eprintid: 14658 rev_number: 12 eprint_status: archive userid: 3856 dir: disk0/00/01/46/58 datestamp: 2022-06-24 02:40:06 lastmod: 2022-06-24 02:40:06 status_changed: 2022-06-24 02:40:06 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Anggraheni, Dinda Samego creators_name: Jumardi, Jumardi creators_id: dindasamego21@gmail.com creators_id: jumardi@uhamka.ac.id title: Eksistensi Baju Sadariah dan Kebaya Kerancang Dalam Melestarikan Budaya Lokal DKI Jakarta ispublished: pub subjects: LA divisions: 87201 abstract: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui apa itu baju sadariah dan kebaya kerancang. (2) Untuk memberikan informasi terkait makna dan penggunaan dari baju sadariah dan kebaya kerancang sebagai salah satu hasil budaya lokal DKI Jakarta. (3) Untuk melestarikan baju sadariah dan kebaya kerancang sebagai salah satu aset budaya lokal DKI Jakarta yang sudah ada sejak tahun 1800 an. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Budaya lokal adalah hasil karya cipta manusia lokal yang sejak turun temurun sudah dilazimkan oleh orang-orang lokal dan salah satunya adalah hasil budaya lokal DKI Jakarta yaitu baju sadariah dan kebaya kerancang. Adanya pemahaman dan respon masyarakat DKI Jakarta tentang baju sadariah dan kebaya kerancang ini cukup membuat mereka bisa mengetahui arti dan makna dari baju sadariah dan kebaya kerancang ini. (2) Baju sadariah dan kebaya sudah mulai digunakan oleh masyarakat Indonesia pada tahun 1800 an karena sudah adanya litografi. (3) Baju sadariah dan kebaya kerancang tetap bereksistensi karena bisa digunakan nya dengan fleksibel dan bisa dikombinasikan pula. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif etnografi yang bertujuan mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, eksistensi baju sadariah dan kebaya kerancang adalah dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan pemerintah sejak zaman gubernur Ali Sadikin dengan adanya ajang pemilihan abang dan none DKI Jakarta yang sangat berpengaruh kuat untuk anak muda mengenal dan menggunakan busana ini. date: 2020 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka department: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Ahmad, Minarsih, dan E. (2016). Kajian Variasi Bentuk Motif, Teknik Pembuatan, Dan Jenis Produk Bordir Masin Itam Di Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Artikel, 7. Anggraeni, D. dkk. (2019). Membangun Peradaban Bangsa Melalui Religiusitas Berbasis Budaya Lokal (Analisis Tradisi Palang Pintu Pada Budaya Betawi). Jurnal Studi Al-Quran, Vol. 15, N, 96, 101, 102. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bagus, L. (2005). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Blacburn, S. (2011). Jakarta: Sejarah 400 Tahun. Jakarta: Masup Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pakaian Adat Tradisional Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (A. Nasution, Ed.). Jakarta: DITJEN DEPBUDPAR. Erwantoro, H. (2014). Etnis Betawi: Kajian Historis. 6, 2, 10. Erza dan Frances. (2020). Kebaya Kerancang. Retrieved from Setu Babakan website: http://www.setubabakanbetawi.com/pakaian-adat-betawi/ Faisal, S. (1990). Penelitian Kualitatif : Dasar dan Aplikasinya. Malang: Y.3A. Gumulya, D. (2017). Kajian Akulturasi Budaya Pada Busana Wanita Cina Peranakan. Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies (JADECS), 2, 18. Hidayat, R. (2010). Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi Dari Condet ke Srengseng Sawah. Pendidikan Dan Kebudayaan, 16, 563. Jayani, D. H. (2019). Proyeksi Jumlah Penduduk DKI Jakarta 2020. Databoks. Jumardi. Qodariah, Lelly. Andrian, A. (2020). Peran Perguruan Silat Silo Macan Untuk Mempertahankan Lokalitas Budayabetawi Di Condet. Jurnal of History Education, 1, 4. Kartika, S. A. (2012). Eksistensi Jamu Cekok Di Tengah Perubahan Sosial (Studi di Kampung Dipowinatan, Kelurahan Keparakan, Kecamtan Mergangsan, Yogyakarta). 15. 50 51 Kistanto, N. H. (2017). Tentang Konsep Kebudayaan. Kajian Kebudayaan, 10, 1. Maanen, V. J. (1983). Qualitative Methodology. Sage Publications. Murdaningsih Purwanti, R. dkk. (2013). Rancangan Casual Untuk Perempuan Urban Berdasarkan Kebaya Tradisi Betawi. 10, 179–181. Musthofa, M. B. (2019). Strategi Pengembangan Kebudayaan Betawi Di Era Revolusi Industri 4.0. Teknologi Terapan Inovasi Dan Rekayasa, 417. Prasanti, N. A. S. dan D. (2016). Penggunaan Media Komunikasi Dalam Eksistensi Budaya Lokal Bagi Komunitas Tanah Akasara Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Penggunaan Media Komunikasi Dalam Eksistensi Budaya Lokal Bagi Komunitas Tanah Aksara Di Bandung. Ilmu Politik Dan Komunikasi, 6, 42. Prayogi, Ryan dan Danial, E. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. HUMANIKA, 23, 61, 62. Purbasari, M. (2010). Indahnya Betawi. Vol 1 Humaniora, 6, 9. Purnawan Basundoro. (2012). Penduduk Dan Hubungan Antaretnis Di Kota Surabaya Pada Masa Kolonial. 22, 7. Setia Rini, Y. (2013). Eksistensi Profetik Manusia Dalam Perspektif Kuntowijoyo. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Setyawan, A. (2004). Bahan Kulian Ekonomi Moneter. Ekonomi Bisnis, 9, 14. Shahab, Y. Z. (2001). Rekacipta Tradisi Betawi: Sisi Otoritas dalam Proses Nasionalisasi Tradisi Lokal. Antropologi Indonesia, 53, 54. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.CV. Suraminto, L. (2017). Nama-nama Tempat di Jakarta dan Kaitannya dengan Masa Kolonial. Linguistik, 37. Suswandari. (2017). Local History of Jakarta and MulticulturalAttitude (Historical Local Study of Betawi Ethnic). Journal of Education, Teaching and Learning, 2, 37. Sutisna, A. (2012). Tinjauan Ringkas Etnografi Sebagai Metode Penelitian Kualitatif. Pendidikan Bahasa Daerah, 13, 25. 52 Syarifuddin, D. (2017). Nilai Budaya Batik Tasik Parahiyangan Sebagai Daya Tarik Wisata Jawa Barat. Jurnal Manajemen Resort Dan Leisure, 14, 11. Wawancara dengan Yahya Andi Saputra, tanggal 4 Desember 2018 di Taman Ismail Marzuki, Jakata Pusat. Wawancara dengan Yahya Andi Saputra, tanggal 18 Juni 2020 di Lembaga Kebudayaan Betawi, Jakarta Selatan Windarsih, A. (2013). Memahami “Betawi” Dalam Konteks Cagar Budaya Condet Dan Setu Babakan. Masyarakat Dan Budaya, 15 No. 1, 184. Windiani dan Farida. (2016). Menggunakan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial. Sosiologi, 9, 89. Yuniar, N. (2020). Baju Sadariah, Pakaian Adat Betawi Untuk Kaum Adam. Antaranews.Com, 1. Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenamedia Group. citation: Anggraheni, Dinda Samego dan Jumardi, Jumardi (2020) Eksistensi Baju Sadariah dan Kebaya Kerancang Dalam Melestarikan Budaya Lokal DKI Jakarta. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/14658/1/FKIP_PENDIDIKAN%20SEJARAH_1601075008_DINDA%20SAMEGO%20ANGGRAHENI.pdf