eprintid: 15691 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 3871 dir: disk0/00/01/56/91 datestamp: 2022-07-04 04:23:07 lastmod: 2022-07-04 04:23:07 status_changed: 2022-07-04 04:23:07 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Ramadani, Gessike Putri creators_name: Amir, Yulmaida creators_name: Mundzir, Ilham creators_id: Pgessike@gmail.com creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 title: Berbedakah Motivasi Beragama Kelompok Aksi Bela Islam 212 Dengan Kelompok Non Aksi Bela Islam 212? ispublished: pub subjects: BF subjects: Skripsi divisions: 16 abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok Aksi Bela Islam 212 memiliki motivasi agama yang berbeda dengan kelompok non Aksi Bela Islam 212. Motivasi beragama dalam hal ini dilihat dari orientasi beragama dan internalisasi Agama. Orientasi agama yang dimaksud adalah kecenderungan mengenai asal dari motif yang mendasari perilaku beragama seseorang. Dalam hal ini apakah berorientasi intrinsik (didasari oleh agama dan ajaran agama tersebut), atau berorientasi ekstrinsik (didasari oleh motif pribadi individu, agama sebagai alat mencapai tujuan). Alat ukur yang digunakan adalah Religioius Orientation Scale (ROS). Internalisasi agama adalah mengenai sejauh mana ajaran agama diadopsi oleh individu menjadi bagian dari dirinya. Alat ukur menggunakan skala Internalisasi Agama. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. 50 orang kelompok Aksi Bela Islam 212 dan 50 orang non kelompok Aksi Bela Islam.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan dalam orientasi beragama pada kelompok non-Aksi Bela Islam 212 (p=,001<,05), yaitu kelompok non-Aksi Bela Islam 212 berorientasi intrinsik, Sementara kelompok Aksi Bela Islam 212 tidak ada perbedaan antara orientasi intrisik dan ekstrinsik. Hasil dari pengukuran Internalisasi Agama menunjukan bahwa secara umum internalisasi atau pengapdosian agama lebih dilihat pada kelompok non Aksi Bela Islam 212 dibanding Aksi Bela Islam 212. Tetapi, bila dilihat lebih jauh dari tipe internalisasi agama perbedaan juga terlihat yaitu: Kelompok Aksi Bela Islam 212 cenderung lebih independent dalam menjadikan nilai Agama menjadi bagian dari dirinya. Sementara pada kelompok Aksi Bela Islam 212 tidak ada perbedaan antara tingkat independensi dengan pengaruh dari faktor luar diri dalam proses mengadopsi nilai-nilai Agama. date: 2019 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA department: Fakultas Psikologi thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Akhrani, L. A. (2018). Front Pembela Islam: Menggali akar konflik beragama ditinjau dari fanatisme agama, prasangka agama dan intensi konflik. FENOMENA, 27(1). Aziz Firdaus, M. (2012). Metode Penelitian (Edisi Pertama). Depok: Jelajah Nusa. Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BPS(Badan Pusat Statistik).2019. STATISTIK INDONESIA 2019 Statistical Yearbook of Indonesia 2019 yang diakses melalui https://www.bps.go.id/publication/download.html pada tanggal 08 September 2019 D Hendropuspito, O. C. (1983). Sosiologi agama. Kanisius. Darvyri, P., Galanakis, M., Avgoustidis, A. G., Pateraki, N., Vasdekis, S., & Darviri, C. (2014). The revised intrinsic/extrinsic religious orientation scale in a sample of Attica’s inhabitants. Psychology, 5(13), 1557-1567. Hoberman, M. (2012). Exploring the Relationship Between Religious Internalization and Mental Health Among Orthodox Jews: A Quantitative Analysis (Doctoral dissertation, The Chicago School of Professional Psychology). https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181201121150-20-350369/aksi-212-dari-mulut-ahok-ke-reuni-aroma-pilpres pada tanggal 1 November 2019 Mushtofa, D. R. (2018). Hubungan orientasi religius intrinsik dengan psychological well-being (kesejahteraan psikologis) pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang (Doctoral Dissertation, UIN Walisongo). Narbuko, C., & Achmadi, A. (1997). Metodologi Penelitian. cetakan pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara. Portal Informasi Indonesia. 2019. Yang diakses melalui https://www.indonesia.go.id/profil/agama pada tanggal 08 September 2019 Rosmiyati, D. (2002). Perbedaan Harga Diri ditinjau Dari Orientasi Religiusitas Ekstrinsik-Intrinsik. Ryan, R. M., & Connell, J. P. (1989). Perceived locus of causality and internalization: Examining reasons for acting in two domains. Journal of personality and social psychology, 57(5), 749. Ryan, R. M., Rigby, S., & King, K. (1993). Two types of religious internalization and their relations to religious orientations and mental health. Journal of personality and social psychology, 65(3), 586 Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2005). Psikologi eksperimen. Jakarta: PT Indeks. . Siregar. (2016). Statistika Deskriptif untuk penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Suciana, I. (2016). Hubungan orientasi religius intrinsik dengan psychological well-being (kesejahteraan psikologis) pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang (Doctoral Dissertation, UIN Walisongo). Tsang, J. A., & McCullough, M. E. (2003). Measuring religious constructs: A hierarchical approach to construct organization and scale selection. Wahidin, A. (2017). KONSEP ULAMA MENURUT AL-QUR'AN (Studi Analitis atas Surat Fathir Ayat 28). Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 1(01). Wibisono, S., & Taufik, M. (2017). Orientasi Keberagamaan Ekstrinsik dan Fundamentalisme Agama pada Mahasiswa Muslim: Analisis dengan Model Rasch. Jurnal Psikologi Sosial, 15(1), 1-11. citation: Ramadani, Gessike Putri dan Amir, Yulmaida dan Mundzir, Ilham (2019) Berbedakah Motivasi Beragama Kelompok Aksi Bela Islam 212 Dengan Kelompok Non Aksi Bela Islam 212? Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/15691/1/FPSI_PSIKOLOGI_1508015047_GESSIKE%20PUTRI%20RAMADANI.pdf