eprintid: 13805 rev_number: 8 eprint_status: archive userid: 2319 dir: disk0/00/01/38/05 datestamp: 2022-10-09 07:10:42 lastmod: 2022-10-09 07:10:42 status_changed: 2022-10-09 07:10:42 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Irawati, Pipit creators_name: Priyo Wahyudi, Priyo creators_name: Arleea, Arleea creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 title: Gambaran Resistensi Klebsiella Pneumoniae Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Bawah Terhadap Antibiotik Pilihan Terapi Di Rsud Koja Jakarta Periode Tahun 2017 ispublished: pub subjects: RS divisions: 48201 abstract: Infeksi saluran pernafasan bawah merupakan suatu penyakit yang menyerang bronkus, bronkiolus dan paru, dapat disebabkan oleh bakteri Gram negatif salah satunya yaitu Klebsiella pneumoniae. Antibiotik merupakan obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri menjadi resisten ketika tidak sepenuhnya dihambat oleh antibiotik, sehingga tidak dapat diberikan antibiotik yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resistensi Klebsiella pneumoniae penyebab infeksi saluran pernafasan bawah terhadap antibiotik pilihan terapi di RSUD Koja Jakarta periode tahun 2017 yang menggunakan desain deskriptif dengan metode retrospektif terhadap data Rekam Medik pasien rawat inap dan hasil uji sensitivitas Vitek 2 Compact. Data yang ditampilkan berupa nama pasien, jenis kelamin, usia pasien, nama antibiotik, dan hasil sensitivitas antibiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 118 kasus infeksi saluran pernapasan bawah akibat Klebsiella pneumoniae, masih sensitif terhadap amikasin, gentamisin, dan meropenem serta telah resisten terhadap amoksisilin, ampisilin, dan sefazolin. Kata kunci: Infeksi saluran pernafasan bawah, Klebsiella pneumonia, Resistensi antibiotik, Vitek 2 Compact date: 2022-04-06 date_type: completed full_text_status: restricted institution: Universitas Muhammadiyah Dr Hamka department: Fakultas Farmasi Dan Sains thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Amelinda I, Djamal A, Usman E. 2014. Pola Sensitivitas Bakteri penyebab Infeksi Saluran Nafas Bawah Non Tuberkulosis terhadap Kotrimoksazol di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr M Djamil Padang Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 3 (3). 389-398. Anonim. 2012. New Features Guide for Vitek 2 Systems. Biomerieux North Carolina USA. Atef D, Rania A. 2014. The Role of Vitek-2 Automated System in Identification and Susceptibility Testing of Gram Negative Rods in a intensif Care Unit Patients in Egypt. Medical Journal of Cairo University. 82 (1). 357-362. Brooks GF, Butel JS, Murse SA. 2014. Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 25. Terjemahan : Adiyaputri A, Salim C, Sandra F, Iskandar M, Nalurita, Ayuningtyas P, Soeharsono R, Rifky, Debby S. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 163-169. Chambers HF. 2015. Senyawa Antimikroba. Dalam: Hardman JG, Limbird LE, Gilman AG (Eds.). Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi. Volume 3. Terjemahan: Aisya C, Elviana E, Syarief WR, Chamnata A, Manurung J. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 1117. Clinical Laboratory Standards Institute. 2017. Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing. Twenty seventh Informational Supplement. Wayne, PA. Hlm. 18-19. Dahlan Z. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Departemen kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Daymasti YW. 2015. Uji Resistensi Klebsiella pneumonia dari Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Bawah di RSPAD Gatot Subroto DITKESAD Jakarta terhadap Antibiotik Meropenem, Sefotaksim, Gentamisin dan Levofloksasin. Skripsi. Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. 35. Jakarta. Hadi U. 2015. Resistensi Antibiotik. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata, Setiati S (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hlm. 705. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Hlm. 5-11. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Permenkes Nomor 2046/MENKES/PER/XII/Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Menterian Kesehatan RI. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hlm. 102, 124, 125. Kumala S, Pasanema DAM, Mardiasuti. 2010. Pola Resistensi Antibiotika Terhadap Isolat Bakteri Sputum Penderita Tersangka Infeksi Saluran Nafas Bawah. Jurnal Farmasi Indonesia. 5 (1). 24-32. Kumar V, Abbas AK, Fauston N. 2009. Robbins and Cotran Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7. Terjemahan : Rachman LY, Dany F, Rendy L. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 768. Kuswandi M. 2011. Strategi Mengatasi Bakteri yang Resisten terhadap Antibiotika. 10-12. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Lampiris HW, Maddix DS. 2010. Penggunaan Klinis Antimikroba. Dalam : Katzung BG. Farmakologi dan Terapi. Edisi 10. Terjemahan: Nirmala WK, Yesdelita N, Susanto D, Dany F. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 857. Ligozzi M, Bernini C, Bonora MG, Fatima M, Zuliani J, Fountana R. 2002. Evaluation of The VITEK 2 System for Identification and Antimicrobial Susceptibility Testing of Medically Relevant Gram-Positive Cocci. Journal Of Clinical Microbiology. 40 (5). 1681 – 1686. Misnadiarly. 2012. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer. Jakarta. Hlm. 60. Nasar IM, Himawan S, Marwoto W. 2010. Buku Ajar : Patologi II. Edisi ke-1. Sagung Seto. Jakarta. Hlm. 522-523. Patty RF, Fatimawali, Wewengkang DS. 2016. Identifikasi dan Uji Sensitifitas Bakteri yang Diisolasi dari Sputum Penderita Pneumonia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau-Manado terhadap Antibiotik Ampisillin, Cefixime, dan Siprofloksasin. Jurnal Ilmiah Farmasi. 5 (1). 126-134. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2406. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta. Hlm. 31-41. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti di Indonesia. Jakarta. Petri WA, Jr. 2015. Senyawa Antimikroba. Dalam: Hardman JG, Limbird LE, Gilman AG (Eds.). Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi. Volume 3. Terjemahan: Aisya C, Elviana E, Syarief WR, Chamnata A, Manurung J. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 213, 225. Prasetya PW. 2017. Deteksi Gen Temoneira (TEM) pada Golongan Enterobacteriaceae Penghasil Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Sampel Feses Anak Sekolah Dasar di Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Sulawesi Selatan. Makassar. Price SA, Wilson LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi VI. Terjemahan : Brahm U. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1. Hlm. 105. Priyanto. 2010. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Leskonfi. Depok. Hlm. 41. Purwono A. 2012. Kejadian Infeksi Enterobacteriaceae Penghasil Extended Spectrum Beta-lactamase dan Hubungan dengan Penggunaan Antibiotika pada Pasien ICU Pusat Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Qodariyah SM. 2016. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Terapi Community Acquired Penumonia (CAP) di RSUD Tarakan Jakarta Periode 2014. Skripsi. Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA. Jakarta. Radji M. 2016. Mekanisme Aksi Molekuler antibiotik dan Kemoterapi. Dalam : Nirwanto Redho M, Nurul Hafshah A (Eds.). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 28-46, 54-73, 100-104. Refdanita, Maksum R, Nurgani A, Endang P. 2001. Pola Kepekaan Kuman terhadap Antibiotika di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarata Tahun 2001 – 2002. Makara Kesehatan. 8 (2). 41-48. Rosita NN. 2013. Kajian Kualitas Penggunaan Antibiotik Meropenem Sebelum dan Sesudah Pemberian Informasi Obat di Bangsal Rawat Inap RSUD Kabupaten Jombang. Tesis. Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hlm. 2-3. Soedarsono. 2010. Pneumonia. Dalam : Wibisono MJ, Winariani, Hariadi S (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010. Departemen Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya. Hlm. 150, 156. Subekti R. 2009. Pola Kepekaan Bakteri Gram Negatif Pada Infeksi Saluran Napas Bawah terhadap Seftriakson di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2001-2005. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Susilo J, Sartono TR, Sumarno. 2004. Deteksi Bakteri Klebsiella pneumoniae pada Sputum dengan Metode Imunositokimia Menggunakan Anti Outer Membran Protein Berat Molekul 40 KDA Klebsiella pneumoniae sebagai Antibodi. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 20 (1). 12. Syarifah NA. 2016. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Terapi Hospital-Aqcuired (HAP) di RSUD Budhi Asih Jakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA. Jakarta. Tarina NTI, Kusuma SAF. 2017. Deteksi Bakteri Klebsiella pneumonia. Farmaka, Suplemen. 2 (15). 119-120. Tjay TH, Rahardja K. 2007. Obat-Obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya Edisi Keenam. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Kompas Gramedia. Jakarta. Hlm. 65-66. Utami ER. 2012. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. El-Hayah. 1 (4). Malang. Hlm. 193-194. Vandepitte J, Verhaegen J, Engbaek K, Rohner P, Piot P, Heuck CC. 2010. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis (Basic Laboratory Procedures in Clinical Bacteriologi). Edisi 2. Terjemahan: Susanto D. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 105-106 citation: Irawati, Pipit dan Priyo Wahyudi, Priyo dan Arleea, Arleea (2022) Gambaran Resistensi Klebsiella Pneumoniae Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Bawah Terhadap Antibiotik Pilihan Terapi Di Rsud Koja Jakarta Periode Tahun 2017. Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Dr Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/13805/1/FFS_FARMASI_S03-190025_PIPIT%20IRAWATI.pdf