%I Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka %T Memperteguh Stereotip Perempuan Indonesia Modern dalam Film “Ada Apa dengan Cinta? 2” %A Halida Khairunnisa %A Sri Mustika %A Said Ramadhan %X Film “Ada Apa dengan Cinta? 2” merupakan sebuah film yang meneguhkan stereotip perempuan Indonesia modern melalui penokohan Cinta, Karmen, Maura dan Milly. Stereotip perempuan Indonesia modern adalah keyakinan mengenai karakteristik tertentu yang diatribusikan kepada perempuan Indonesia modern. Masalahnya adalah stereotip terlalu menggeneralisasikan perempuan Indonesia yang sebenarnya memiliki beragam karakteristik. Penelitian ini mengkaji tentang peneguhan stereotip perempuan Indonesia modern dalam film “Ada Apa dengan Cinta? 2”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hegemoni Antonio Gramsci. Film AADC? 2 menjadi alat hegemoni bahwa untuk dikatakan modern perempuan Indonesia harus seperti apa yang distereotipkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis semiotika Roland Barthes untuk menemukan makna atas tanda yang mewakili peneguhan stereotip perempuan Indonesia modern. Adapun hasil penelitian ini, makna denotasi yang terungkap dalam film AADC? 2 adalah gambaran tentang apa yang terjadi pada Cinta, kehidupan dengan sahabat-sahabatnya, dan hubungannya dengan Rangga. Secara denotasi pula, perempuan Indonesia modern tercermin dari sifat, perilaku, gaya hidup, penampilan dan bahkan hubungan sosial yang dibangun. Sementara itu, makna konotasi yang terungkap dalam film AADC? 2 adalah stereotip yang mengarahkan pada peneguhan karakteristik perempuan Indonesia modern yang ambisius dan berorientasi pada karier, teratur dan terorganisir, melek terhadap tren-tren yang berkembang, setia dan berorientasi pada keluarga, serta suka bergaul. Mitos yang terungkap dalam film ini adalah mitos perempuan independen. Kontribusi penelitian ini, antara lain memperkaya pemahaman mengenai teori hegemoni, memperkuat metode analisis semiotika Roland Barthes, terutama ketika digunakan untuk menganalisis isi film, sebagai masukan pada pembuat kebijakan publik dalam merancang suatu kebijakan yang pro terhadap keseimbangan karakter perempuan dalam film, dan masukan juga bagi para sineas supaya dalam membuat film tidak menstereotipkan perempuan dengan hal-hal yang negatif. %D 2017 %L repository15378