eprintid: 17372 rev_number: 7 eprint_status: archive userid: 3856 dir: disk0/00/01/73/72 datestamp: 2023-07-10 08:29:45 lastmod: 2023-07-10 08:29:45 status_changed: 2023-07-10 08:29:45 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Lismasyta, Fonta creators_name: Setyaningsih, Maryanti creators_name: Isnaini, Yupi creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 title: INDUKSI TUNAS PORANG (Amorphophallus muelleri) SECARA IN VITRO DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP DAN TDZ ispublished: pub subjects: QH301 divisions: sch_bio abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis eksplan dan pemberian kombinasi zat pengatur tumbuh BAP dan TDZ terhadap induksi tunas porang (Amorphophallus muelleri) secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktorial. Faktor pertama yaitu eksplan daun dan batang dari kultur porang yang disubkulturkan ke media Murashige & Skoog (MS). Faktor kedua adalah penambahan kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh 0, 0.5, 1, 1.5, dan 2 mg/l BAP dan 0, 0.1, dan 0.2 mg/l TDZ. Semua eksplan yang telah disubkultur di inkubasi di tempat yang gelap dan dilakukan pengamatan untuk peubah persentase eksplan hidup dan mati, jumlah kultur yang membentuk kalus dan tunas, ukuran, warna dan tekstur kalus, serta jumlah tunas yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hidup eksplan batang 63,7% dan daun 44,4%. Jumlah eksplan yang membentuk kalus dari eksplan batang 63,7% dan daun 36,3%. Jumlah Eksplan yang membentuk tunas dari eksplan batang dan daun adalah 57% dan 28,1%. Jumlah tunas terbanyak yaitu pada eksplan batang dengan 1,5 mg/l BAP + 0 mg/l TDZ (12,00 tunas). Perlakuan 0 mg/l BAP + 0,2 mg/l TDZ menghasilkan kalus dengan diameter paling besar yaitu 1,4 cm. Tekstur kalus didominasi dengan tekstur kompak baik pada eksplan batang maupun daun, dan sebagian besar kalus yang terbentuk menunjukkan warna yang semakin gelap. date: 2020-08-22 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Prof.Dr. Hamka department: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Aji, I. M., Wahyuningsih, E., & Patoni. (2018). Identifikasi Hasil Hutan Bukan Kayu Genus Amorphophallus di Desa Santong Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Belantara [JBL], 1(2), 107-114. Andari, T. (2013). Multiplikasi Tunas Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) dengan Zat Pengatur Tumbuh BAP dan NAA secara Kultur Jaringan. [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anonim. (2013). Bioresources Untuk Pembangunan Ekonomi Hijau. Jakarta: LIPI Press. Anonim. (2013). Budidaya Pengembangan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) sebagai Salah Satu Potensi Bahan Baku Lokal. [Modul Diseminasi]. Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia. Universitas Brawijaya. Malang. Arif, N., Bahari, & Suaib. (2017). Induksi Tunas Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L.) secara In Vitro. Prosiding Seminar Nasional PERIPI, 147-156. Asra, R., Samarlina, R. A., & Silalahi, M. (2020). Hormon Tumbuhan. Jakarta: UKI Press. Astuti, Y. T., & Andayani, N. (2005). Pengaruh Pemberian BAP dan NAA terhadap Perumbuhan Krisan (Chrysanthemum morifolium, Ram.) dalam Kultur Jaringan. Biosta, X(3), 31-35. Aziz, M. M., Ratnasari, E., & Rahayu, Y. S. (2014). Induksi Kalus Umbi Iles-Iles (Amorphophallus muelleri) dengan Kombinasi Konsentrasi 2,4-D dan BAP Secara In Vitro. LenteraBio, 3(2), 109-114. Broertjes, C., & Keen, A. (1980). Adventitious Shoots: Do They Develop From One Cell? Euphytica, 73-87. Capella, S. C., David, W. S., & Kirchner, S. C. (1983). Effect of Thidiazuron on Cytokinin Autonomy and Metabolism of N6 (2-Isophentenyl) Adenosine in Callus Tissue of Phaseolus luntus L. Plant Phys, 796-802. 55 Chevreau, E., Mourgues, F., Neveu, M., & Chevalier, M. (1997). Effect of Gelling Agents and Antibiotics on Adventious Bud Regeneration From In Vitro Leaves of Pear. Society for In Vitro Biology, 33(3), 173-179. Retrieved 23 Juli, 2020, from https://www.jstor.org/stable/4293118 Chotigamas, T., Sripaoraya, S., Gateprasert, M., Vanichsriratana, W., & Sirisansaneeyakul, S. (2009). The Tissue Culture Optimization for Amorphophallus oncophyllus Cell Suspension for Konjac Glucomannan Production. Darmanto, Y., Riyadi, P. H., & Susanti, S. (2017). Beras Analog Super. Semarang: Undip Press. Dewanto, J., & Purnomo, B. H. (2009). Pembuatan Konyaku dari Umbi Iles-iles. [Laporan Tugas Akhir]. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Dwiyani, R. (2015). Kultur Jaringan Tanaman. Bali: Pelawan Sari “Percetakan & Penerbit”. Fauziyah, E., Diniyati, D., Suryano, & Mulyati, E. (2013). Strategi Pengembangan Ilesiles (Amorphophallus spp.) sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Agroforestry, 1(1), 55-70. Harahap, F., Hasanah, A., Insani, H., Harahap, N. K., Pinem, M. D., Edi, S., . . . Silaban, R. (2019). Kultur Jaringan Nanas. Surabaya: MSC. Humaira, A., & Amien, S. (2019). Induksi Kalus Lima Kultivar Seledri (Apium graveolens L.) dengan Sukrosa dan Berbagai Konsentrasi Maltosa. Agrin, 23(1). Hutami, S. (2008). Masalah Pencoklatan pada Kultur Jaringan. AgroBiogen, 4(2), 83-88. Imelda, M., Wulansari, A., & Poerba, Y. S. (2007). Mikropropagasi Tanaman Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume). Berita Biologi, 8(4). 56 Imelda, M., Wulansari, A., & Poerba, Y. S. (2008). Regenerasi Tunas dari Kultur Tangkai Daun Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume). BIODIVERSITAS, 9(3), 173- 176. Isnaini, Y., & Yuzammi. (2012). Aplikasi Kultur Jaringan dalam Penggandaan Bibit Suweg. Makalah dipresentasikan pada Seminar Pertemuan Pakar Bioteknologi. Karjadi, A. K., & Buchory, A. (2007). Pengaruh NAA dan BAP terhadap Pertumbuhan Jaringan Meristem Bawang Putih pada Media B5. J. Hort, 17(3), 217-223. Karyanti, J. I. (2012). Pemanfaatan Bahan Teknis KNO3, CaCl2, MgSO4, KH2PO4 sebagai Hara Makro dan Benzyl Adenin dalam Perbanyakan Jati (Tectona grandis L) secara In Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 14(3), 203-208. Koswara, S. (tanpa tahun). Teknologi Pengolahan Umbi-umbian Bagian 2: Pengolahan Umbi Porang. [Modul]. Institut Pertanian Bogor Lestari, E. G. (2011). Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman melalui Kultur Jaringan. Jurnal AgroBiogen, 7(1), 63-68. Lu, C.-Y. (1993). The Use of Thiadizuron in Tissue Culture. In Vitro Cell Dev Biol - Plant, 92-96. Maemunah, Yusuf, R., Samudin, S., Yusran, Hawalina, & Rini, N. S. (2019). Initiation of Onion Callus (Allium wake giaraki) Varieties of Lembah Palu at Various Light Intensities. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. Mahadi, I., Syafi'i, W., & Sari, Y. (2016). Induksi Kalus Jeruk Kasturi (Citrus microcarpa) Menggunakan Hormon 2,4-D dan BAP dengan Metode In Vitro. JIPI, 21(2), 84-89. Mariamah, Murkalina, & Linda, R. (2017). Pertumbuhan Kalus Tanaman Markisa (Passiflora sp.) dengan Penambahan Naphtalene Acetic Acid (NAA) dan 6- Benzyl Amino Purine (BAP). Protobiont, 6(3), 37-41. 57 Marthani, Q. K., Anggraito, Y. U., & Rahayu, E. S. (2016). Kalogenesis Eksplan Setengah Biji Koro Benguk (Mucuna pruriens L.) secara In Vitro Menggunakan BAP dan NAA. Life Science Journal of Biology. Muliati, Nurhidayah, T., & Nurbaiti. (2017). Pengaruh NAA, BAP dan Kombinasinya pada Media MS terhadap Perkembangan Eksplan Sansevieria macrophylla secara In Vitro. JOM FAPERTA, 4(1). Nofrianinda, V., Yulianti, F., & Agustina, E. (2017). Pertumbuhan Planlet Stroberi (Fragaria ananassa D) Var. Dorit pada Beberapa Variasi Media Modifikasi In Vitro di Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO). Biotropic, 1(1), 32-41. Nurmaningrum, D., Nurchyatai, Y., & Setiari, N. (2017). Mikropropagasi Tunas Alfalfa (Medicago sativa L.) pada Kombinasi Benzil amino purin (BAP) dan Thidiazuron (TDZ). Buletin Anatomi dan Fisiologi, 2(2). Prayana, F. A., Djenal, & Wardana, R. (2017). Mikropropagasi Tangkai Daun Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) secara In Vitro dengan Penambahan ZPT dan NAA. Agriprima, Journal of Applied Agriculture Sciences, 1(2), 104-114. Purita, S. Y., Ardiarini, N. R., & Basuki, N. (2017). Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Jenis BAP Terhadap Pertumbuhan Planlet Sub Kultur Jaringan Tanaman Nanas (Ananas cosmosus L. Merr). memiliki berat molekul sebesar 225.26 dengan rumus, 5(7), 1207-1212. Rahayu, T., & Mardini, U. (2015). Respon Eksplan Nodus dan Daun Tanaman Binahong (Anredera cordifolia L.) pada Media MS dengan Variasi Konsentrasi BAP. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS. Sajid, Z. A., & Aftab, F. (2009). Effect of thidiazuron (TDZ) on in vitro micropropagation of Solanum tuberosum L. cvs. Deiree and Cardinal. Pak. J. Bot, 41(4), 1811-1815. 58 Saleh, N., Rahayuningsih, S. A., Radjit, B. S., Ginting, E., Harnowo, D., & Mejaya, I. J. (2015). Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatannya. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Samanhudi. (2007). Perbanyakan Jeruk Kerok Tawangmangu secara In Vitro untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis Jeruk Di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Jeruk. Sari, P. S., Cahyono, P. A., & Admiral, E. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Jembul dengan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Chips Porang dalam meningkatkan Daya Saing. International Journal of Community Service Learning, 3(4), 244- 251. Shofiyani, A., & Damajanti, N. (2015). Pengembangan Metode Sterilisasi pada Berbagai Eksplan Guna Meningkatkan Keberhasilan Kultur Kalus Kencur (Kaemferia galangal L). AGRITECH, XVII(1), 55-64. Suheriyanto, D., Romaidi, & Resmisari, R. S. (2012). Pengembangan Bibit Unggul Porang (Amorphophallus oncophyllus) melalui Teknik Kultur Jaringan In Vitro untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. El-Hayah, 3(1), 16-23. Sulistiyo, R. H., Luthfiyyah, Z., Susilo, B., Dalima, L. N., Wiguna, E. C., Yuliana, N., & Prasetyo, E. N. (2018). Pengaruh Teknik Sterilisasi dan Komposisi Medium terhadap Pertumbuhan Tunas Eksplan Sirsak Ratu. BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi, 11(1), 1-5. Sulistyo, R. H., Soetopo, L., & Damanhuri. (2015). Eksplorasi dan Identifikasi Karakter Morfologi Porang (Amorphophallus muelleri B.) di Jawa Timur. Jurnal Produksi Tanaman, 3(5), 353-361. Sumarwoto. (2005). Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume); Deskripsi dan Sifat-sifat Lainnya. BIODISERVITAS, 6(3), 185-190. 59 Sumarwoto. (2007). Review: Kandungan Mannan pada Tanaman Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume.). Bioteknologi, 4(1), 28-32. Sumarwoto. (2012). Peluang Bisnis Beberapa Macam Produk Hasil Tanaman Iles Kuning di DIY melalui Kemitraan dan Teknik Budidaya. Business Conference (BC). Sustriningsih, A., & Ariani, N. L. (2017). Efektivitas Umbi Porang (Amorphophallus oncophillus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Care, 5(1). Tefera, W., & Wannakrairoj, S. (2006). Synergistic effects of some plant growth regulators on in vitro shoot proliferation of korarima (Aframomum corrorima (Braun) Jansen). Afr. J. Biotechnol., 5(10), 1894-1901. Tomaszewska-Sowa, M., Drozdowska, L., & Szota, M. (2002). Effect of Cytokinins on In Vitro Morphogenesis and Ploidy of Pepper Capsicum annuum L. EJPAU, 5(1). Retrieved Juli 23, 2020, from http://www.ejpau.media.pl/volume5/issue1/agronomy/art-04.html van Altvorst, A. C., Koehorst, H. J., Bruinsma, T., Jansen, J., Custers, J. B., de Jong, J., & Dons, J. J. (1992). Adventitious Shoot Formation from In Vitro Leaf Explants of Carnation (Dianthus Caryophyllus L.). Scientia Horticulturae, 223-235. Wahyuningtyas, R. D., Azrianingsih, R., & Rahardi, B. (2013). Peta dan Struktur Vegetasi Naungan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Di Wilayah Malang Raya. Jurnal Biotropika, 1(4). Wardana, R., Jumiatun, & Rosdiana, E. (2017). Multipikasi Tanaman Iles – Iles (Amorphophallus mulleri Blume ) secara In Vitro Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Pangan Lokal. Seminar Nasional Hasil Penelitian. Wattimena, G. A. (1988). Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: : Pusat Antar Universitas IPB. 60 Widiastoety, D. (2014). Pengaruh Auksin dan Sitokinin terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Mokara. J. Hort, 24(3), 230-238. Widyawati, G. (2010). Pengaruh Variasi Konsentrasi NAA dan BAP terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). [Tesis]. Proram Pasca Sarjana. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Yang, M., Wei, H.-y., Huang, F.-y., Pei, W.-h., Liu, J.-n., Zhong, Y., . . . Yu, L. (2019). First report of leaf spot on Amorphophallus muelleri caused by Colletotrichum gloeosporioides in Yunnan, China. J Plant Pathol, 583-584. Yildiz, M. (2002). The Effect of Different Explant Sources on Adventitious Shoot Regeneration in Flax (Linum usitatissimum L.). Turk J Biol, 37-40. Yusnita. (2003). Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Jakarta: Agromedia Pustaka. Yusnita. (2015). Kultur Jaringan Tanaman Sebagai Teknik Penting Bioteknologi Untuk Menunjang Pembangunan Pertanian. Bandar Lampung: Aura Publishing. Zhao, C., Harijati, N., Liu, E., Jin, S., Diao, Y., & Hu, Z. (2020). First report on DNA content of three species of Amorphophallus. J Genet, 36 citation: Lismasyta, Fonta dan Setyaningsih, Maryanti dan Isnaini, Yupi (2020) INDUKSI TUNAS PORANG (Amorphophallus muelleri) SECARA IN VITRO DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP DAN TDZ. Bachelor thesis, Universitas Prof.Dr. Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/17372/1/Fonta%20Lismasyta.pdf