vol. 9, No. 1, Hal 13-18. Windrasmana, O. J., 2012. Hubungan Antara Derajat Merokok Dengan Prevalensi PPOK dan Bronkitis Kronik di BBKPM Surakarta Tahun 2012. Skripsi. Surakarta. Hal.9. World Halth Organization. 2010. World Health Statistic. WHO Press. Swizerland. Wulandari, A. Putu, R.V., 2020. Analisis Biaya Terapi Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Rawat Inap di RSUP Fatmawati Periode 2018. Jakarta. Vol. 13. No. 1. Hal. 8-12. citation: Sari, Indah dan Wiyati, Tuti dan Hastuti, Septianita (2021) ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI SALBUTAMOL DIBANDINGKAN DENGAN KOMBINASI SALBUTAMOL-IPRATROPIUM PADA PASIEN PPOK RAWAT INAP DI RSIJ CEMPAKA PUTIH PERIODE 2018-2019. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/20858/1/FS03-210245.pdf