%0 Book %A Gunawan, Rudy %A Universitas Muhammadiyah Prof. DR.HAMKA, %C Tamalanrea, Makassar, Indonesia %D 2016 %F repository:205 %I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin %T EKSISTENSI BUDAYA BETAWI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI JAKARTA %U http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/205/ %V 2 %X Jakarta sebagai pusat pemerintahan mempunyai penduduk asli dengan ciri utamanya mempergunakan bahasa Betawi sebagai bahasa ibu, tinggal dan berkembang di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Pada tahun 1619 nama "Betawi" disebut berasal dari kata "Batavia". Nama yang diberikan oleh Belanda pada zaman penjajahan dahulu (Pemerintah Daerah DKI Jakarta, 1995-2012). Namun sebetulnya penamaan Betawi sudah muncul jauh sebelumnya sebelum datangnya Jendra Hindia Belanda, Jan Pieterszon Coen datang dan berambisi untuk membangun kota yang disebut Batavia (Saidi, 2004, hal, vii). Menurut Satradarma dalam saidi (2004, hal, 14) bahwa orang Betawi sejak 1865 telah menamakan dirinya sebagai orang Betawi, walau sebelum tahun 1865 disebut 'orang selam' yang merupakan sebutan khusus dari pendatang (Cina,Arab,Eropa) karena mayoritas beragama Islam. Istilah Betawi baru populer pada tahun 1970, sebelumnya penduduk asli Jakarta menyebutkan diri sebagai orang Melayu.