eprintid: 15648 rev_number: 7 eprint_status: archive userid: 3859 dir: disk0/00/01/56/48 datestamp: 2022-07-02 03:25:48 lastmod: 2022-07-02 03:25:48 status_changed: 2022-07-02 03:25:48 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Arisgianti, Titis Nur creators_name: Kusumaningrum, Indah creators_name: Safitri, Debby Endayani creators_id: indah_kusumaningrum@uhamka.ac.id creators_id: debby_endayani@uhamka.ac.id title: Pemanfaatan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) dalam Pembuatan Mi Tinggi Serat ispublished: pub subjects: Q1 divisions: 13211 abstract: Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mengandung serat lignoselulosa yang merupakan serat tidak larut air yang bersifat laksatif, menurunkan resiko kanker kolon, mengurangi asupan kalori dan mengontrol berat badan. Melalui produk mi yang menjadi makanan kegemaran masyarakat, jamur tiram yang dijadikan tepung menjadi bahan subtitusi pada pembuatan produk mi tinggi serat. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai bahan subtitusi mi untuk menghasilkan produk mi tinggi serat. Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan yaitu pembuatan tepung jamur tiram dan analisis karakteristik sifat kimianya, dan penelitian utama yaitu formulasi produk mi tinggi serat, formula terpilih berdasarkan uji hedonik akan diuji proksimat dan seratnya. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan taraf perlakuan 0%, 30%, 40% dan 50%. Data yang diperoleh dari uji organoleptik dianalisis menggunakan ANOVA dilanjut uji lanjut Ducan’s Multipe Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jamur tiram mempengaruhi mutu dan tingkat kesukaan panelis. Didapatkan ada perbedaan (p<0,05) pada tingkat kesukaan panelis secara keseluruhan. Hasil terbaik mi tinggi serat yaitu pada formulasi dengan penambahan tepung jamur tiram sebanyak 30%, dengan rata-rata skor nilai uji hedonik berdasarkan mutu (warna, aroma, rasa dan kekenyalan) mencapai 4,8 (netral, cenderung agak suka), dan sajian mi tinggi serat sebanyak 100 g memiliki kandungan energi 110 kkal, karbohidrat 18 g, protein 5 g, lemak 2 g, dan serat 7 g. date: 2016 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka department: Fakultas Ilmu Kesehatan thesis_type: bachelor thesis_name: other referencetext: Alkham, F.F. (2014). Uji kadar protein dan organoleptik biskuit tepung terigu dan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dengan penambahan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Anonim. (2006). Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri Pangan. Ebookpangan.com. http://www.tekpan.unimus.ac.id/ Apriyantono, A., Sari, M.P., Setyaningsih, D. (2010). Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor : IPB Press. Aptindo (Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia). (2016). Indonesia wheat flour consumption growth. http://www.aptindo.or.id/2016/10/28/indonesia-wheat-flour-consumption-growth/ Ari, A.A dan Chayati, I. 2008. Bahan ajar kimia pangan. Fakultas Teknik. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Astawan, M. dan Wresdiyati, T. (2004). Diet dengan makanan berserat. Solo : Tiga serangkai. Badan Ketahanan Pangan. (2013). Laporan kinerja badan ketahanan pangan tahun 2010-2014. Jakarta : Kementerian Pertanian. http://www.bkp.pertanian.go.id Badan Ketahanan Pangan. (2015). Perkembangan konsumsi pangan penduduk Indonesia rata-rata per tahun. Jakarta : Kementerian Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2014). Survei konsumsi makanan individu studi diet total 2014. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://labdata.litbang.depkes.go.id/23-labmandat/398-bahan-paparan-survei-konsumsi-makanan-individu-studi-diet-total-2014 Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2003. Acuan pencantuman persentase angka kecukupan gizi pada label produk pangan. Jakarta : BPOM RI. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan. (2013). Laporan akhir : Analisis dinamika konsumsi pangan masyarakat Indonesia. Jakarta : Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/02/27/laporan-dinamika-pola1425036045.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwii_YyXspPLAhXOno4KHbreC00QFggHMAA&usg=AFQjCNFiLZ03PUPGFAo_Q0XBqtb0-jcKlQ Badan Standarisasi Nasional. (1992). Standar Nasional Indonesia : Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta : Badan Standarisasi Indonesia. https://drive.google.com/folderview?id=0B-ODhmdmLK-3dGhzMW0ya2h0WkE&usp=sharing. Badan Standarisasi Nasional. (1992). Standar Nasional Indonesia : Syarat mutu mi basah. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. https://drive.google.com/folderview?id=0B-ODhmdmLK-3dGhzMW0ya2h0WkE&usp=sharing. Badan Standarisasi Nasional. (2006). Standar Nasional Indonesia : Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori. Jakarta : Badan Standarisasi Indonesia. https://drive.google.com/folderview?id=0B-ODhmdmLK-3dGhzMW0ya2h0WkE&usp=sharing. Bogasari. (2010). Tips membuat mi. http://www.bogasari.com/zona-konsumen/baca-tips-bogasari.aspx?t=teknik-membuat-mie-segar Bukit, J.P., Loekman, S., Sukmiwati, M. (2012). Pengolahan kerupuk ikan selais dengan penambahan jamur tiram putih. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pekanbaru : Universitas Riau. http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1734/Jimi%2520Paulo%2520Bukit%2520%25200804120584.pdf%3Fsequence%3D1&sa=U&ved=0ahUKEwjj2ruXsJPLAhXIQI4KHYrmBXYQFggHMAA&usg=AFQjCNEsBdrBpi05xvhzD6dbuo6l2i5xJg Departemen Kesehatan RI. (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Depkes RI. Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI. (2012). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI. Farida, I. (2010). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja di Indonesia tahun 2007. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Harahap, N.A. (2007). Pembuatan mi basah dengan penambahan wortel (Daucus carota L). Skripsi. Fakultas Pertanian. Medan : Universitas Sumatera Utara. Jaelani. (2008). Jamur berkhasiat obat. Jakarta: Pustaka Obor Populer. Jatmiko, G.P. dan Estiasih, T. (2014). Mi dari umbi kimpul (Xanthosoma sagittifolium): Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2 (2): 127-134. Malang: Universitas Brawijaya. Kementian Kesehatan, Republik Indonesia. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Bakti Husada. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI. (2011). Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan. Nomor HK.03.1.23.12.11.09909 Tahun 2011. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI. Koswara, S. (2009). Seri Teknologi Pangan Populer : Teknologi Pengolahan Mi. eBookPangan.com. https://www.google.com/search?q=Seri+Teknologi+Pangan+Populer+%3A+Teknologi+Pengolahan+Mi.+eBookPangan&ie=utf-8&oe=utf-8 Kusharto, CM. (2006). Serat makanan dan peranannya bagi kesehatan. Jurnal Gizi dan Pangan, 1 (2): 45-54. Latifah, E., Boga, K., Maryono, J. (2014). Pengenalan model kebun sayur Sekolah untuk peningkatan konsumsi sayuran bagi para siswa Di Kediri-Jawa Timur. Agriekonomika, 3(1) . ISSN 2301-9948. Lestario, L.N., Indrati, N., Dewi, L. (2010). Fortifikasi mie dengan tepung wortel. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains V : Pembelajaran Sains dan Pendidikan Sains, 1 (1) : 40-50. Lisa, M., Lutfi, M., Susilo, B. (2015). Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan terhadap Mutu Tepung Jamur Tiram Putih (Plaerotus ostreatus). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 3 (3): 270-279. ISSN : 20870992 Marsono, Y (2004). Serat pangan dalam perspektif ilmu gizi. Yogyakarta. Mufidah, N.L. (2012). Pola konsumsi masyarakat perkotaan : Studi deskriptif pemanfaatan foodcourt oleh keluarga. BioKultur, 1 (2) : 157-178. Octavia, S., Soerawidjaja, T.H., Purwadi, R., Putrawan, I.D.G Arsa. (2011). Pengolahan awal lignoselulosa menggunakan amoniak untuk meningkatkan perolehan gula fermentasi. Prosiding Seminal Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Yogyakarta 22 Februari 2011. ISSN 1693-4393. Palupi, N.S., Zakaria, F.R., Prangdimurti, E. (2007). Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi pangan. Modul e-Learning ENBP. Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-Fateta. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Pangesthi, L.T. (2009). Pemanfaatan pati ganyong (Canna edulis) pada pembuatan mi segar sebagai upaya penganekaragaman pangan non beras. Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner, Oktober 2009 , 1 : (1). Pawiroharsono, S. (2014). Bunga rampai pemikiran anggota dewan riset nasional : Pengembangan jamur tiram untuk pangan dan pangan fungsional. Jakarta : Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2009). Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta : Elex Media Komputindo. Putri, H.K. (2012). Uji organoleptik formulasi cookies kaya gizi sebagai makanan tambahan dalam upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil di Rangkapan Jaya Depok 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok : Universitas Indonesia. Rahmi, Y. 2015. PPT Protein. Malang : Universitas Brawijaya. titisfahreza.lecture.ub.ac.id>PROTEIN_TS Respati, A.N. (2010). Pengaruh penggunaan pasta labu kuning (Cucurbita moschata) untuk subtitusi tepung terigu dengan penambahan tepung angkak dalam pembuatan mi kering. Fakultas Pertanian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. http://dglib.uns.ac.id Sampurna, I Putu dan Nindhia, T.S. (2013). Penuntun Praktikum Rancangan Percobaan dengan SPSS. Bali : Universitas Udayana. Santoso, A. (2011). Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan. Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011 : 35-40. ISSN 0215-9511. Sari, D.N. (2011). Pengaruh penambahan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan kombinasi Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus acidophilus terhadap kualitas yoghurt. Skripsi. Fakultas Teknobiologi Program Studi Biologi. Yogyakarta : Universitas Atmajaya. Sari, Y.D., Prihatini, S., Bantas, K. (2014). Asupan Serat Makanan dan Kadar Kolesterol-LDL Penduduk Berusia 25-65 Tahun di Kelurahan Kebon Kelapa, Bogor. Panel Gizi Makan, 37 (1) : 51-58. Setyarini, E. (2013). Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Ambon Terhadap Elastisitas Dan Daya Terima Mie Basah. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Stewart, N. (2014). The health benefits of dietary fiber consumption of adult in the United Stated. United Stated : University of Northern Iowa. Sumarmi. (2006). Botani dan tinjauan gizi jamur tiram putih. Jurnal Inovasi Pertanian, 4 (2) : 124-130. Suseno, A.A. (2010). Pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung biji nangka dalam pembuatan mi basah terhadap komposisi proksimat dan daya terima. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suwita, I.K., Razak, M., Putri, R.A. (2012). Pemanfaatan bayam merah (Blitum rubrum) untuk meningkatkan kadar zat besi dan serat pada mi kering Jurnal Agromix, 1(1). Tensiska. (2008). Serat Makanan. Makalah. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Bandung : Universitas Padjadjaran. Tjokrokusumo, D. (2015). Perbandingan serat makanan (dietary fiber) jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan ampas sisa perasan minuman jamur tiram. Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 : 1-5. ISBN: 978-602-7998-92-6. Tjokrokusumo, D. dan Pranamuda, H. (2014). Observasi awal pada pengaruh bromelin terhadap hasil ekstraksi -glukan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Prosiding Seminar Nasional Sinergi Pangan Pakan Dan Energi Terbarukan, 21-23 Oktober 2014, Yogyakarta : 468-472. Wang, H., Liu, Y., Han, C. (2013). The analgesic effect of several edible mushrooms. OA Alternative Medicine 2013 October 01;1(3):22. Wardani, N.A.K. dan Widjarnarko, S.B. (2013). Potensi Jamur Tiram (Pleurotus Osteotreatus) dan Gluten dalam Pembuatan Daging Tiruan Tinggi Serat. Jurnal Teknologi Pertanian, 14(3) : 156-164. WHO. (2004). Fruits and vegetables for health. FAO/WHO workshop 1-3 September 2004. Kobe. Japan. Widaningrum., Widowati, S., Soekarto, S.T. (2005). Pengayaan tepung kedelai pada pembuatan mi basah dengan bahan baku tepung terigu yang disubstitusi tepung garut. Jurnal Pascapanen, 2(1) : 41-48. Witono, J.R., Kumalaputri A.J., Lukmana, H.S. (2012). Optimasi rasio tepung terigu, tepung pisang, dan tepung ubi jalar, serta konsentrasi zat aditif pada pembuatan mie. Bandung : Universitas Katolik Parahayangan. citation: Arisgianti, Titis Nur dan Kusumaningrum, Indah dan Safitri, Debby Endayani (2016) Pemanfaatan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) dalam Pembuatan Mi Tinggi Serat. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/15648/1/FIKES_GIZI_1205025083_TITIS%20NUR%20ARISGIANTI.pdf