eprintid: 13545 rev_number: 9 eprint_status: archive userid: 2319 dir: disk0/00/01/35/45 datestamp: 2022-10-09 07:01:22 lastmod: 2022-10-09 07:01:22 status_changed: 2022-10-09 07:01:22 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Dakha Mahesha, Gotya creators_name: Priyo Wahyudi, Priyo creators_name: Almawati Situmorang, Almawati creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 creators_orcid: 0000-0002-9233-1557 title: Optimasi Waktu Produksi Xilosa Dari Limbah Kulit Melon Oleh Kapang Xilanolitik Trichoderma Harzianum ispublished: pub subjects: RS divisions: 48201 abstract: Kulit melon merupakan limbah yang mengandung xilan yang dapat digunakan sebagai substrat bagi enzim xilanase untuk menghidrolisis xilan menjadi xilooligosakarida dan xilosa. Xilosa merupakan gula yang diisolasi dari bahan berlignoselulosa dengan proses hidrolisa asam atau enzim. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu inkubasi optimal yang diperlukan untuk produksi xilosa dari limbah kulit melon oleh kapang Trichoderma harzianum. Penelitian dilakukan dengan memfermentasikan limbah kulit melon sebagai substrat bagi Trichoderma harzianum untuk memproduksi xilosa dengan variasi lama inkubasi 1,2,3,4,dan 5 hari pada sustu sistem fermentasi cair yang di agitasi dengan kecepatan 150 rpm. Proses pemanenan produksi xilosa dilakukan dengan sentrifugasi terhadap hasil fermentasi pada kecepatan 4000 rpm selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa waktu inkubasi optimal untuk memproduksi xilosa dari limbah kulit melon oleh kapang Trichoderma harzianum selama 4 hari dengn kadar sebesar 78,836 mg/L. Kata Kunci : Xilosa, Kapang Trichoderma harzianum, Waktu Inkubasi, Kit Glukosa. date: 2022-03-07 date_type: completed full_text_status: restricted institution: Univerisitas Muhammadiyah Dr Hamka department: Fakultas Farmasi Dan Sains thesis_type: bachelor thesis_name: bphil referencetext: Annamalai N, Thavasi R., Jayalakshmi S, Balasubramanian T. 2009. Thermostable and Alkaline Tolerant Xylanase Production by Bacillus subtilis Isolated from Marine Environment. Indian Journal of Biotechnology. 8: 291–297. Astuti. 2007. Budi Daya Melon. Agro Media Pustaka, Jakarta. Hlm 5-9. Baskoro TRM. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University Press, Yogyakarta: 688 hlm. Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga, Jakarta: xvi + 256 hlm. Cho, Goo S, Suh JH, Choi YJ. 1996. Overproduction Purification, and Characterization of Bacillus stearothermophilus Endo-xylanase A (xynA). Journal of Microbiology and Biotechnology. 6(2): 79-85. Darliah Y. 2008. Produksi Xilosa dari Tongkol Jagung dengan Hidrolisis Asam Klorida. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor. Hlm 40. Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: xii+306 hlm. Gandjar I, Samson RA, Vermeulen K, Oetari A, Santoso I. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: xiv+198 hlm. Gandjar I, Rohman A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta: xii+488 hlm. Gusnawaty HS, Taufik M, Triana L, Asniah. 2014. Karakterisasi Morfologis Trichoderma spp. Indigenus Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroteknos. 4(2): 87-93. Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: xi+163 hlm. Haltrich D, Nidetzky B, Klaus D.K, Steiner W, Zupancic S. 1996. Production of Fungal Xylanases. Bioresource Technology. 58(2): 137-161. Hastari AA, Mahdi C, Sutrisno. 2014. Penentuan Waktu Fermentasi Optimum Produksi Xilanase Dari Trichoderma viride menggunakan Substrat Kulit Pisang dan Kulit Melon Melalui Fermentasi Semi Padat. Kimia Student Journal. 1(1): 119-125. Irawadi TT. 1991. Produksi Enzim Ekstraseluller (Selulase dan Xilanase) dari Neuspora crassa Pada Substrat Limbah Padat Kelapa Sawit. Desertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Judoamidjojo M, Darwis AA, Sa’id EG. 1992. Teknologi Fermentasi. Rajawali Press, Jakarta:viii+334 hlm. Kartika E, Lizawati, Hamzah. 2012. Isolasi, Identifikasi, dan Pemurnian Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) dari Tanah Bekas Tambang Batu Bara. Program studi Agroekoteknologi. 1(4): 7-9. Klein D, Eveleigh DE. 1998. Ecology of Trichoderma. Dalam: Harman G.E, Kubicek CP (eds.). Trichoderma and Gliocladium Vol. 1. Basic Biology, Taksonomy & Genetics. London. Hlm.57-69. Kumala S, Fitri NA. 2008. Penapisan Kapang Endofit Ranting Kayu Meranti mMerah (Shorea balangeran Korth.) sebagai Penghasil Enzim Xilanase. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 1(6): 1-6. Kulkarni N, Shendye A, Rao M. 1999. Molecular and Biotechnological Aspects of Xylanase. FEMS Microbiology Reviews. 23: 411-456. Landecker and Moore. 1996. Fundamental Of The Fungi. Prentice Hall, New Jersey: xvi+476 hlm. Mandels M, Reese ET. 1956. Induction of Cellulase in Trichoderma Viride as Influenced by Carbon Sources and Metals. Journal of Bacteriology. 73: 269-277. Melliawati R, Nuryati, Luluk M. 2015. Pengolahan Limbah Kulit Buah-buahan menjadi Selulosa oleh Bakteri Acetobacter sp. RMG-2. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(2): 300-305. Miller GL. 1959. Use Of Dinitrosalicylic Acid Reagent For Determination Of Reducing Sugar. Analytical Chemistry. 31: 426-428. Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1992. Enzim dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor:xii+125 hlm. Naomi A. 2006. Produksi Xilooligosakarida Dari Xilan Tongkol Jagung Dengan Menggunakan Xilanase Streptomyces sp. Asal Indonesia. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor. Nakamura S, Wakabayashi K, Nakai R, Aono R, Haorikoshi K. 1993. Purification and Same of an Alkaline Xylanase from Alkaliophilic Bacillus sp. Strain 41M1. Applied Microbiology and Biotechnology. 59(7): 2311-2316. Pelczar MJ, Chan ECS. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi II. Diterjemahkan oleh: Hadioetomo RS. UI Press, Jakarta: vii+318 hlm. Perez J, Munoz-Dorado J, de la rubia T, Martinez J. 2002. Biodegradation and Biological Treatments of Cellulose, Hemicellulose and Lignin: An overview. International. Microbiology. 5: 53-56 Polaina J, Maccabe AP. 2007. Industrial Enzymes: Structure, Function, and Applications. Springer, Spain:xvi+641 hlm. Prakash M, Karmagam N. 2014. Production and Optimization of Xylanase Enzyme Activities by Fungal Species in Solid State Fermentation. International Journal of Current Research in Biosciences and Plant Biology. 1(1): 1-8. Pratiwi ST. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga, Jakarta: xii+256 hlm. Radji M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi. EGC, Jakarta: xiii+321 hlm. Rachman A. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Pusat Antar Universitas- IPB, Bogor: viii+146 hlm. Rachman AK, Sudarto Y. 1991. Nipah Sumber Pemanis Baru. Kanisius, Yogyakarta: 44 hlm. Rahman A. 1992. Teknologi Fermentasi. Arcan, Jakarta: viii+188 hlm. Retno A. 2007. Penggunaan High Peformance Liquid Chromatography. LAPAN. 10(4): 102-103. Rezende MI, Barbosa ADM, Vasconcelos AFD, Endo AS. 2002. Xylanase Production by Trichoderma harzianum rifai by Solid State Fermentation on Sugarcane Bagasse. Brazilian Journal of Microbiology. 33: 67-72. Riadi L. 2007. Teknologi Fermentasi. Jilid 1. Graha Ilmu, Yogyakarta: xvi+152 hlm. Richana N, Lestari P, Thontowi A, Rosmimik. 2000. Seleksi Isolat Bakteri Lokal Penghasil Xilanase. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. 5(2): 54-56. Richana N. 2002. Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam Pengembangan Bioindustri di Indonesia. Buletin AgroBio. 5(1): 29-36. Richana N, Irawadi TT, Nur MA, Sailah I, Syamsu K, Arkenan Y. 2007. Ekstraksi Xilan dari Tongkol Jagung. Jurnal Pascapanen. 4(1): 38-43. Sadikin M. 2002. Biokimia Enzim. Widya Medika, Jakarta: viii+379 hlm. Samson RA, Hoekstra ESVR. 1988. Introduction to Food-Borne Fungi. CBS, Baarn: xii+299 hlm. Schlegel HG. Schmidt K. 1994. Mikrobiologi Umum. Edisi 6. Terjemahan: Baskoro RMT. UGM Press. Yogyakarta: xvi+688 hlm. Setiadi, Parimin S.P. 2001. Bertanam Melon. Penebar Swadaya, Jakarta: 40 hlm. Stanbury PF, Whitaker A, Hall SJ. 1995. Principles of Fermentation Technology Second Edition. Butterwort-Heinemann, London:xvi+357 hlm. Stephanie, Purwadaria T. 2013. Fermentasi Substrat Padat Kulit Singkong Sebagai Bahan Pakan Ternak Unggas. Wartazoa. 23(1): 15-22. Subramaniyan S, Prema P. 2002. Biotechnology of Microbial Xylanases: Enzymology, Molecular of Biology and Application. Critical Reviews in Biotechnology. 22(1): 33-46. Sunna A, Antranikian G. 1997. Xylanolytic Enzyme from Fungi and Bacteria. Critical Reviews in Biotechnology. 17(1): 39-67. Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Unesa Press, Surabaya. Hlm.2-43. Susilowati PE, Raharjo S, Kurniawati D, Rahim R, Sumarlin, Ardiansyah. 2012. Produksi Xilanase dari Isolat Sumber Air Panas Sonai, Sulawesi Tenggara, menggunakan Limbah Pertanian. Jurnal Natur Indonesia. 14(3): 199-204. Trismilah, Waltam D. R. 2009. Produksi xilanase mengunakan media limbah pertanian dan perkebunan. Jurnal Teknik Lingkungan. 10(2): 137-144. Volk WA, Wheeler MF. 1995. Mikrobiologi Dasar. Terjemahan: Adisoemarto S. Erlangga, Jakarta: ix+376 hlm. Wahyudi P, Suwahyono U, Mulyati S. 2000. Pertumbuhan Trichoderma harzianum pada Medium yang Mengandung Xilan. Badan Pengkajian dan Penerapan Biologi. Jakarta. Hlm. 1. Watson DG. 2009. Analisa Farmasi: Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi Edisi 2. Terjemahan: Syarif WR. ECG. Jakarta. Hlm. 105-124. Whikoto, Boma. 2007. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius, Yogyakarta: vii+72 hlm. Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: xii+253 hlm Windari HAS, Sutrisno, Roosdiana A. 2014. Penentuan Waktu Fermentasi Optimum Produksi Xilanase dari Trichoderma viride Menggunakan Substrat Kulit Kedelai dan Kulit Kacang Hijau Melalui Fermentasi Semi Padat. Kimia Student Journal. 1(1) : 85-91. citation: Dakha Mahesha, Gotya dan Priyo Wahyudi, Priyo dan Almawati Situmorang, Almawati (2022) Optimasi Waktu Produksi Xilosa Dari Limbah Kulit Melon Oleh Kapang Xilanolitik Trichoderma Harzianum. Bachelor thesis, Univerisitas Muhammadiyah Dr Hamka. document_url: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/13545/1/FFS_FARMASI_S03-170314_GOTYA%20MAHESHA%20DAKHA.pdf