eprintid: 13904 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 2319 dir: disk0/00/01/39/04 datestamp: 2022-09-15 06:02:06 lastmod: 2022-09-15 06:02:06 status_changed: 2022-09-15 06:02:06 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Rostuti, Rostuti creators_name: Faridlatul Hasanah, Faridlatul creators_name: Nurhasnah, Nurhasnah creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 title: Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (Oat) Pada Pasien Tuberculosis (Tb) Paru Di Rumah Sakit (Rsup) Persahabatan Jakarta ispublished: pub subjects: RS divisions: 48201 abstract: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia sebagai Negara berkembang berada di peringkat ketiga jumlah kasus TB tersebar di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi obat TB (OAT) terdiri dari tepat dosis dan lama pengobatan diambil data pada tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data dianalisa berdasarkan toolkit Kemenkes RI 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 pasien TB di RSUP Persahabatan ditemukan adanya ketidaktepatan dosis yaitu sebesar 11 pasien di antaranya ketidaktepatan dosis pada Obat anti tuberkulosis (OAT) jenis Fixed dose combination (FDC) 4,82% dan ketidaktepatan OAT Tunggal 41,18%. Berdasarkan jumlah kasus pengobatan diperoleh 1.172 kasus ditemukan ketidaktepatan dosis pada OAT FDC sebesar 0,88% dan OAT Tunggal sebesar 6,76% ketidaktepatan OAT tunggal terdiri dari isoniazide 0,41%, etambutol 5,94%, streptomisin 0,41%. Lama pengobatan OAT kategori I < 6 bulan sebesar 23% dan OAT kategori II < 7 bulan sebesar 5%. Kesimpulan: masih ditemukan adanya ketidaktepatan pada pemberian dosis dan masih ditemukan pasien yang tidak mengikuti pengobatan selama 6 bulan lebih di RSUP Persahabatan Jakarta. Kata Kunci: Tuberkulosis Paru, Evaluasi, Obat Anti tuberkulosis (OAT), date: 2022-04-12 date_type: completed full_text_status: restricted institution: Universitas Muhammadiyah Dr Hamka department: Fakultas Farmasi Dan Sains thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Aditama TY. 2006. Tuberkulosis diagnosis, terapi dan masalahnya. Edisi III. Jakarta: Laboratorium Mikrobiologi RSUP Persahabatan/WHO Collaborating Center for Tuberculosis; Hlm.1-4. Alfin SK. 2012. Multy Drug Resitant Tuberculosis (TB MDR). Sebuah Tinjauan Kepustakaan. Skripsi: Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala. Hlm. 1,2,3. Amin Z, Bahar A. 2010. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. Anwar Y, Fitria A. 2016. Evaluasi Penggunaan Obat Anti tuberkulosis pada Pasien Baru Penderita Tuberkulosis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Atma Jaya. Skripsi: Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945. Jakarta: Farmasins. Hlm. 33 Vol 3. American Pharmacists Association (APhA). 2010. Drug Information Handbook, 18th ed., LeviComp Inc. 821, 1315. Bagiada I Made dan Ni Luh. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketidakpatuhan Penderita Tuberkulosis Dalam Berobat Di Poliklinik Dots Rsup Sanglah Denpasar. skripsi: Fakultas Kedokteran. UNUD. Denpasar.Hlm. 159. Barber S, Adioetomo SM, Ahsan A, Setyonaluri D. 2008. Tobacco Economics in Indonesia. International Union Against Tuberculosis and Lung Disease. Hlm.68 : 1-2 Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. 1998, Pharmaceutical Care Practice, McGraw-Hill Companies, Inc., New York. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaucetical Care Untuk Penyakit Tuberculosis. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Klinik. Ditjen Bina Bina Farmasi dan Alkes. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.2008, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Ed.2, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan RI Tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes RI, Jakarta: Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional, Jakarta Depkes RI. 2013. Keputusan Menteri Kesehatan RI Tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes RI, Jakarta: Depkes RI. Dipiro JT, Well BG, Schwinghammer TL, Dipiro CV. 2008. Pharmacoteray: principles & practice Handbook Ed 5. New York, Lange Medical Book/Mc Graw-Hill. Erawatyaningsih E, Purwanta, Heru S. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 3. Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta. Gusti A. 2003. Kekerapan Tuberkolosis Parupada Pasangan Suami-Isteri Penderita Tuberkolosis Paru yang Berobat di Bagian Paru RSUP H. Adam Malik. Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan. library.usu.ac.id/download/fk/paru-arlina%20gusti.pdf Gillespie SH. 2002. Evolution of Drug Resistance in Mycobacterium tuberculosis: Clinical and Molekuler Perspective. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 46 (2), Hlm. 267-274. Hepler CD, Strand LM. 2003. Opportunities and Responsibilities in Pharmaceutical Care. Am. J. Hosp. Pharm. 47: Hlm. 533-543. Hertiyana R, Rohani, Andrini F. 2013. Karakteristik Pasien Tuberkulosis Paru Kaus Baru Dengan BTA Positif di RSUD Arifin Achmad Periode Januari 2009 sampai Desember 2012. Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Pekanbaru. Ikasari A. 2007. Evaluasi Terapi Obat Tuberkulosis ParuPasienDewasa.Di Instalasi Rawat Jalan RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Skripsi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Imelda A. 2015. Evaluasi Ketepatan Regimen dan Dosis Obat TB Pada Pasien Dinas TB paru Rawat Jalan RS. TK. II. Moh. Ridwan Meuraska. Skripsi: Fakultas Farmasi dan Sains. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Jakarta. Hlm. 41. Ismail A, Gemy NH, Megawati B. 2016.Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis (OAT) Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar. Skripsi: JurusanFarmasi, UniversitasAlauddin Makassar. KemenKes RI. 2011. Pedoman PelaksaanaanHari TB Sedunia 2011. Ditjen Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan Jakarta. Kemenkes RI. 2014. PedomanNasionalPengendalianTuberkulosis. Jakarta: DirektoratJendraldanPengendalianPenyakitdanPenyehatanLingkungan. Kemenkes RI. 2016. Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jendral dan Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan. Kemenkes RI.2016. ProfilKesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal. Kemenkes RI. 2016. Infodatin. Majalah kesehatan: Temukan Obat Sampai Sembuh Tuberkulosis. Jakarta: Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI. www.depkes.go.id/download.php?file=download/.../infodatin/InfoDatin-2016-TB.pdf. Hlm. 02-07.Diaksespadatanggal 16 Juli 2017. Kishore PV, Palaian, Paudel R, Mishra P, Shanker,Prabhu. 2007. Drug Induced Hepatitis With antitubercularChemotherapy:Challengs and difficulties In Treatment: Kathmandu UneversityMedical Journal, Vol55. No 2, Issue 18,Hlm. 256-260. KusumaNurul. 2008. Evaluasi Rasionalitas PenggunaanObat Anti TuberkulosisPada Pasien AnakTuberkulosis Paru Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah BanyudonoKabupaten Boyolali.Skripsi:FakultasFarmasiUniversitasMuhammadiyah Surakarta. Lestari, Setyarini H, Ning R. 2003. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) di Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta.I-lib.UGM.Yogyakarta. Martha AF. 2016. EvaluasiDrug Related Problems (DRPs) PadaPasienDenganDiagnosaJantungKoroner Di Salah SatuRumahSakit Jakarta Utara. Skripsi: FakultasKedokterandanIlmuKesehatan. Program studiFarmasi.UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Naomi DA, Pad D, Muhammad RR, Nina M. 2016. PenatalaksanaanTuberkulosisParuKasusKambuhPadaWanitaUsia 32 Tahun di Wilayah Rajabasa. Skripsi: FakultasKedokteran,Universitas Lampung. Vol 6.Hlm. 21. NguyenL.2000.An Overview of The Evaluation of Clinical Pharmacy Services, Pharmacy Intern University of New Mexico, College of Pharmacy, (online;http://www.nm-pharmacy.com/student-articles4.htmldiaksestanggal 7 Mei 2017). Noor J. 2012. MetodologiPenelitian. KencanaPrenada Media Grup.Jakarta. Hlm 156 PanjaitanF. 2012.Karakteristik penderita tuberkulosis paru dewasa rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Soedarso Pontianak periode September – November2010. Diaksesmelaluijurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/view/1758 padatanggal 10 Januari2018. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2011. Tuberkulosis: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Indah Off set Citra Grafi ka. Pratiwi NL, Betty R, Rachmat H, Noor EW. 2012. Kemandirian Masyarakat Dalam Perilaku Pencegahan Penularan Penyakit Tb Paru. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan–DepartemenPendidikanFakultasKesehatanMasyarakat UNAIR,Vol. 15 No. 2 April 2012: Hlm.162–169. Prihatni D, Ida P, Idaningroem S,Coriejati R. 2005. Efek Hepatotoksik Anti Tuberkulosis Terhadap Kadar Aspartate Aminotransferase dan Alanine Aminotransferase Serum Penderita Tuberkulosis Paru. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 1, Nov 2005: 1-5. Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/RS. Hasan Sadikin Bandung. Bandung. Priyandini Y, Awanda AF, Fajar AN, Nurul R, Yunita N, Muharrinah, Catur DS, Wahyu U, Umi A. 2014.Profil Problem Terapi Obat Pada Pasien Tuberkulosis Di Beberapa Puskesmas Surabaya.FarmasiKomunitas. UniversitasAirlangga, Surabaya. Indonesia. Hlm. 34. Priyanto. 2009.Diabetes Melitus Pada Lanjut Usia, Kepaniteraan Gerantologi Medik, Fakultas Kedokteran Universitas Trumanagara, Jakarta. Retnoningrum DS, Roga S, Kembaren.2004. Mekanisme Tingkat MolekulResistensiTerhadapBeberapaObatPadamycobacterium tuberculosis.Acta Pharmaceutica IndonesiaVol. XXIX, No. 3, 2004. ITB.Hlm. 2-3. Riskesdas. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI 2013. Riza LL, Dyah MS. 2017. Hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang. Skripsi: Fakultas Ilmu Keolahragaan Univeritas Negeri Semarang. Hlm. 90-92. SabriR, Vitria E. 2009. Penggunaan Modul Pada Pelatihan Dan Penyuluhan Pengawas Minum Obat (Pmo) Untuk Mencegah Drop Out Pengobatan Tbc Di Wilayah Kerja PuskesmasPadang Pasir, Padang. Skripsi: Fakultas kedokteran Universitas Andalas. Hlm. 4. Saraswati LD. 2014. Prevalens Diabetes Mellitus Dan Tuberkulosis Paru. Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNDIP, Semarang. Hlm. 208-209. Sianturi, R. 2013. AnalisisFaktor Yang BerhubunganDenganKekambuhan TB Paru.Skripsi: UniversitasNegeri Semarang. SoetedjoFA. 2005. Perbandingan kepekaan pemeriksaan kuman BTA dari dahak spontan dengan dahak induks salin 0,9% pada akhir terapi fase intensif DOTS. Bag/SMF Ilmu Penyakit Paru FK Unair , Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Suharmiati, Herti M, 2011. Analisis Hubungan Penggunaan Obat FDC/Kombipak pada Penderita yang Didiagnosis TB paru Berdasarkan Karakteristik.Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No.2. Surabaya.Hlm. 167,169–173. Sukandar EY, Sri H, Hasna. 2012. Evaluasi Penggunaan Obat Tuberkulosis pada Pasien Rawat Inap di Ruang Perawatan Kelas III di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung, farmasiklinik.FakultasFarmasi ITB. ActaPharmaceutica Indonesia, Vol XXXVII, No 4, Hlm. 175. Surentu I, Kaunang WPJ,Joseph WB.2017. Hubungan Antara Umur, Kepadatan Hunian Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tubekulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah. KesehatanMasyarakat.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Manado Syahrini H. 2008. Tuberculosis paruresistensiganda. Sumatra Utara: DepartemenIlmupenyakitDalam R.S.U.P Aadam Malik Medan. http://respository.usu.ac.id/bitsream/123456789/3375//08E00731.pdf. Diakses pada tanggal 12 juli 2017. TjayTH,Raharja K. 2015.Obat-Obat Penting, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, PT Elek Mediakomputido, Jakarta.Hlm.154-155-156. Tricahyono G. 2014. Evaluasi Ketepatan Terapi Terhadap Keberhasilan Terapi Pada Pasien Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Bulan Januarijuni Tahun 2013. Skripsi: Fakultasfarmasi, Universitasmuhammadiyah Surakarta. TripathiKD. 2003. Antimicrobial drugs: general consideration. Essential of medical pharmacology. Fifth edition. Jaypee brothers medical publishers. WatkinsRE,PlantAJ. 2006. Doessmoking explain sex differences in the global tuberculosis epidemic? Epidemiol. Infect 2006. Hlm: 134:333-39.Diaksesmelaluiwww.jstor.org/stable/3865638 pada tanggal 08 Januari 2018. Wahyuni M, Zainuddin A,Rina Y, Widi R,Alwinsyah A. 2016. Pengaruh Merokok Terhadap Konversi Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru Kategori I. Skripsi:Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Evaluasi Penggunaan Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, pencegahan&Pemberan tasannya (edisi ke- 2), 15-19, Erlangga. Surabaya. Hlm. 15-16. Wijaya I. 2015.Tuberkulosis Paru pada Penderita Diabetes Melitus.Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, RS Siloam Karawaci, Tangerang, Indonesia World Health Organization.2008.Guidelines for the programmatic management OfDrugresistent tuberculosis. Geneva : WHO Press. World Health Organization. 2014. Companion Handbook to The WHO: Guidelines for the Programmatic Management of Drug Resistant Tuberculosis. Swiss: WHO Publication. World Health Organization. 2015.Health Topics : Tuberculosis Wulandari DR, Sugiri YJ. 2013. Diabetes melitus dan permasalahannya pada infeksi tuberkulosis. J Respir Indon.Hlm. 33(2):126-34. ZulaikhahST, Turijan. 2010. Pemantauan Efektivitas Obat Anti Tuberkulosis Berdasarakan Pemeriksaan Sputum Pada Penderita Tuberkulosis Paru, Vol 3, No 1. Kesehatan,Fakultas Kedokteran, Departemen IKM, UNISSULA. Semarang citation: Rostuti, Rostuti dan Faridlatul Hasanah, Faridlatul dan Nurhasnah, Nurhasnah (2022) Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (Oat) Pada Pasien Tuberculosis (Tb) Paru Di Rumah Sakit (Rsup) Persahabatan Jakarta. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Dr Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/13904/1/FFS_FARMASI_S03-190109_ROSTUTI.pdf