eprintid: 18321 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 3858 dir: disk0/00/01/83/21 datestamp: 2023-02-02 03:11:24 lastmod: 2023-02-02 03:11:24 status_changed: 2023-02-02 03:11:24 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Setiyawati, Ninik creators_name: Viviandhari, Daniek creators_name: Wulandari, Nora title: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN GASTRO ENTRITIS, PNEUMONIA DAN DEMAM TIFOID RUANG RAWAT INAP DEWASA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI PERIODE JANUARI-JUNI 2016 ispublished: pub subjects: R subjects: RS divisions: 48201 abstract: Antibiotik golongan sefalosporin telah luas digunakan dalam mengatasi penyakit infeksi. Tiga besar penyakit infeksi yang sering terjadi di Indonesia adalah gastroenteritis (GE), pneumonia dan demam tifoid. GE adalah adanya inflamasi pada membran mukosa saluran pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah. Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengena parenkim paru. Sedangkan demam tifoid adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antbiotik golongan sefalosporin pada penyakit GE, pneumonia dan demam tifoid. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling . Hasil penelitian didapatkan 135 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dengan ketepatan obat dan dosis pada pasien GE adalah 94,7% , pasien pneumonia 100%, pasien demam tifoid 100%. Sedangkan ketepatan durasi pada pasien GE, pneumonia dan demam tifoid adalah 100%. Kata Kunci: antibiotik sefalosporin, gastroenteritis, pneumonia, demam tifoid date: 2017 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof . DR. HAMKA department: Fakultas farmasi dan sains thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: AHFS (American Hospital Formulary Service) Drug Information. 2011 Arif A, Mirdhatillah S, Purwantyastuti, Sudrajat SE.2014.Cara Mudah Belajar Farmakologi. Jakarta: FKUI. Hlm. 332,334 British Thorasic Society. 2015. Guidelines for management of Community Acquired Pneumonia in adults. Cipolle Robert J,Strand, Morey. 2012. Pharmaceutical Care Practice 3rd Edition. McGraw-Hill Education, LLC1, USA. Hlm. 1093-1097 Dipiro JT,Rotschafer JC,Kolesar JM,Malone PM,Schwinghammer TL,Wells B, Burns MAC. 2008. Pharmacotherapy Principles & Practice 7 th Editions. McGraw-Hill Education,LLC1,USA.Hlm. 311,1047-1060 Duplessis C, Crum-Cianflone. 2011. Ceftroline: A New Cephalosporin with Activity against Methicillin-resistant Staphylococcus aereus (MRSA). www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC3140339/. Diakses 20 Agustus 2016 Fradgley S.2003. Interaksi Obat. Dalam buku Farmasi Klinik (Clinical Pharmacy). Elex Media K, Jakarta.Hlm. 121 Gondodiputro,Sharon. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung. Hardman JG, Limbird LE. 2012. Goodman & Gilman. Dasar Farmakologi Terapi Ed 10,Vol.3. Jakarta: EGC.Hlm. 1117,1120, 1447 Hadi U. 2009, Antibotic Usage and Antimicrobial Resistance in Indonesia. https://openacces.leidenuniv.nl/handle/1887/13821. Diakses 20 Juni 2016 Hekmawati N L.2013. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RS “X” Klaten 2011. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. IDSA.2007. Infectious Diseases Society of America/ American Thorasic Society Concensus Guidelines on the management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Isna P R. 2014. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta,Yogyakarta. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penel itianDetail&act=view&typ=html&buku_id=94652&is_local=1. Diakses 6 Agustus 2016 Kemenkes. 2008. Modul Penggunaan Obat Rasional. Kemenkes. Hlm. 8-8 Kemenkes.2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Kemenkes RI.Hlm. 37 Kemenkes. 2011.Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.Jakarta: Kemenkes RI. Hlm. 10,21-25,43,59 Kemenkes. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Situasi Diare di Indonesia. Kemenkes RI. Hlm. 1 Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Kemenkes RI. Hlm. 31-34 Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kemenkes RI. Hlm. 71 Kemenkes. 2013. Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Kemenkes RI. Hlm. 20-37 Kemenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan no 58 tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit .Jakarta: Kemenkes RI.Hlm. 2,18 Kemenkes. 2015. Penggunaan Antibiotik Bijak dan Rasional Kurangi Beban Penyakit Infeksi. http://www.depkes.go.id/article/view.15081100001/penggunaan-antibiotikbijak-dan-rasional-kurangi-beban-penyakit-infeksi.html. Diakses 28 April 2016 Lampiris HW, Maddix DS. 2012. Penggunaan Klinis Antimikroba. Katzung BG,Editor. Dalam buku: Farmakologi Dasar dan Klinik Ed.12. EGC, Jakarta. Hlm: 714,797,902 Lisni I, Silviana, Sutrisno. 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Faringitis di Suatu Rumah Sakit di Kota Bandung. Jurnal Hasil Riset. http://ejurnal.stfb.ac.id. Diakses 1 September 2016 Priyanto, 2009 . Farmakoterapi & Terminologi Medis. Lenskofi, Jakarta. Hlm. 41 Riddle MS, Dupont H, Connor BA. 2016 Siagnosis, Treatment, and Prevention of Acute Diarrheal Infection in Adults in The American Journal of Gastroenterology. American College of Gatroenterology. Santos D,Silva N,Silva N. 2006. Antibiotics for the Empirical Treatment of Acute Infectious Diarrhea in Children in The Brazilians Journal of Infectious Diseases. 10(3):217-227. Santoso H, 2009. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Kasus Demam Tifoid Pada Bangsal Pneyakit Dalam RSUP DR Kariadi Semarang Tahun 2009.Tesis.Fakultas Kedokteran Undip, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/8069. Diakses 1 Desember 2016 Sidabutar S, Irawan HS. 2010. Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid ada Anak:Kloramfenikol atau Seftriakson. Dalam: Jurnal Sari Pediatri. Hlm. 434-439 Simadibrata, M.,Dalyono. 2006. Diare Akut.In:Sudoyo,Aru W,et al, ed.Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI.Jakarta. Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hlm. 413 Siregar CJP, Kumolosari E.2006.Farmasi Klinik: Teori dan Penerapan. EGC, Jakarta. Hlm. 290-291 Siswandono, Soekarjo B. 2008.Kimia Medisinal Ed 2.Airlangga University Press, Surabaya.Hlm. 109 Setiabudy R.2009. Pengantar Antimikroba Dalam Farmakologi dan Terapan . Edisi Kelima, Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Jakarta. Hlm. 586-587, 597, 682 Tjay TH, Rahardja K.2013.Obat-Obat Penting Ed 6.Jakarta:Elex Media Komputindo. Hlm. 71-72 WGO. 2012. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. Acute diarrhea in adults and children: a global perspective. Widodo D. 2010. Kebijakan Penggunaan Antibiotika Bertujuan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pasien dan Mencegah Peningkatan Resistensi uman. Cermin Dunia Kdokteran (CKD). Hlm. 7-10 Yusi A, Banun A, Erliana.2013.Evaluasi Penggunaan Antibiotik di Ruang HCU dan Ruang ICU Rumah Sakit Kanker Dharmais Februari-Maret 2012. Dalam: Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia vol. 11 No 2.Hlm. 1 citation: Setiyawati, Ninik dan Viviandhari, Daniek dan Wulandari, Nora (2017) EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN GASTRO ENTRITIS, PNEUMONIA DAN DEMAM TIFOID RUANG RAWAT INAP DEWASA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI PERIODE JANUARI-JUNI 2016. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof . DR. HAMKA. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/18321/1/S03-200158.pdf