eprintid: 15404 rev_number: 7 eprint_status: archive userid: 3859 dir: disk0/00/01/54/04 datestamp: 2022-06-28 06:32:33 lastmod: 2022-06-28 06:32:33 status_changed: 2022-06-28 06:32:33 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Yulianti, Dian creators_name: Sofyaningsih, Mira creators_name: Safitri, Debby Endayani creators_id: mirasn@uhamka.ac.id creators_id: debby_endayani@uhamka.ac.id title: Penggunaan Tepung Ampas Kelapa Sebagai Subatitusi Tepung Terigu pada Pembuatan Cookies Tinggi Serat ispublished: pub subjects: Q1 divisions: 13211 abstract: Serat pangan (dietary fiber) merupakan bagian dari tumbuhan yang mempunyai efek positif bagi sistem metabolisme manusia. Serat lebih dikenal banyak dijumpai pada sayur dan buah, namun mulai banyak penelitian yang mengembangkan produk pangan tinggi serat tapi bukan dari sayur dan buah-buahan salah satunya yaitu dengan memanfaatkan ampas kelapa sebagai bahan baku suatu produk pangan. Ampas kelapa merupakan hasil samping dari pembuatan santan, kandungan serat yang tinggi pada tepung ampas kelapa (13,87%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan tepung terigu (0,25%), jadi tepung ampas kelapa bisa menjadi alternatif bahan untuk pembuatan produk pangan dengan nilai gizi yang baik. Pada penelitian ini penggunaan tepung ampas kelapa untuk substitusi tepug terigu dilakukan dengan empat taraf substitusi (0%, 20%, 22% dan 25%). Data hasil uji organoleptik diuji statistik dengan menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Dari hasil uji statistik diperoleh produk dengan uji organoleptik yaitu uji daya terima menujukan formula yang diterima yaitu formula substitusi 20% dengan skor penilaian sama seperti formula kontrol (substitusi 0%). Uji kimia cookies per 100 g mengandung lemak sebesar 27,1 g, protein sebesar 5,74 g, karbohidrat 63,1 g, kalori sebesar 519,5 g dan serat pangan sebesar 9,57 g sehingga cookies bisa diklaim sebagai tinggi serat. Takaran saji untuk cookies 35 g (5-6 keping cookies) mengandung kalori sebanyak 182 kkal, lemak 9 g, protein 2 g, karbohidrat 22 g dan serat pangan 3 g. date: 2016 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka department: Fakultas Ilmu Kesehatan thesis_type: bachelor thesis_name: other referencetext: Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Anonim. (2006). Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori dalam Industri Pangan). E-bookPangan.com. Anonim. (2009). Roadmap Industri Pengolahan Kelapa. Kementrian Perindustrian. Anonim. (2006). Serat Makanan dan Kesehatan. E-BookPangan.com Blackwell, Willey. (2009). Dictionary of Food Science & Technology. Singapore: IFIS (Internasional Food Information Service) Publishing Cornelia, et,al,. (2014). Konseling Gizi : Proses Komunikasi, Tata Laksana, serta Aplikasi Konseling Gizi pada Berbagai Diet.Jakarta : Penebar Plus. Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Jakarta : Kementrian Republik Indonesia. Fauzan, Muthia. (2013). Pengaruh Substitusi Tepung Ampas Kelapa terhadap Kandungan Gizi, Serat dan Volume Pengembangan Roti. Artikel Penelitian, Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Fuji, Hiroki, et,al,. (2013). Impact of Dietary Fiber Intake on Glycemic Control, Cardiovaskular Risk Factor and Chronic Kidney Disease in Japanese Patient with Type 2 Diabetes Melitus : The Fukuoka Diebetes Registry. Department of Medicine and Clinical Science, Graduate School of Medical Sciences, Kyushu University, Maidashi 3-1-1, Higashi-ku, Fukuoka 812-8582, Japan. Infodatin (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI). (2015). Stop Kanker. Jakarta. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia (2004).Penuntun Diet Edisi Baru.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Junaidi, Iskandar. (2010). Ensiklopedia Vitamin, Mineral, dan Zat Gizi Berkhasiat Lainnya. Jakarta: PT, Bhuana Ilmu Populer. Kementrian Kesehatan, Republik Indonesia : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. (2014). Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Inonesia.Jakarta : Bakti Husada. Kementrian Kesehatan, Republik Indonesia. (2014). Pedoman Gizi Seimbang.Jakarta : Bakti Husada. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.5.11042: Acuan Penentuan Angka Kecukupan Gizi pada Label Produk Pangan (2003). Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Kushartono, Clara M. (2006). Serat Makanan dan Peranannya bagi Kesehatan. Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB. Lattimer, James M.,& Mark D. Haub.(2010). Effects of Dietary Fiber and Its Components on Metabolic Health.Department of Human Nutrition, Kansas State University, 127 Justin Hall, Manhattan, KS 66506, USA.doi:10.3390/nu2121266. Lima, E.B.C., et,al,. (2015). Cocos nucifera (L.) (Arecaceae): A Phytochemical and Pharmacological Review. Laboratório de Neuropsicofarmacologia, Departamento de Fisiologia e Farmacologia, Faculdade de Medicina, Universidade Federal do Ceará, Fortaleza, CE, Brasil 2Laboratório de Farmacologia, Curso de Medicina, Centro Universitário Christus-Unichristus, Fortaleza, CE, Brasil. Muchtadi, T.R., & Sugiono. (2013). Prinsip Proses & Teknologi Pangan. Bogor: ALFABETA, CV. Muchtadi, T.R., Sugiono, & Aryustaningwarno, F. (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Makanan. Bogor : ALVABETA, CV. Palupi, N.S., Zakaria, FR., & Prangdimurti, E,. (2007). Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai Gizi Pangan. Modul e-Learning ENBP, Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-Fateta-IPB. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.11.11.09909: Pengawasan klaim dalam Label Iklan Pangan Olahan. (2011). Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2009). Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia. Puspita, F., & Ruth, M.M. (2014). Laporan Praktikum Teknologi Produk Bakery : Pembuatan Chocolate Chip Cookies. http://www.academia.edu/10130892/Laporan_pembuatan_Chocholate_Chip_Cookies_Bakery_ Putri, M.F. (2010). Tepung Ampas Kelapa pada Umur Panen 11-12 Bulan sebagai Bahan Pangan Sumber Kesehatan. Jurnal Kompetensi Teknik Volume No. 2, 100, 103. Putri, M.F. (2010). Kandungan Gizi dan Sifat Fisik Tepung Ampas Kelapa sebagai Bahan Pangan Sumber Serat. Teknubuga Volume 2 No. 2. Putri, M.F. (2014). Riset dan Inovasi Pendidikan Vokasional pada Karakteristik Sensori Cookies dengan Substitusi Tepung Ampas Kelapa. APTEKINDO ke 7. 679, 682 . Raghavarao, K.S.M.S., Raghavendra, S.N., & Rastogi. (2008). Potential of Coconut Dietary Fiber. Department of Food Engineering, Central Food Technological Research Institute, Mysore- 570 020, INDIA. Rahadian, Dimas,.(Tanpa tahun). Serat Pangan. Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Sebelas Maret. Rosida, T.Susilowati, & D.A.Manggrani. (Tanpa tahun). Pembuatan Cookies Kelapa (Kajian Proporsi Tepung Terigu dan Penambahan Kuning Telur). FTI UPN “Veteran” Jawa Timur. Santoso, Agus,. (2011). Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan. Magistra. No. 75 ISSN 0215-9511. Science Direct,. (2006). Dietary Fiber : A Functional Food. Innovative Food Science & Emerging Technologies 7 (2006) 309-317 Philippines. Setyaningsih, D., Apriyantono, A., & Sari, M.P. (2010). Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press. SNI-01-2891-1992. Standar Nasional Indonesia : Cara Uji Makanan dan Minuman. http://dokumen.tips/documents/sni-01-2891-1992-cara-uji-makanan-minuman-55c8046400086.html. SNI 01-2973-1992. Standar Nasional Indonesia :Pusat Standarisasi Industri Departemen Perindustrian : Biskuit. http://docslide.us/documents/sni-01-2973-1992.html. Susmiati. (2007). Peran Serat Makanan (Dietary Fiber) dari Aspek Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan dan Terapi Penyakit. Majalah Kedokteran Andalas No. 2 Vol. 31 Koswara, Sutrisno,. (2009). Seri Teknologi Pangan Populer (Teori dan Praktek) : Teknologi Pengolahan Roti. eBookPangan.com Tensiska. (2008). Serat Makanan. Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Padjadjaran. Winarno, F.G., (2008). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Yulvianti, Meri, et, al.,(2015). Pemanfaatan Aampas Kelapa sebagai Bahan Baku Tepung Kelapa Tinggi Serat dengan Metode Freeze Drying.Jurnal Integrasi Proses Vol. 5, No. 2 (Juni 2015) 101 – 107, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. citation: Yulianti, Dian dan Sofyaningsih, Mira dan Safitri, Debby Endayani (2016) Penggunaan Tepung Ampas Kelapa Sebagai Subatitusi Tepung Terigu pada Pembuatan Cookies Tinggi Serat. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/15404/1/FIKES_GIZI_1205025019_DIAN%20YULIANTI.pdf