eprintid: 14084 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 2306 dir: disk0/00/01/40/84 datestamp: 2022-04-25 01:12:05 lastmod: 2022-06-25 10:47:12 status_changed: 2022-04-25 01:12:05 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Pebrianti, Astri creators_name: Yanti, Prima Gusti creators_id: astripebrianti16@gmail.com creators_id: prima_gustiyanti@uhamka.ac.id title: Kajian Banding dan Budaya Lokal dalam Legenda Malin Kundang, Si Tanggang, dan Nakhoda Manis serta Implementaisnya terhadap Pembelajaran Sastra Di SMA ispublished: pub subjects: L1 divisions: 88201 abstract: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan persamaan dan perbedaan struktur (tokoh, latar, tema, alur) legenda Malin Kundang (Indonesia), Si Tanggang (Malaysia) , dan Nakhoda Manis (Brunei Darussalam), (2) mengkaji muatan dan perbandingan budaya lokal yang direpresentasikan oleh ketiga cerita, (3) mendeskripsikan implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik perbandingan dan simak catat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks legenda Malin Kundang, Si Tanggang, dan Nakhoda Manis yang diperoleh dari laman internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan struktur (tokoh, latar, tema, alur) dan muatan budaya lokal. Ketiga legenda tersebut memiliki tema utama tentang kedurhakaan seorang anak kepada ibunya. Ketiga legenda ini sama-sama memiliki tokoh anak durhaka (Malin Kundang, Si Tanggang, Nakhoda Manis) ibu yang tersakiti (Mande Jamilah, Si Deruma), dan tokoh istri sebagai tokoh pendamping. Persamaan latar ketiga cerita dapat dilihat dari latar perkampungan nelayan dan aktivitas perekonomiannya. Semua tahapan alur diceritakan secara kronologis yang hampir sama, hanya ketiganya terdapat perbedaan di alur pengenalan. Perbedaan ketiga legenda dari unsur tokoh adalah hadirnya penambahan, pengurangan, serta pengenalan identitas dalam cerita. Perbedaan tema hanya terlihat pada legenda Si Tanggang dan Nakhoda Manis yang memiliki tema tambahan (ketenaran dan kedermawanan). Adapun perbedaan latar tempat dimana cerita ini berkembang di negara yang berbeda yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Muatan budaya lokal yang dapat direpresentasikan oleh ketiga legenda adalah: (1) bahasa, (2) kegiatan merantau, (3) wilayah pesisir sungai/laut terkait kehidupan dan mata pencaharian, (4) berbuat baik dan taat kepada orang tua terkait dengan kepercayaan masyarakat Melayu, (5) bukti yang dipercayai oleh masyarakat tentang pengisahan legenda. Penelitian ini dapat diimplementasikan kedalam pembelajaran Bahasa Indonesia (peminatan) kelas X di SMA ke dalam bentuk RPP berdasarkan KD 3.5: membandingkan karakteristik prosa lama dan prosa baru serta mengapresiasinya dan KD 4.5: menginterpretasi isi prosa lama dan prosa baru. date: 2020 date_type: completed full_text_status: public institution: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka department: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Abubakar, M. (2017). Kitab Jawi Dan Kontribusinya Dalam Kajian Islam Di Kepulauan Nusantara. Aricis Proceedings, 1(0), 437–452. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/aricis/article/view/964/0 Ahmad, M. . (n.d.). Brunei Darussalam in Brief 1991. Broadcasting and Information Department. Ardee. (2020). Pantai Air Manis, Pantai Wisata dengan Secuplik Legenda. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pantai-air-manis-pantai-wisata-dengan-secuplik-legenda Cerita Malin Kundang Asli Sumatera Barat Indonesia. (2017). https://dongengceritarakyat.com/legenda-cerita-malin-kundang-asli/ Cerita Rakyat Malaysia. (2007). http://ceritarakyatmalaysia.blogspot.com/2007/09/si-tanggang.html?m=1 Damono, S. D. (2015). Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Pusat Bahasa Separtemen Pendidikan Nasional. Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: ilmu gossip, dongeng, dan lain lain. PT. Grafiti Press. Djamaris, E. (2002). Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau (pwertama). Yayasan Obor Indonesia. Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Folklor: konsep, teori, dan aplikasi. MedPress. Endraswara, S. (2013). Metodologi Penelitian Antropologi Sastra. Endraswara, S. (2014). Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Bukupop. Endraswara, S. (2017). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gadjah Mada University Press. Fang, L. (2011). Sejarah Kesusastraan Klasik. Yayasan Obor Indonesia. Grenier, C. (n.d.). Malaysia in Brief 1972. Kedutaan Besar Malaysia. Huen, L. P. dkk. (2000). Sejarah Lisan Di Asia Tenggara Teori Dan Metode. pustaka LP3ES Indonesia. Jamal. M. (2016). fotografie: Jong Batu - Nakhoda Manis Cursed Ship. https://www.tripadvisor.cz/LocationPhotoDirectLink-g293938-d541841-i228752102-Kampong_Ayer_Venice_of_East-Bandar_Seri_Begawan_Brunei_Muara_District.html Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 1–3. https://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/PDK-2013-69-Kerangka-Dasar-Kurikulum-Kompetensi-SMA.pdf Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta. Kurnianto, E. A. (2016). Two Foklores in Comparison. Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan, 12(2), 533–546. Mahmud. (2017). Nilai Budaya Dalam Cerita Rakyat Masyarakat Orang Asli Temiar Di Gua Musang, Kelantan, Malaysia. 6, 5–9. Moleong, L. . (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Navis, A. akbar. (2015). Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. PT. Grafika Jaya Sumbar. Nurgiantoro, B. (2015). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press. Oktawina, M. (2019). Awal Agustus 2019, Revitalisasi Pantai Air Manis Dimulai. http://rri.co.id/padang/post/berita/694093/daerah/awal_agustus_2019_revialisasi_pantai_air_manis_dimulai.html Osman, M. T. (1988). Bunga Rampai: aspect of Malay culture. Dewan Bahasa dan Pustaka. Permendikbud. (2014). Permendikbud No 59 tahun 2014 kurikulum 2013 (K13). 2014. http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_59_14.pdf Pigafetta, A. (2013). Pendidikan dari Balai di Kampong Ayer ke Sekolah Moden di Darat , 1906 – 1941 : Kajian Sejarah Pendidikan di Negara Brunei Darussalam. 1(September), 113–124. PWMU Jatim. (2017). Kampong Air, Menolak Lupa Sejarah ala Bangsa Brunei Darussalam. https://pwmu.co/38584/10/15/kampong-air-menolak-lupa-sejarah-ala-bangsa-brunei-darussalam/ Radzi, S. B. M. (2015). The modern tanggang and the change of meaning in the tales of the ungrateful son. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 31(2), 247–261. https://doi.org/10.17576/jkmjc-2015-3102-16 Rahman, F. (2018). Perbandingan Legenda Ciung Wanara dengan Cindelaras serta Kajian Budaya Lokal. Metasastra, 11(1), 31–44. https://doi.org/dx.doi.org/10.26610/metasastra.2018.v11i1.31—44 Rahman, H. M. D. . (2017). Balasan Anak Tidak Mengakui Ibunya. https://mobile.mediapermata.com.bn/balasan-anak-tidak-mengakui-ibunya/ Roms. (2013). Bukti Si Tanggang Pernah Wujud! https://roms79.wordpress.com/2013/06/11/bukti-si-tanggang-pernah-wujud/ Solihati, N. dkk. (2016). Teori Sastra. UHAMAKA Press. Suryana. (2012). Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2 Syuhada, A. M., & Rokhmansyah, A. (2018). Nilai dalam cerita rakyat suku Dayak Tunjung Tulur Aji Jangkat di Kutai Barat: Kajian Folklor. Jurnal Ilmu Budaya, 2(2), 188–95. Udin, S. (1996). Rebab Pesisir Selatan Malin Kundang. Yayasan Obor Indonesia. Wellek, R. & Warren, A. (1989). Teori Kesusastraan. PT Gramedia. Widyosiswoyo, S. (2001). Ilmu Budaya Dasar. Ghalia Indonesia. Wikipedia. (2019). Batu Caves. https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_Caves Yanti, P. G. (2005). Intertextuality between Malin Kundang Legend and Malin Kundang Menggugat’s Drama Script. NASPA Journal, 42(4), 1. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Yanti, P. G., & Zabadi, F. (2016). A comparative study of Indonesian fairy tales structure. Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities, 8(3), 252–261. https://doi.org/10.21659/rupkatha.v8n3.26 Yunos, R. (2007). The Tale Of The Unfilial Son Nakhoda Manis (Brunei’s Si Tanggang. www.bruneiresources.com citation: Pebrianti, Astri dan Yanti, Prima Gusti (2020) Kajian Banding dan Budaya Lokal dalam Legenda Malin Kundang, Si Tanggang, dan Nakhoda Manis serta Implementaisnya terhadap Pembelajaran Sastra Di SMA. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/14084/1/FKIP_PBSI_1601045038_ASTRI%20PEBRIANTI.pdf