Muhammadiyah Dalam SOROTAN Media

Romadlan, Said (2014) Muhammadiyah Dalam SOROTAN Media. UHAMKA Press, Jakarta.

[thumbnail of Muhammadiyah dalam Sorotan Media.pdf]
Preview
Text
Muhammadiyah dalam Sorotan Media.pdf

Download (673kB) | Preview

Abstract

Fokus utama buku ini adalah mengenai representasi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam di
surat kabar selama muktamar ke-46 di Yogyakarta tahun 2010 lalu. Dengan representasi akan
diketahui bagaimana Muhammadiyah sebagai organisasi Islam ditampilan di surat kabar. Apakah
Muhammadiyah sudah ditampilkan dan digambarkan sebagaimana mestinya sesuai dengan
identitasnya? Ataukah justru praktik-praktik misrepresentasi yang ditonjolkan oleh surat kabar?
Ada lima surat kabar nasional yang saya anggap representatif yang digunakan untuk mengetahui
reperesentasi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam. Yaitu Kompas, Koran Tempo, Media
Indonesia, Republika, dan Suara Pembaruan. Kelima surat kabar tersebut kemudian dianalisis
pemberitaannya dengan menggunakan analisis isi (content analysis) untuk mengetahui pola-pola
pemberitaannya mengenai Muhammadiyah, terutama selama muktamar ke-46. Selanjutnya untuk
memahami representasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam di surat kabar digunakan analisis
framing dengan model Gamson dan Modigliani.
Seperti yang akan dijelaskan secara mendetail dalam buku ini, Muhammadiyah sebagai organisasi
Islam direpresentasikan oleh surat kabar dengan berbagai bentuk representasi. Secara garis besar,
representasi Muhammadiyah di surat kabar sebenarnya sudah ditampilkan sebagaimana identitas
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam. Hal yang menarik untuk diketahui dari buku ini adalah
mengenai beberapa wacana dan kritik yang juga ditampilkan oleh surat kabar. Wacana dan kritik
mengenai Muhammadiyah oleh surat kabar ini sepertinya sudah terlupakan bersama dengan
selesainya muktamar dan terpilihnya Din Syamsuddin sebagai ketua umum PP Muhammadiyah.
Padahal wacana dan kritik itu merupakan isu penting yang akan menentukan masa depan 3
Muhammadiyah, terutama pada muktamar Muhammadiyah berikutnya di Makassar, Sulawesi
Selatan tahun 2015. Misalnya kritik mengenai regenerasi Muhammadiyah yang dianggap gagal.
Muhammadiyah dianggap sebagai organisasi kader yang tidak memunyai kader. Atau kritik
mengenai keterwakilan perempuan di pengurus pusat Muhammadiyah. Muhammadiyah dianggap
menjadi organisasi laki-laki yang tentu dalam pengambilan keputusannya lebih beraroma lelaki,
meskipun implikasi kebijakan itu tidak hanya untuk laki-laki. Tentu masih ada beberapa wacana
dan kritik lain yang dapat dibaca dalam buku ini.

Item Type: Book
Subjects: L Education
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial & Politik
Depositing User: Said Romadlan
Date Deposited: 10 Mar 2021 03:13
Last Modified: 10 Mar 2021 03:13
URI: http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/7715

Actions (login required)

View Item View Item